Sunday, September 29, 2013

VALIDASI PTK




Validasi adalah suatu tindakan yang membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dan terdokumentasi dengan baik. Validasi dilakukan bila ada perubahan yang mempengarui produk secara langsung (major modification), produk baru atau produk lama dengan metode baru, exiting dan legacy product. Validasi metode analisis bertujuan untuk memastikan dan mengkonfirmasi bahwa metode analisis tersebut sudah sesuai untuk peruntukannya.
Tahap verifikasi inilah kesulitan pokok, terutama kita sebagai bangsa Indonesia. Apakah kita sudah terbiasa menyampaikan kekurangan secara terbuka, menunjukkan kebaikan secara bebas, atau justru kita sering berbasa-basi tentang komentar kita, akibatnya kita tidak pernah mendapatkan verifikasi yang sebenar-benarnya.
Para peneliti AR tidak mempromosikan “context-free-knowledge”. Kredibilitas, validitas (keteralihan) dan realibilitas (kebergantungan) maupun objektivitas diukur melalui kesiapan para stakeholders untuk bertindak terhadap hasil AR dan sampai seberapa kredibilitas hasil tersebut sesuai dengan harapannya.
Seperti halnya dalam tradisi paradigma kualitatif, AR juga menempatkan empat kriteria keabsahan data, yakni kredibilitas, keteralihan, kebergantungan dan kepastian.
Kredibilitas. Keabsahan atau kesahihan data menjadi tolok ukur, apakah simpulan dari penelitian ini dapat dipercaya atau tidak ?
Keteralihan (validitas). Data yang diperoleh hendaknya absah, karena akan terkait dengan bagaimana hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi lain yang relatif sama, dilihat dari kesamaan karakteristik latar dan konteksnya.
Kebergantungan (realibilitas). Data yang diperoleh hendaknya reliabel (baca istilah pada paradigma kuantitatif). Artinya, bagaimana peneliti dapat mengakses data secara konsisten dari waktu ke waktu. Konsistensi ini menunjuk pada fokus yang menjadi perhatian utama, dari teknik dan cara‑cara yang digunakan serta kaidah‑kaidah berfikir dalam melakukan interpretasi data.
Kepastian (objektivitas). Kepastian data indentik dengan makna objektivitas. Objektif berarti sesuai dengan fakta apa adanya, bukan data rekaan dan bukan interpretasi yang melanggar kaidah intersubjektivitas.

Penelitian tindakan adalah upaya mencari perubahan dan meningkatkan. Peneliti bukanlah orang luar, peneliti adalah partisipan atau agen pembaharu, artinya kita tidak dapat menyerahkan pelaksanaan tindakan kepada orang lain (karena kitalah yang sedang me dan di tingkatkan). Apakah hasil dapat diterapkan di tempat lain, jawabannya tidak. Penelitian yang mencari perubahan dan peningkatan layanan tidak dapat diterapkan di tempat lain. Penelitian ini untuk mencari perubahan dan peningkatan situasi (latar peneltian jadi tidak bisa dipindah). Apakah telah terjadi perubahan dan peningkatan? Maka verifikasi akan menentukan, karena kesepakatan/consensus seluruh pihak yang terlibat yang akan memutuskan tingkat keberhasilan. Jika guru dan siswa tanpa pihak lain, maka guru dan siswalah yang memeriksa tingkat keberhasilan itu. Jika ada kepala sekolah, maka consensus ditambah kepala sekolah.
  1. Pengertian Validasi
Validasi adalah suatu tindakan yang membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dan terdokumentasi dengan baik. Validasi dilakukan bila ada perubahan yang mempengarui produk secara langsung (major modification), produk baru atau produk lama dengan metode baru, exiting dan legacy product.
Validasi hipotesis adalah diterima atau ditolaknya suatu hipotesis.
Jika di dalam desain penelitian tindakan kelas diajukan hipotesis tindakan yang merupakan keyakinan terhadap tindakan yang akan dilakukan, maka perlu dilakukan validasi. Validasi ini dimaksudkan untuk menguji atau memberikan bukti secara empirik apakah pernyataan keyakinan yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis tindakan itu benar. Validasi hipotesis tindakan dengan menggunakan tehnik yang sesuai yaitu: saturasi, triangulasi dan jika perlu dengan uji statistik tetapi bukan generalisasi atas hasil PTK. Saturasi, apakah tidak ditemukan lagi data tambahan. Triangulasi, mempertentangkan persepsi seseorang pelaku dalam situasi tertentu dengan aktor-aktor lain dalam situasi itu, jadi data atau informasi yang telah diperoleh divalidasi dengan melakukan cek, recek, dan cek silang dengan pihak terkait untuk memperoleh kesimpulan yang objektif.
  1. Peryaratan Pelaksanaan Validasi
Persyaratan yang harus dilakukan dalam melaksanakan validasi adalah:
1 validasi harus sudah tersedia dan telah diapprov
2.Validation studies harus sesuai dengan protoko
3.Data validasi dari studies harus dikumpulkan, dicatat dan disimpulka
4. Validation report harus direview oleh tiap departemen terkait dan diapprove oleh quality unit
5. Data validasi harus terdokumentasi dengan bai
6. Jika terdapat perubahan pada proses yang divalidasi harus dilaporkan
  1. Macam-macam Validitas
Salah satu langkah dalam prosedur untuk mendapatkan derajat kepercayaan ialah melalui validasi, yang dalam penelitian kualitatif disukai dengan istilah verifikasi. Konsep validitas dalam aplikasinya untuk penelitian tindakan mengacu pada kredibilitas dan derajat kepercayaan dari hasil penelitian. Menurut Borg dan Gall (2003) terdapat lima validitas, yaitu:
·         Validitas hasil
Yaitu sejauh mana tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah dan mendorong dilakukannya penelitian tindakan. Perhatian tidak hanya tertuju pada penyelesaian masalah semata, melainkan jugakepada bagaimana menyusun kerangka pemikiran dalam menyajikan masalah baru dan pertanyaan baru, Jadi kriteria ini mencakup sifat mengulang pada siklus-siklus penelitian tindakan, dan pada dua tahap penting pada bagian akhir yaitu refleksi dan menentukan tindakan lanjutan atau tindakan modifikasi dalam siklus baru.

