3. TEKNIK
Teknik adalah upaya, usaha-usaha, atau cara-cara yang digunaka
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik merupakan cara guru menyampaikan
bahan ajar yang telah disusun berdasarkan metode dan pendekatan yang dipilih guru.
Teknik
pembelajaran yang dapat di terapkan diantaranya:
a.
Teknik
ceramah
Metode
ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus
bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media
serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya.
Kelebihan:
1). Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan
’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan
peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti
demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan
suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2). Ceramah dapat
menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak
dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang
singkat.
3). Ceramah dapat
memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat
mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4). Melalui ceramah,
guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan
tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
Kekurangan:
1). Materi yang dapat
dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai
guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang
diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa
pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
2). Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan
dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
3). Guru yang kurang
memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode
yang membosankan. Sering terjadi, walau pun secara fisik siswa ada di dalam
kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses
pembelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh
karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4). Melalui ceramah,
sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang
dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya,
dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa
seluruhnya sudah paham.
b.
Teknik
Tanya jawab
Metode
tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi
langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang
sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau
siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan
timbal balik secara langsung antara guru.
Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam
metode tanya jawab ini antara lain:
1. Tujuan yang akan
dicapai dari metode tanya jawab.
·
Untuk
mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
·
Untuk
merangsang siswa berfikir.
·
Memberi
kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
2. Jenis pertanyaan.
Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu
diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran:
·
Pertanyaan
ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah
tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada apa, kapan, di mana,
berapa, dan yag sejenisnya.
·
Pertanyaan
pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak
dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata
mengapa, bagaimana.
3. Tehnik mengajukan pertanyaan.
Berhasil tidaknya metode tanya jawab, sangat bergantung kepada
tehnik guru dalam mengajukan pertanyaanya. Metode tanya jawab biasanya
dipergunakan apabila:
·
Bermaksud
mengulang bahan pelajaran.
·
Ingin
membangkitkan siswa relajar.
·
Tidak
terlalu banyak siswa.
·
Sebagai
selingan metode ceramah.
c.
Teknik
diskusi kelompok
Metode
diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang
bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk
menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Kelebihan:
·
Metode
diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan
gagasan dan ide-ide.
·
Dapat
melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
·
Dapat
melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
·
Melatih
siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
·
Menperluas
pandangan siswa
·
Melatih
kepemimpinan siswa yang menjadi moderator.
Kekurangan:
·
Sering
terjadi pembicaraan dalam diskusi didominasi oleh siswa yang memiliki
keterampilan berbicara.
·
Kadang-kadang
pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
·
Memerlukan
waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
·
Dalam
diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung,
sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
·
Dibutuhkan
moderator yang terampil.
d.
Teknik
pemberian tugas
Metode tugas dan resitasi tidak
sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi
merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih
mendalami pelajaran yang diberikan guru. Jenis-jenis tugas sangat banyak
tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun
laporan, dan tugas di laboratorium.
e.
Teknik
ramu pendapat
Merupakan perpaduan dari teknik Tanya jawab dan
teknik diskusi.
Keunggulan teknik ini antara lain:
1)
Mengembangkan
pikiran kreatif
2)
Merangsang
partisipasi siswa
3)
Memancing
timbulnya pendapat baru
4)
Dapat
digunakan dalam kelompok kecil maupun besar
5)
Hanya
memerlukan sedikit peralatan.
f.
Simulasi
Simulasi
berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau
berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara
penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami
tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan
sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat
dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan
salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara
tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam
waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan
terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.
Metode simulasi bertujuan
untuk:
(1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional
maupun bagi kehidupan sehari-hari,
(2) memperoleh
pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip,
(3) melatih
memecahkan masalah,
(4) meningkatkan
keaktifan belajar,
(5) memberikan
motivasi belajar kepada siswa,
(6) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi
kelompok,
(7) menumbuhkan
daya kreatif siswa, dan
(8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi
No comments:
Post a Comment