2.
METODE
Metode adalah prosedur
pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Metode berhubungan dengan
pemilihan bahan, urutan bahan, penyajian bahan sertav pengulangan bahan.
Metode
pengajaran bahasa yang di kemukakan oleh Mackey (1965:151-155), yakni:
1.
Metode Langsung (direct menthod)
Menurut Mackey (1965:151-152) ciri utama
metode ini ialah menggunakan struktur dan kosa kata yang biasa di gunakan
sehari-hari, tata bahasa yang diajarkan dengan memperhatikan situasi, menggunakan banyak butir baru dalam pengajaran yang sama
untuk membuat alamiah bunyi bahasa yang pada gilirannya memperkaya penggunaannya dalam
percakapan biasa.
Kelebihannya:
1) Pelajar terampil menyimak dan berbicara. 2)Pelajar
menguasai pelafalan dengan baik seperti atau mendekati penutur asli.3) Pelajar
mengetahui banyak kosa kata dan pemakaiannya dalam kalimat.
Kelemahannya:
1)Pelajar lemah dalam kemampuan membaca pemahaman karena materi dan latihan
ditekankan pada bahasa lisan. 2)Memerlukan guru yang ideal dari segi ketrampilan berbahasa dan
kelincahan dalam penyajian pelajaran. 3)Tidak bisa dilaksanakan dalam kelas
besar.
2. Metode Alamiah (natural menthod)
Menurut
Mackey (1965:152) metode ini berciri :
a) Pengajaran
langsung kepada benda atau digunakan gambar.
b)Kata-kata
baru diajarkan berdasarkan pengetahuan siswa mengenai kata lama.
c)
Kesalahan berbahasa segera diberi diberitahukan.
d) Tidak
ada terjemahan.
Keunggulan
metode ini adalah si terdidik belajar seperti bahasa ibunya, si terdidik dapat
langsung menghayati benda, sifat atau proses karena langsung diperhatikan atau
gambar.
3. Metode Psikologi (psichologicial menthod)
Menurut
Mackey (1965 :
152) ciri utama metode ini adalah :
a)Benda,
diagram, gambar digunakan untuk
menimbulkan imaji mental terhadap
kata yang diajarkan.
b) Kosa
kata disusun kedalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis kalimat idiomatic
yang berkaitan dengan bahan yang sedang diajarkan.
c) Tiap
kelompok merupakan satu pokok bahasan.
d)
Pelajaran dibagi atas bab dan subbab.
e)
Pelajaran bersifat oral pada mulanya, lalu ,menngunakan buku.
f) Bahasa
sehari-hari dihindari meskipun tidak dilarang.
Keunggulan metode ini, adalah si terdidik langsung menghubungkannya dengan aktivitas mental sehingga bahan yang diajarkan sukar
dilupakan, dan siswa terhindar dari pengaruh
bahasa ibu.
4. Metode Fonetik (phonetic menthod)
Metode ini
dikenal juga dengan metode oral. Metode memulai dengan telinga, lalu ke ucapan
yang berturut-turut dari bunyi
bahasa (fonem), kata, frase, dan kalimat. Langkah berikutnya, yakni menghubungkannya
dengan percakapan dan cerita.
Keunggulan
metode ini adalah si terdidik terbiasa melafalkan bahasa yang dipelajari secara
tepat.
5. Metode Membaca (reading method)
Tujuan utamanya
yakni si terdidik memiliki ketrampilan pengetahuan membaca. Teks di bagi atas
jenis tertentu yang didahului oleh daftar kata yang akan diajarkan melalui
wacana, terjemahan atau dengan menggambarkannya. Setelah tahap kosa kata
tertentu dicapai, bahan tambahan berupa cerita atau novel mulai diperkenalkan
dengan maksud agar si terdidik menguasai kosa kata.
Segi
kekuatan dan kelemahan
Kekuatan :
a)Pelajar
terlatih memahami bacaan dengan analisis, tidak melalui penerjemahan.
b)Pelajar
mengusai kosa katadengan baik.
c)Pelajar
memahami penggunaaan tatabahasa.
Kelemahan:
a)Pelajar
lemah dalam ketrampilan dalam membaca nyaring.
b)Pelajar
tidak terampil dalam menyimak dan berbicara.
c)Pelajar
kurang terampil dalam mengarang bebas.
6. Metode Tata Bahasa (grammar lenguage method)
Pada
metode ini, kaidah yang menjadi pusat perhatian. Kaidah tata bahasa dipelajari
melalui kata-kata. Pengetahuan kaidah lebih daripada pemakaian bahasa. Dalam
metode ini tidak ada latihan lafal. Keunggulan metode ini, yakni dengan
pengetahuan kaidah si terdidik dapat meramalkan bentuk yang muncul.
7. Metode Terjemahan (translation menthod)
Newmark
(1985:5) mengatakan bahwa terjemahan adalah proses memadankan konsep kata,
frase,dan kalimat yang terdapat pada teks bahasa yang lain.