·         Validitas proses
Yaitu memeriksa kelaikan proses yang dikembangkan dalam berbagai fase penelitian; bagaimana permasalahan disusun dan bagaimana penyelesaiannya Triangulasi data/sumber dan metode tepat untuk validitas ini.

Validitas Proses berkenaan dengan ‘keterpercayaan’ dan ‘kompetensi’, yang dapat dipenuhi dengan menjawab sederet pertanyaan berikut: Mungkinkah menentukan seberapa memadai proses pelaksanaan PTK ? Misalnya, apakah dan kolaborator  mampu terus belajar dari proses tindakan tersebut? Artinya, dan kolaborator secara terus menerus dapat mengkritisi diri sendiri dalam situasi yang ada sehingga dapat melihat kekurangannya dan segera berupaya memperbaikinya. Apakah peristiwa atau perilaku dipandang dari perspektif yang berbeda dan melalui sumber data yang berbeda agar terjaga dari ancaman penafsiran yang ‘simplistik’ atau ‘rancu’?

·         Validitas demokratis
Yaitu sejauh mana penelitian tindakan berlangsung secara kolaboratf dengan para mitra peneliti.
Validitas Demokratik berkenaan dengan kadar kekolaboratifan penelitian dan pencakupan berbagai suara. Dalam PTK, idealnya guru lain/pakar sebagai kolaborator, dan murid-murid masing-masing diberi kesempatan menyuarakan apa yang dipikirkan dan dirasakan serta dialaminya selama penelitian berlangsung. Pertanyaan kunci mencakup:  Apakah semua pemangku kepentingan (stakeholders) PTK (guru, kolaborator, administrator, mahasiswa, orang tua) dapat menawarkan pandangannya? Apakah solusi masalah di kelas  memberikan manfaat kepada mereka? Apakah solusinya memiliki relevansi atau keterterapan pada konteks kelas? Semua pemangku kepentingan di atas diberi kesempatan dan/atau didorong lewat berbagai cara yang cocok dalam situasi budaya setempat untuk mengungkapkan pendapatnya, gagasan-gagasannya, dan sikapnya terhadap persoalan pembelajaran kelas, yang fokusnya adalah pencarian solusi untuk peningkatan praktik dalam situasi pembelajaran kelas Anda. Misalnya, dalam kasus penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran bahasa Inggris, pada tahap refleksi awal guru-guru yang berkolaborasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas, siswa, Kepala Sekolah, dan juga orang tua siswa, diberi kesempatan dan/atau didorong untuk mengungkapkan pandangan dan pendapatnya tentang situasi dan kondisi pembelajaran bahasa Inggris di sekolah terkait
·          Validitas katalis
Yaitu sejauh mana peneltian berupaya mendorong partisipan mereorientasikan, memfokuskan, dan memberi semangat untuk membuka diri terhadap transformasi visi mereka dalam menghadapi kenyataan kondisi praktek mengajar mereka sehari-hari.
Validitas Katalitik terkait dengan kadar pemahaman yang Anda capai realitas kehidupan kelas Anda dan cara mengelola perubahan di dalamnya, termasuk perubahan pemahaman Anda dan murid-murid terhadap peran masing-masing dan tindakan yang diambil sebagai akibat dari perubahan ini.
                                                                                             
