Brain Shrinkage atau pengerdilan otak biasanya terjadi pada orang-orang lanjut usia atau orang-orang tua. Atau bahkan dengan kondisi kesehatan dunia yang semakin memburuk dewasa ini misalnya saja dengan kemunculan berbagai virus-virus aneh yang menjangkiti masyarakat internasional, bukan tidak mungkin pengerdilan otak tidak hanya terjadi pada orang tua. Kondisi tersebut pun kemungkinan besar dapat menyerang otak anak-anak muda pula.
Pengerdilan otak secara alami memanglah terjadi bagi setiap insan yang bertambah usia, seiring dengannnya berbagai kemampuan manusia pun semakin melemah. Mengapa demikian? Tentu saja sebab komandan mereka, yaitu otak terus mengalami penuaan dan pemunduran fungsinya. Maka, pengerdilan otak merupakan suatu keniscayaan bagi setiap manusia.
Penyakit-penyakit yang biasanya diasosiasikan dengan pengerdilan otak ini di antaranya, seperti alzhaimer dan/ataudementia. Alzhaimer, penyakit yang menyebabkan pasiennya menjadi pelupa, namun bukan sekedar pelupa. Sementara, demensia biasanya pun identik dengan penyakit orang-orang lansia.
Kembali pada pengerdilan otak, untungnya dikemukakanlah berbagai penelitian dan fakta ilmiah bahwa kondisi tersebut sesungguhnya dapat direduksi. Walaulah tak dapat dihilangkan, sebab sebagaimana penulis jelaskan sebelumnya, namun setidaknya ia mampu dikurangi atau ditunda kedatanganya.
Berbagai hal sederhana bagi setiap manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sebenarnya dapat membantu otak untuk enggan menua sedini mungkin. Artinya, otak mampu menunda penuan usia otak, walaulah tubuh manusia semakin renta.
Sebagaimana penulis telah saksikan dalam stasiun televisi KBS WORLD, dalam program acara The Mistery of Human Body,ditanyangkan berbagai kegiatan dari para inspirator yang telah berhasil menangkal pengerdilan otak sedini mungkin.
Misalnya saja , seorang kakek dari Negeri Matahari, Jepang, bernama Sochi Saburo yang pada tahun ini berumur sekitar 106 tahun, secara mengejutkan memiliki otak yang justru berumur 30 tahun lebih muda dari pada usianya. Setelah ditilik, kakek tersebut rupanya memiliki gaya hidup yang begitu unik dan inspiratif menurut penulis. Di antaranya sang kakek senantiasa memelajari bahasa-bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Perancis, dan Korea. Bahkan dalam menulis buku diary beliau, kakek menulisnya dengan menggunakan bahasa Inggris. Lebih mengejutkan lagi, kakek mulai tertarik belajar berbagai bahasa asing justru di mulai ketika beliau berusia 70 tahun.
Selain itu, kakek tersebut begitu teguh memegang nasihat ibundanya bahwa ketika makan harus mengunnyah makanan yang dimakan setidaknya sebanyak 30 kali kunyahan. Dan lucunya, sang kakek senang sekali bermain dengan berbagai macam mainan layaknya anak-anak. Yang kemudian membuat si kakek akhirnya menciptakan maianan buatannya sendiri. Dengan apa yang dialaminya, sang kakek pun kini begitu terkenal dikalangan para lansia dunia. Sehingga, sang kakek senantiasa bertamsya keliling dunia untuk dapat menyalurkan energi positifnya dan mengajarkan orang-orang tua lainnya untuk hidup lebih sehat.
Lain kakek Sochi Saburo, lain pula dengan seorang nenek di Korea Selatan (yang penulis lupa namanya). Seorang nenek dalam usianya yang mendekati se-abad, didokumentasikan dengan begitu gagah melakukan kegiatan pendakian, sebagaiamana masa mudanya dulu yang sering beliau lakukan. Bahkan ketika di rumah, sang nenek tersebut hampir mirip dengan kakek dari Jepang di atas, beliau senang sekali memelajari berbagai bahasa asing, salah satunya bahasa Jepang.
Singkat cerita, dalam tayangan tersebut sebenarnya terdapat lebih dari tiga narasumber, yang kemudian seluruhnya dianalisis dan disimpulkan. Bahwa pengerdilan otak sesungguhhnya dapat dicegah misalnya saja dengan banyak membaca, memelajari bahasa asing, olah raga, dan tentunya makan-makannan sehat. Atau dalam segi linguistik, seorang pakar mengatakan: “Read, write, and speak”. Dengan demikian, walaulah usia telah menginjak masa lebih dari seabad, bukan tidak mungkin otak kita tetap prima layaknya pemuda-pemudi diumur 30/40-an. Oleh karena itu, mari kita mulai untuk mencegahnya. Dan idealnya, Al Qur’an merupan solusi utama yang musti dipilih bagi kita kaum muslimin, apalagi dengan menghafalnya. Sehingga, berbagai sirkuit otak semakin banyak yang saling terubung, dan kita menjadi semakin sehat pula. Lantas, pengerdilan otak dapat ditunda sedini mungkin.
No comments:
Post a Comment