Menurut
Mackey (1965:153) metode ini dapat digunakan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran
dan sebaliknya. Dasar yang digunakan dalam metode terjemahan ini, yakni
penguasaan bahasa yang sedang dipelajari dapat dicapai melalui terjemahan dari
bahasa ibu atau sebaliknya. Selain itu, metode ini didasarkan pada persefsi
bahasa melalui pemusatan perhatian pada kata, yakni bahwa bahasa asing sama
dengan bahasa ibu, yang berbeda yang berbeda adalah kata-katanya.
Keunggulan metode ini adalah praktis, tidak banyak
mengeluarkan biaya dan tenaga, dan pengetahuan tentang kosa kata segera
dicapai. Si terdidik langsung bisa membedakannya dengan bahasa ibunya.
8. Metode Tata Bahasa - Terjemah (grammar translation method)
Metode ini
adalah kombinasi antara tata bahasa dan terjemahan. Metode ini biasa disebut metode tradisional (lihat Els,dkk,1977,;45). Metode
ini menekankan pengajaran tata bahasa sasara, dan teknik praktek utamanya
adalah terjemahan dari/dan dalam bahasa sasaran (lihat Hamied, 1987:114).
Menurut Mackey
(1965:153, ciri-ciri metode ini:
a)
Tatabahasa yang diajarkan adalah tata bahasa formal.
b) Kosa
kata yang digunakantergantung pada teks atau bacaan yang telah dipilih
c)
Pelajaran dimulai dengan kaidah-kaidah, lalu kosa kata tanpa konteks, dan kemudian terjemahan
d) Kosa
kata dibagi ke dalam daftar kata untuk diingat
Keunggulan
metode ini adalah siswa mendapat bekal kaidah bahasa yang dipelajari dan
memahami sejumlah kosa kata. Dengan memahami kaidah bahasa yang diikuti oleh
pemahaman terhadap kosa kata, praktek berbahasa dapat lebih mudah dilaksakan.
9. Metode Elektik (Electic Method))
Metode
elektik disebut juga metode campuran, yakni metode campuran dari unsur yang ada
dalam metode langsung dan metode tata bahasa-Terjemahan. Metode ini disebut
juga metode sktif di Francis. Keterampilan bahasa disuguhkan dengan urutan,
berbicara, menulis,
memahami, dan membaca. Aktivitas berbahasa termasuk didalamnya praktek
berbahasa, membaca nyaring, bertanya dan menjawab. Latihan menerjemahkan,
pelajaran tata bahasa secara dedukti, dan alat peraga digunajkan pula metode
ini.
Metode
elektik bisa menjadi metode yang ideal apabila didukung oleh penguasaan guru
secara memadai terhadap berbagai macam metode, sehingga dapat mengambil secara
tepat segi-segi kekuatan dari setiap metode dan menyusaikannya dengan kebutuhan
program pengajaran yang ditanganinya, kemudian menerapkannya secara
proporsional.
10. Metode Unit (the unit Method)
Metode ini
merupakan penerapan system mengajar , menurut Herbart yang terdiri dari lima
langkah yakni: persiapan siswa, penyuguhan bahan, bimbingan melalui induks,
penarikan kesimpulan generalisasi, dan penerapan (lihat Mackey,1965:154;
Djunaidi,1987:38). Langkah ini dapat diterapkan pada semua tingkat.
Keunggulan
metode ini adalah siterdidik menemukan sendiri kaidah-kaidah itu dibawah
bimbingan guru. Unsur
demokrasi diperhatikan pula karena
bahan yang dipelajari dipilih secara suara bulat dikela. Disamping itusi
terdidik mendapat latihan yang banyak yang memungkinkan mereka untuk kreatif. siswa
tidak akan melupakan bahasa ibunya karena bahan mereka dipersiapkan dalam
bahasa ibu mereka.
11. Metode Kontrol bahasa (lenguage control method)
Metode
kontrol bahasa atau metode pembatasan bahasa adalah metode yang mengadakan pembatasan
dan gradasi terhadap kosa kata dan kalimat yang akan diajarkan.
Pembatasan
ini dapat didasarkan pada studi tentang frekuwensi kata atau butir-butir yang
berguna. Makna dapat diajarkan melalui pembatasan aktivitas dan gambar, atau melalui peragaan
bendanya atau visualisasi. Metode ini dapat disamakan dengan metode langsung,
tetapi semua harus dipolakan dan terkontrol/dibatasi.
Keunggullan metode ini, yakni
siswa tidak akan mempelajari kata dan kalimat yang tidak perlu, sebab hanya
kata dan kalimat yang berfrekuwensi tinggi dalam pemakaian sehari-hari yang
akan dipelajari.
12. Metode Memorisasi - Mimikri
Metode ini
bisa juga disebut metode drill informant. Pengajaran dibagi atas demontrasi dan
latihan atau drill. Bahan yang di demontrasikan yakni tata bahasa, lafal dan
kosa kata, baik yang dilaksakan oleh guru sendiri maupun oleh informan.