·         Validitas dialog
Yaitu merujuk pada dialog yang dilakukan dengan teman sejawat peneliti dalam menyusun dan mereview hasil penelitian beserta penafsirannya.
Validitas Dialogik sejajar dengan proses review sejawat yang umum dipakai dalam penelitian akademik. Secara khas, nilai atau kebaikan penelitian dipantau melalui tinjauan sejawat untuk publikasi dalam jurnal akademik. Sama halnya, review sejawat dalam PTK berarti dalam PTK berarti dialog dengan guru-guru lain, bisa lewat sarasehan atau dialog reflektif dengan ‘teman yang kritis’ atau  pelaku PTK lainnya, yang semuanya dapat bertindak sebagai ‘jaksa tanpa kompromi’.

·         Validasi Metode Analsis
Validasi metode analisis bertujuan untuk memastikan dan mengkonfirmasi bahwa metode analisis tersebut sudah sesuai untuk peruntukannya. Validasi biasanya diperuntukkan untuk metode analisa yang baru dibuat dan  dikembangkan. Sedangkan untuk metode yang memang telah tersedia dan baku (misal dari AOAC, ASTM, dan lainnya), namun metode tersebut baru pertama kali akan digunakan di laboratorium tertentu, biasanya tidak perlu dilakukan validasi, namun hanya verifikasi. Tahapan verifikasi mirip dengan validasi hanya saja parameter yang dilakukan tidak selengkap validasi.
Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis adalah sebagai berikut:
1. Accuracy (Kecermatan)
2. Precision (keseksamaan)                           
Precision adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen.
Presicion diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Precision dapat dinyatakan sebagai repeatability (keterulangan) atau reproducibility (ketertiruan).
Repeatability adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh
analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek. Repeatability dinilai melalui pelaksanaan penetapan terpisah lengkap terhadap sampel-sampel identik yang terpisah dari batch yang sama, jadi memberikan ukuran keseksamaan pada kondisi yang normal.
Reproducibility adalah keseksamaan metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda. Biasanya analisis dilakukan dalam laboratorium-laboratorium yang berbeda menggunakan peralatan, pereaksi, pelarut, dan analis yang berbeda pula. Analisis dilakukan terhadap sampel-sampel yang diduga identik yang dicuplik dari batch yang sama. Reproducibility dapat juga dilakukan dalam laboratorium yang sama dengan menggunakan peralatan, pereaksi, dan analis yang berbeda.
Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (CV) 2% atau kurang. Akan tetapi kriteria ini sangat fleksibel tergantung pada konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah sampel, dan kondisi laboratorium. Dari penelitian dijumpai bahwa koefisien variasi meningkat dengan menurunnya kadar analit yang dianalisis.
5. Batas Deteksi (Limit of Detection) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quatification)
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama.
Penentuan batas deteksi suatu metode berbeda-beda tergantung pada metode analisis itu menggunakan instrumen atau tidak. Pada analisis yang tidak menggunakan instrumen batas tersebut ditentukan dengan mendeteksi analit dalam sampel pada pengenceran bertingkat. Pada analisis instrumen batas deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon blangko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku respon blangko dan formula di bawah ini dapat digunakan untuk perhitungan
Q = (k x Sb)/Sl
Q=LOD (batas deteksi) atau LOQ (batas kuantitasi
k=3 untuk batas deteksi atau 10 untuk batas kuantitas
Sb=simpangan baku respon analitik dari blangk
Sl = arah garis linear (kepekaan arah) dari kurva antara respon terhadap konsentrasi = slope (b pada persamaan garis y = a+bx)
Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi linier dari kurva kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada persamaan garis linier y = a + bx, sedangkan simpangan baku blanko sama dengan simpangan baku residual (Sy/x.)
a. Batas deteksi (LoD)
Karena k = 3, Simpangan baku (Sb) = Sy/x, maka:
LoD = (3 Sy/x)/ Sl
b. Batas kuantitasi (LoQ)
Karena k = 10, Simpangan baku (Sb) = Sy/x, maka:
LoQ = (10 Sy/x)/Sl
Cara lain untuk menentukan batas deteksi dan kuantitasi adalah melalui penentuan rasio S/N (signal to noise ratio). Nilai simpangan baku blanko ditentukan dengan cara menghitung tinggi derau pada pengukuran blanko sebanyak 20 kali pada titik analit memberikan respon. Simpangan baku blanko juga dihitung dari tinggi derau puncak ke puncak, jika diambil dari tinggi puncak derau atas dan bawah (Np-p) maka s0 = Np-p/5 sedangkan kalau dari puncak derau bawah saja (puncak negatif) maka s0 = Np/2, selanjutnya perhitungan seperti tersebut di atas.
6. Ketangguhan metode (ruggedness)
Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari analisis sampel yang sama dalam berbagai kondisi uji normal, seperti laboratorium, analisis, instrumen, bahan pereaksi, suhu, hari yang berbeda, dll. Ketangguhan biasanya dinyatakan sebagai tidak adanya pengaruh perbedaan operasi atau lingkungan kerja pada hasil uji. Ketangguhan metode merupakan ukuran ketertiruan pada kondisi operasi normal antara lab dan antar analis.
Ketangguhan metode ditentukan dengan menganalisis beningan suatu lot sampel yang homogen dalam lab yang berbeda oleh analis yang berbeda menggunakan kondisi operasi yang berbeda, dan lingkungan yang berbeda tetapi menggunakan prosedur dan parameter uji yang sama.
Derajat ketertiruan hasil uji kemudian ditentukan sebagai fungsi dari variabel penentuan. Ketertiruan dapat dibandingkan terhadap keseksamaan penentuan di bawah kondisi normal untuk mendapatkan ukuran ketangguhan metode. Perhitungannya dilakukan secara statistik menggunakan ANOVA pada kajian kolaboratif yang disusun oleh Youden dan Stainer.
7. Kekuatan (Robustness)
Untuk memvalidasi kekuatan suatu metode perlu dibuat perubahan metodologi yang kecil dan terus menerus dan mengevaluasi respon analitik dan efek presisi dan akurasi. Sebagai contoh, perubahan yang dibutuhkan untuk menunjukkan kekuatan prosedur HPLC dapat mencakup (tapi tidak dibatasi) perubahan komposisi organik fase gerak (1%), pH fase gerak (± 0,2 unit), dan perubahan temperatur kolom (± 2 – 3° C).

KREDIBILITAS PTK





A. Pengertian

Kreadibitas adlah suatu keabsahan data yang berkenana dengan derajat okonsisten dan stabultas data atau temuan.
Dalam pandangan positivisisk (kuantitatif, suatu data dinyatakan reabil apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu yang berbeda . karenareabilitas berkenana denan derjat konsisten, maka bila ada peneliti lain yang mengulangi atau mereplikasikan dalam penelitian pada obyek yang samadengan metode yang sama maka akan menghasilkan data yang sama. Suatu data riabel atau konsisten akan cendrung valid, walaupun belum tentuu valid. Orang yang berbohong secara konsisten akan terlihat valid padahal kenyataannya tidak valid.
Bermacam-macam car pengujian kreadibitas data,bahwa uji kredibitas data atau kepercayan terdapat data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan, pengamatan, peningkatan ketekunana dalam pepenlitian, triangalsi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasusu negatif, dan member check.
1.      perpanjangan penggamatan
Mengapa dengan perpanjangan pengamatan akan dapat meningkatan kepercayaan /kreadibilitas data? Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakkan pengmatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui atau baru. Sdengan perpanjangan pengamatanini berarti hubunan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada ajar lagi) semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada inforasi yang tersebunyikan lagi, bila tidak terbentuk raport, maka tidak terjadi kewajaran dalam penelitian dimana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu perilaku yang dipelajari. Rapport is arelationship of mutual trust and emotional affinity between two or more people (susan stainback 1988)
Dalam perpanjangan pengamtan ini dilakukan, akan sangat tergantung pada kedalaman, keluasan dan kepastian data. Kedalamn artinya apakan peneliti ingin menggali data sampai pada tingkat makna. Makna berarti data di balik yang tampak. Yang tampak orang sedang menangis, tetapi sebenarnya dia tidak sedih tetapi malah sedang berbahagia. Keluasan berarti, banyak sedikitnya atau ketunytasan informasi yang diperoleh. Dalam hal ini setelah peneliti memperpanjang pengamatan, apakah akan menambha fokus penelitian, sehinga memrlukan tambahan informasi baru lagi. Data yang pasti adalah adata yang valid yang sesuai dengan apa yang terjadi. Tidak mepastikan sipa yang menjadi provikator dalam kerusushan, maka hraus betul-betul ditemukan secara pasti siapa yang menjadi provokator.
Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data dalam penelitian ini, sebaliknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah data yang diperoleh itu stelah dicek kembali kelapangan benar atau tidak. Tidak stelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengmatan dapat diakhiri.
2. meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunana berarti melakukan penaamtan secra lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai contoh mengaamti sekelompk orang awam olahraga adalah meningkatkan kebugaran fisisk, tetapi bagi peneliti kualitatif akan lain kesimpulannya, setelah penelit mencermati secara mendalam, olahraga pgi itu bagi sekelomok masyarakat itu merupakan wahana untuk traksaksi bisnis. Selanjutnya untk dapat mehamami proses perdaganan narkoba, maka peneliti harus melakukan pengamatan secra terus-menerus dan memahami bahsa- bahsa sandi mereka.
Dengan meningkatkan ketekunana dapat meningkatkan kredibilitas data, meningktakan ketekunan itu ibarat kita mengecek pengerjaan soal-soal ujian, atau meneliti kembali tulisan dalam makalah yag telah dikerjakan, ada yang salah atau tidak, denan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang tlah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga denan meningkatangkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
3. Triangulasi
Triangulation is qualitative cross validation it assesses the suffciency of the data of multiple data sources according to the covergence or multilpe data collecton procedures (wiliam wiersma  1986) triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diatikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
A. Triangulasi Sumber
Trianguasi sumber untuk menguji kredibilita data dilakukan denan craa mengecek data yang telah diperoleh melalui bebrpa sumber, sebagai contoh, untuk menguji kredibitas data tentang perilaku murid, maka pengumpual dan pengjian data yang telah diperoleg dapat dilakukan leh guru, teman murid yang bersangkutan dan orang tuanya.data darai ketiga sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan seperti alam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan dikategorisasikan, mana pandanan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumbe data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selamjutnya dimintai kespkatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.
B.Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kreadbilitas data ddilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnyya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi dan kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kreadibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukakan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanyaa benar, Karena sudut pandangnya berbeda-beda.
C.Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumer masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawanncara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda, maka dilakukan secara berualn-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.
4. Analisis Kasus Negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian sehingga pada saat tertentu. Mengapa dengan analisis kasusu negatif akan dapat meningkatkan kreadibilitas data? Melakukan analisiis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang sudah ditemukan dapat dipercaya. Tetapi apabila peneliti masih menemukan data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan merubah temuannya, hal ini sangan tergantung seberpa besar kasus negatif yang muncul tersebut. Sebagai contoh bila ada 99% guru mengatakan bahwa si A, pengedar narkoba, sedang kan 1 % menyatakan tiak (negatif). Dengan adanya kasuus negatif ini, maka penguji justru harus mencari tahu secara mendalam mengapa masih ada datbetul atau tidak. yang berbeda. Peneliti harus menemukan kepastian apabila 1% kelompok yang menyatakan si A bukan pengendar narkoba itu
Betul atau tidak. Kalau akhirnya yang 1 % kelompok enyatakan bahwa si A pengedar narkoba, berarti kasus negatif tidak ada lagi, dengan demikian temuan penelitian menjadi lebih kredibel.
5. Mengguakan Bahan Referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran tetang ustau keadaanperlu didukung oleh foto-foto. Alat-alat bantu perekam data dalampenelitian kualitatif, seperti camera, handycaem, alat rekam suara sangat diperlukan untuk mendukung kreadiblitas data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan fotfoto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya.
6. Mengadakan Member Check
Member check adalah, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepa pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberpa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanyan tersebut valid, sehibgga semakin kredibel/dipercya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oelh pemberi data, maka peneliti perlu melelakukan dikusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuiakan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data, jadi tujuan member check adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informasi.
Pelaksanaan member check dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data, atau setelahbmendapatkan suatu temuan, atau kesimpulan. Caranya dapat dilakukan secara individual, dengan cara peneliti datang ke pemberi data, atau melalui foru diskusi kelompok,. Dalam dikusi kelompok peneliti menyampaikan tmuan kepada sekelompok pemberi data. Dalam dikusi kelompok tersebut, mungkin ada data yang disepakati, ditmbah, dikurangi  atau ditolak oleh pemberi data. Setelah data disepakati bersama, maka pemberi data diminta untuk menandatangani, supaya lebih otentik, selain itu juga sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan member check.

ANALISIS DATA PTK


A.    Analisis Data Penelitian Tindakan Kelas
Analisis data dan intrepretasi data terhadap data yang berhasil dikumpulkan dalam pelaksanaan penelitian tindakan dapat dilakukan sepanjang proses penelitian.Karena penelitian tindakan adalah penelitian yang bersifat dialektik, yaitu: perencanaan, tindakan yang diserta dengan pengumpulan data, dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi data, perencanaan baru, tindakan dan pengumpulan data, analisis dan interpretasi data lagi dan seterusnya.
Namun, perlu diingat bahwa meskipun analisis data dan interpretasi data dapat dilakukan dalam proses pelaksanaan penelitian tindakan, tetapi perlu dihindari analisis dan interpretasi data yang terlalu dini. Hal ini dilakukan untuk menghindari penarikan kesimpulan yang dilakukan secara tergesa-gesa.
Analisis data dalam pelaksanaan penelitian tindakan sangat berbeda dengan analisis data pada jenis penelitian lainnya. Analisis data dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif menggunakan pendekatan statistik, uji perbedaan, uji korelasi, dsb. Sedangkan, pada penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatifnya menggunakan analisis yang bersifat naratif-kualitatif atau dengan kata lain menguraikan atau menjelaskan secara jelas hasil temuan yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.

G.E. Mills (2000) mengemukakan beberapa teknik analisis data pada penelitian tindakan, yaitu:
1.      Mengindentifikasi tema-tema. Dari data yang terkumpul melalu proses induktif dapat diidentifikasi menjadi tema-tema tertentu. Penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yg khusus untuk diperlakukan secara umum
2.      Membuat kode pada hasil survai, interviu, dan angket. Pengkodean ini dapat dilakukan untuk mengelompokkan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dsb.
3.      Mengajukan pertanaan kunci. Pertanyaan kunci membantu mensistematiskan data yang dapat membentuk informasi yang bermakna
4.      Peta konsep. Memetakan secara visual faktor-faktor yang terkait dengan subjek, data, proses pembelajaran, masalah, dsb.
5.      Analisis faktor yang mendahuli dan mengikuti.
6.      Penyajian hasil temuan dalam bentuk tabel, grafik, peta, bagan, gambar, dll.
7.      Mengemukakan apa yang belum ditemukan.
)
B.     Jenis Data Penelitian Tindakan Kelas
Data dalam PTK adalah segala bentuk informasi yang terkait dengan kondisi,  proses, dan keterlaksanaan pembelajaran, serta hasil belajar yang diperoleh siswa.
Analisis data dalam PTK adalah suatu kegiatan mencermati atau menelaah, menguraikan dan mengkaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh simpulan tentang keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran
Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
  1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan cara mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.
Contoh data kuantitatif: skor tes awal Tina untuk mata pelajaran matematika= 65, berat badan Tini 47 kg, panjang meja tulis 150 cm.
  1. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat, atau data yang dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti, misalnya: baik, buruk, pandai, dan sebagainya.
Contoh data kualitatif: siswa berdiskusi secara aktif, perhatian siswa terhadap mata pelajaran IPS rendah, dan rata-rata skor UAS semester ini naik.
C.    Teknik atau Langkah – Langkah dalam Menganalisis Data Penelitian Tindakan Kelas
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena adanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistic yang sudah tersedia. Misalnya akan menguji hipotesis hubungan antar dua variabel, bila datanya ordinal maka statistic yang digunakan adalah Korelasi Spearman Rank, sedang bila datanya interval atau ratio digunakan Korelasi Pearson Product Moment. Bila akan menguji signifiknasi konparasi data dua sampel, datanya interval atau ratio digunakan t-test dua sampel, bila datanya nominal digunakan chi kuadrat. Selanjutnya bila akan menguji hipotesis konparatif lebih dari dua sampel datanya interval digunakan analisis varian.
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam – macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya yang jelas, oleh Karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Seperti dinyatakan oleh Miles and Huberman (1984), bahwa “The most srious and central difficulty in the use of qualitative data is that methods of analysis are not well formulate”. Yang paling seriius dan sulit dalam analisis data kulitatif adalah karena, metode analisis belum dirumuskan dengan baik. Selanjutnya Susan Stainback menyatakan: “There are no guidelines in qualitative research for determining how much data and data analysis are necessary to support and assertion, conclusion, or theory”. Belumlam penelitian  ada panduan dalam penelitian kualitatif  menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori. (Prof. Dalam pelaksanaan semua jenis penelitian termasuk penelitian tindakan kelas maka prosedur atau teknik pengumpulan data memiliki peran penting.
Selain persyaratan pengumpulan data yang harus memiliki kriteria tertentu, seperti validitas, reliabilitas, dan kegunaan atau manfaatnya. Juga harus memiliki teknik pengumpulan data, hal ini terkait dengan pelaksanaannya bahwa dalam melakukan pengumpulan data tidak hanya menggunakan satu cara tetapi multi teknik atau multi instrumen.
Menurut pendapat Wolcot (1992) bahwa ada 3 (tiga) teknik pengumpulan data, yaitu:
1.      Pengalaman
Pengalaman adalah satu teknik dalam pengumpulan data, dengan pengalaman seorang guru yang sekaligus bertindak sebagai peneliti dapat dengan mudah melakukan pengumpulan data terkait dengan subjek penelitiannya hal ini disebabkan pengetahuan situasi dan kondisi terhadap kelas pembelajarannya. Pengalaman dapat dilakukan dengan cara observasi, dalam pelaksanaannya observasi dapat dikategorikan berdasarkan peran yang dilakukan. Misalnyaobservasi partisipatif  dengan cara seorang peneliti melakukan pengamatan (observasi) sambil ikut serta dalam kegiatan penelitian yang sedang berjalan.Observasi pasif, dimana seorang peneliti hanya bertindak sebagai observer yang bertugas untuk mencatat proses-proses yang sedang berjalan dengan menggunakan instrumen yang disediakan. Observasi khusus, peneliti memiliki peran tersendiri misalnya hanya memberikan bimbingan.
2.      Pengungkapan
Pengungkapan yang dimaksud di sini adalah bagaimana seorang peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara terhadap subjek penelitian atau terhadap siapa saja agar supaya terkumpul data yang diperlukan yang memang diperlukan. Beberapa instrumen dalam penelitian yang dikategorikan wawancara (alat untu mengumpukan data) diantaranya: wawancara informal, wawancara formal terstruktur atau wawancara tidak terstruktur, angket, menggunakan skala model Likert atau Thurtston, dengan tes standar (termasuk quiz belajar atau tes hasil belajar), dan beberapa instrumen lainnya sesuai dengan data yang ingin dikumpulkan.
3.      Pembuktian
Jika proses pengungkapan selesai maka pada tahap selanjutnya adalah melakukan pembuktian, pelaksanaan pembuktian dapat dilakukan dengan teknik dokumentasi data-data yang terkait.
  1. Teknik Analisis Data Kualitatif
Ada berbagai teknik analisis data, seperti teknik analisis data kualitatif dengan model interaktif. Analisis interaktif terdiri dari tiga tiga komponen, yakni: reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam analisis data seperti ini adalah sebagai berikut.
a)      Memilih data (reduksi data)
Pada langkah pemilihan data ini, pilihlah data yang relevan dengan tujuan perbaikan pembelajaran. Data yang tidak relevan dapat dibuang, dan jika dianggap perlu, guru peserta dapat menambahkan data baru dengan mengingat kembali peristiwa atau fenomena yang terjadi selama pelaksanaan rencana tindakan.
b)      Mendeskripsikan data hasil temuan (memaparkan data)
Pada kegiatan ini, guru peserta membuat deskripsi dari langkah yang yang dilakukan pada kegiatan a) tersebut.
c)      Menarik kesimpulan hasil deskripsi
Berdasarkan deskripsi yang telah dibuat pada langkah b) tersebut, selajutnya dapat ditarik kesimpulan hasil pelaksanaan rencana tindakan yang telah dilakukan.
Analisis dan interpretasi data juga dapat dilakukan dengan mencari ”pattern” atau pola (Guba dan Lincoln, 1981). Analisis dan interpretasi data juga dapat dilakukan dengan cara mencari pola atau esensi dari hasil refleksi diri yang dilakukan guru kemudian, digabung dengan data yang diperoleh dari beberapa pengamat yang membantu. 
  1. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitif dalam PTK  umumnya berupa angka-angka sederhana, seperti nilai tes hasil belajar, disktribusi frekuensi, persentase, skor dari hasil angket, dan seterusnya.
Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif, antara lain dengan cara:
o   Menghitung jumlah,
o   Menghitung rata-rata (rerata),
o   Menghitung nilai persentase,
o   Membuat grafik,
·        Jika diperlukan data kuantitatif dapat dianalisis secara statistik, misalnya:
o   Mengitung nilai beda terkecil,
o   Mnghitung nilai korelasi antar variabel,
Pada kegiatan belajar ini hanya akan dipelajari teknik analisis data kuantitatif secara deskriptif.
Contoh: skor hasil tes akhir semester matematika 40 siswa:
65   72   67   82   72   91   67   73   71   70
85   87   68   86   83   90   74   89   75   61
65   76   71   65   91   79   75   69   66   85
95   74   73   68   86   90   70   71   88   68
Agar mudah dibaca maka data tersebut perlu ditata, misalnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Caranya adalah sebagai berikut.
1)        Tentukan rentang skor yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah. Jadi rentang skor = 95 – 61 = 34.
2)        Tentukan banyak kelas yang akan digunakan. Untuk menghitung banyak kelas. Gunakan aturan Sturges dengan rumus:
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyak kelas yang akan dibuat dan n adalah banyak data.
Untuk data tersebut, maka banyak kelas yang akan dibuat adalah:
k = 1 + 3,3 log 40
   = 1 + 3,3 x 1,6021
   = 6,2869
Banyak kelas yang harus dibuat dapat 6 atau 7.
3)        Hitung panjang kelas interval dengan rumus:
                                      rentang
Panjang kelas (p) = -----------------
                                  banyak kelas
                  34
          p = --------  = 4,86 , dibulatkan jadi 5
                   7 
4)        Tentukan data untuk ujung bawah kelas interval pertama. Data untuk ujung bawah kelas interval pertama dapat diambil dari skor terkecil dari data yang diperoleh atau  dapat diambil dari skor yang lebih kecil dari skor terkecil dengan syarat bahwa skor terbesar harus masuk dalam kelas interval terakhir yang akan dibuat.
5)        Masukkan semua skor ke dalam kelas interval yang terbentuk.
6)        Hasil tabel frekuensi distribusi data hasil tes matematika tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel Contoh Destribusi Hasil Tes Akhir Semester Matematika SD Teladan Medan Tahun 2008
Skor matematika
Tally
Banyak siswa
61 – 65
66 – 70
71 – 75
76 – 80
81 – 85
86 – 90
91 - 95
////
///// ////
///// ///// /
//
////
///// //
///
4
9
11
2
4
7
3
Jumlah

40

Jika menghendaki, dapat menggambar data dalam tabel tersebut ke dalam bentuk diagram batang. Caranya, dibuat dulu dua sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak. Sumbu datar memuat bilangan-bilangan yang merupakan titik tengah dari setiap kelas interval, sedangkan sumbu tegaknya memuat frekuensi dari setiap kelas interval.
Analisis data kuantitatif dapat dilakukan secara sederhana dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dapat dilakukan dengan memanfaatkan statistika sederhana seperti menghitung rata-rata (mean) dan menghitung persentase. Menghitung skor rata-rata dapat dengan mudah dilakukan yaitu dengan cara menjumlahkan semua data kemudian dibagi dengan banyaknya data.

Dengan menggunakan cara tersebut maka:
Skor rata-rata tes akhir semester matematika = 
     65 + 72 + 67 + .... + 68
 ----------------------------------   =   76,25
               40
Jika data sudah berbentuk tabel frekuensi distribusi seperti pada tabel 5.4 maka dapat menghitung nilai rata-ratanya dengan terlebih dulu mencari nilai tengah untuk setiap kelas interval. Kemudian kalikan setiap nilai tengah dengan frekuensi di kelas interval masing-masing. Jumlahkan perkalian antara nilai tengah dengan frekuensi untuk setiap kelas interval kemudian dibagi dengan jumlah data.
Untuk mempermudah hitungan maka data pada Tabel 5.4 tersebut dapat diubah seperti berikut ini.

Tabel:  Rentang sekor, Nilai Tengah, dan Frekuensi Hasil Tes Matematika SD Teladan Medan Tahun 2008
Skor matematika
Nilai Tengah
Banyak siswa
61 – 65
66 – 70
71 – 75
76 – 80
81 – 85
86 – 90
91 - 95
63
68
73
78
83
88
93
4
9
11
2
4
7
3
Jumlah

40

                                 4x63 + 9x68 + 11x73 + 2x78 + 4x83 + 7x88 + 3x93
      Nilai rata-ratanya =  ---------------------------------------------------------------------
                                                                           40
                                  252 + 612 + 803 + 156 + 332 + 616 + 279
                              = ------------------------------------------------------------
                                                                     40
                              = 76,25

Dengan menyajikan data kuantitatif dalam bentuk tabel atau grafik, dapat dengan mudah mendeskripsikan data yang diperoleh. Misal, dari data pada tabel 5.4, dapat dengan mudah menghitung persentase siswa yang memperoleh skor antara 71 – 77 yaitu
           11
     = ----- x 100 % = 27,5 %.
                                   40
D.    Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis dengan pernyataan, kriteria, atau  standar tertentu untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan pembelajaran yang sedang diperbaiki.
Interpretasi data perlu dilakukan peneliti untuk memberikan arti mengenai bagaimana tindakan yang dilakukan mempengaruhi peserta didik.
Interpretasi data juga penting untuk menantang guru agar mengecek kebenaran asumsi atau keyakinan yang dimilikinya.
Ada berbagai teknik dalam melakukan interpretasi data, antara lain dengan:
  1. menghubungkan data dengan pengalaman diri guru atau peneliti,
  2. mengaitkan temuan (data) dengan hasil kajian pustaka atau teori terkait,
  3. memperluas analisis dengan mengajukan pertayaan mengenai penelitian dan implikasi hasil penelitian, dan/atau
  4. meminta nasihat teman sejawat jika mengalami kesulitan.

Berdasarkan hasil contoh analisis data kuantitatif tersebut maka dapat dibuat interpretasi sebagai berikut.
  1. Jika guru menetapkan ketuntasan belajar   ≥ 71% maka jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 27 orang atau 68% siswa. Sebaliknya 32% siswa tidak tuntas belajar.
  2. Jika dilihat dari nilai rata-rata kelas (76,25), maka nilai siswa secara klasikal tersebut ketuntasan belajar.