Keunggulan metode ini, adalah
siswa mengulang pelajaran dan frekuensi latihan yang memadai yang memungkinkan
si terdidik tidak mudah nelupakan pelajaran.
13. Metode Praktik - Teori (practice-theory method)
Metode ini
mendahulukan praktik daripada teori. kalimat yang diajarkan dilaksakan dengan
jalan mengulang-ulang,
menirukan informan atau melalui rekaman. Kalimat- kalimat tadi lalu dianalisis
secara fonetis dan structural kemudian terdidik diminta untuk memperluas atau membuat
kalimat baru berdasarkan pola kalimat yang diajarkan.
Keunggulan
metode ini adalah
si terdidik memulainya
dengan praktek. Teori akan ditemukan berdasarkan praktek. selain itu si terdidik dapat
kesempatan banyak untuk berlatih dan menciptakan kalimat baru sehingga pola kalimat yang telah
diajarkan tidak mudah dilupakan.
14. Metode Kognat (Cognate method)
Dasar
metode ini yakni kognat atau kemiripan antara bahasa yang sedang dipelajari dengan bahasa
ibu. Itu sebabnya si tedidik yang menerapkan metode ini memulainya dengan
mempelajari kemiripan bentuk dan makna kosa kata dalam bahasa yang dipelajari
dengan bahasa ibu.kata-kata itu digunakan dalam bahasa lisan dan latihan
mengarang. Metode ini mirip dengan pendekatan analisis konstruktif.
Keunggulan
metode ini, yakni si terdidik dapat membandingkan secara langsung kosa kata
yang dipelajari dengan bahasa ibunya.
15. Metode dua bahasa (the dual language method)
Metode ini
mirip dengan metode kognat, yakni metode yang mendasarkan pada asumsi perbedaan
dan persamaaan antara bahasa yang sedang dipelajari dengan bahasa ibu. Yang
diajarkan bukan saja kemiripan dan perbedaan kosa kata, tetapi juga fonem, dan
kalimat antara kedua bahasa itu.
Keunggulan
metode ini adalah siswa dapat mengasosiasikan dengan bahasa ibunya sehingga
kata atau pola kalimat yang diajarkan tidak mudah dilupakan.
16. Metode Audiolingual
Metode
Audiolingual sering di sebut pendekatan dengar-ucap (Aural-Oral Approach) atau
metode meniru menghapal (The Mimicry-Memorization Methode) atau metode
informant-Drill. Metode ini
mendasarkan teorinya pada aliran linguistik structural dan psikologi behaviorisme yang terkenal dengan teori stimulus-respon
yang konsepnya
berasal dari seorang
linguis yang bernama Bloomfield dan
seorang psikolog bernama Skinner. Berdasarkan teori itu, teknik pelaksanaan
metode audiolingual yakni
dengan cara memberikan latihan (drill) dan latihan pola (pattem practice). Itu
sebabnya latihan yang intensef dalam keterampilan berbicara dan menyimak dengan
cara bercakap-cakap, menghafal, dan latihan pola menjadi ciri utama metode ini.
17. Metode Berlitz
Metode ini
berasal dari penganjurnya yang bernama Maximilian Berlizt. Metode ini sama
dengan prinsip dasar metode langsung (Mackey,1965;148).
Ciri umum
metode, adalah :
a)Bahan
didasarkan pada frase dan kosa kata yang digunakan dalam percakapan
sehri-sehari
b)Siswa
selalu dibawa pada pikiran yang diungkapkan dalam bahasa yang sedang diajarkan
c)Bahasa
ibu tidak digunakan
d)Kata
benda diajarkan melalui pengamatan bendanya, tiruan atau gambarnya
e)Kata-kata
yang bersifat abstrak dilaksakan dengan jalan demontrasi
Keunggulan
metode ini, yakni si terdidik langsung
menghayalti bahasa yang digunakan dalm kehidupan sehari-hari.
18. Metode realis
Metode
realis (Realis Method) berdasarkan prinsip bahwa
mempelajari bahasa harus sebagaimana tingkah laku berbahasa yang sesungguhnya.
Ciri metode
ini, ialah :
a) Basa
dipandang sebagai reaksi terhadap alam sekitar. Reaksi yang dimunculkan manusia
akan berupa bahasa verba, bahasa nonverbal, bahasa nonverbaaldan bunyi-bunyj
pernyataan yang lain.
b)
Penggunaan bahasa harus sesuai dengan tingkah laku berbahasa yang sesungguhnya.
c)
Penyusunan bahan di lakukan atas kerja sama antara ahli bahasa dengan guru
bahasa. Bahkan disajikan dalam bentuk percakapan.
Keunggulan
metode ini adalah si terdidik langsung menghayati penggunaan bahasa yang sesui
dengan tinggkah laku berbahasa yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari.