Sunday, September 29, 2013

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS



A.    Prosedur Penelitian

Penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Mulyasa mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik (2009 : 10). Sedangkan Mc. Niff mengemukakan bahwa hakekat penelitian tindakan kelas adalah sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar (dalam Wijaya, 2009 : 8). Selanjutnya Wijaya mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengikuti desain model-model yang dijelskan pada model-model PTK seperti, yaitu: Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis Kemmis & Mc Taggart, Model Hopkins, dan Model MC Kerinan. Langkah-langkah pelaksanaan PTK sesuai dengan model PTK yang dipilih

Adapun langkah-langkah dari desain prosedur PTK di atas sebagai berikut :
1.      Perencanaan
Pada tahab perencanaan ini guru merencanakan hal-hal yang akan diajarkan serta permasalahan yang ada, dan cara pemecahannya Adapun hal-hal yang dilakukan dalam pada tahab perencanaan antara lain: (1) Guru melakukan analisis standar isi untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar (2) Penyusunan program pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar (3) menentukan tempat atau lingkungan sebagai sumber belajar, serta menentukan waktu yang dibutuhkan (4) membentuk kelompok belajar (5) Peneliti menyusun skenario pembelajaran (6) Peneliti mengundang nara sumber jika dibutuhkan (7) Peneliti membuat lembar kerja siswa sesuai dengan Kompetensi Dasar (8) Menyiapkan alat penilain untuk proses pembelajaran dan sejauh mana pemahaman siswa setelah melakuakan pembelajaran di luar kelas terhadap objek langsung.

2.      Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan atau perubahan yang diinginkan (Suyanto, 1997 : 16). Peran peneliti pada pelaksanakan tindakan yaitu ikut terlibat dalam proses pembelajaran yang telah direncanakan yaitu sesuai judul yang di angkat. Adapun tindakan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah :
a.       Peneliti membawa siswa yang telah membentuk kelompok ke tempat atau objek yang dikunjungi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
b.      Peneliti menjelaskan tentang objek yang dikunjungi sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
c.       Peneliti memberikan kesempatan pada kelompok siswa untuk mengadakan pengamatan sesuai dengan objek yang dipelajari dan topik masing-masing.
d.      Siswa mengadakan pengamatan pada objek yang dipelajari sesuai dengan tugas masing-masing.
e.       Peneliti membimbing siswa untuk mengadakan praktek lansung terhadap objek yang dipelajari jika memungkinkan.
f.       Peneliti membimbing siswa untuk mengadakan diskusi kelompok terhadap hasil pengamatannya untuk melengkapi dan lebih memahami materi yang dipelajari.
g.      Setelah pelajaran selesai Peneliti mengajak siswa kembali kekelas untuk melanjutkan diskusi dari hasil temuannya.
h.      Peneliti memintak siswa mewakili kelompoknya untuk memberikan laporan hasil belajar dari lingkungan untuk dibahas bersama.
i.        Peneliti meyimpulkan materi pembelajaran, selanjutnya siswa untuk menyampaikan kesannya setelah mengadakan pembelajaran diluar kelas.



3.      Observasi (Pengamatan)
Observasi sebagai alat pengumpulan data yang sistematis artinya teknik observasi secara pencatatannya dilakukan untuk menafsirkan secara ilmiah (Suharsimi Arikunto, 1998 : 132). Pada tahap observasi ini guru merekam kegiatan siswa untuk mendapatkan data-data dari hasil pembelajaran, agar peneliti atau guru mendapatkan hasil yang valid, memilih teman sejawat atau guru lain sebagai observer terhadap tindakan yang dilakukan peneliti sesuai dengan pedoman atau lembar observasi yang telah disiapkan. Dalam observasi ini guru sejawat atau observer  mengamati secara langsung tentang: (1) Kesiapan guru dalam hal instrumen pengajaran, materi dan mental siswa dalam mengawali pembelajaran (2) motivasi siswa dalam proses belajar mengajar, (3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran (4) Kemampuan guru dalam menyajikan lingkungan sebagai sumber belajar yang menyenangkan bagi siswa  (5) kemampuan guru dalam mengevaluasi hasil belajar (6) kemampuan guru untuk menumbuhkan minat belajar siswa.. Untuk mendapatkan data tentang kinerja guru, kinerja siswa dan minat belajar siswa instrumen yang digunakan yaitu :

a.       Skala sikap
b.      Lembar observasi

4.      Reflekai
Refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah berkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna untuk menyempurnakan tindakan berikutnya. Pada tahap refleksi ini guru dan observer berupa teman atau guru sejawat mengadakan diskusi untuk menganalisis sekala sikap dari hasil pre test dan post test yang dilakukan siswa, dari hasil pengamatan kinerja siswa dan guru serta keaktifan siswa dalam pembelajaran
Hasil dari refleksi ini oleh guru dijadikan acuan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan, dan selanjutnya direncanakan kembali pada pelaksanaan siklus II. Apabila pada Siklus I prestasi belajar siswa belum mencapai target, yang telah ditentukan, maka penelitian belum bisa dikatakan berhasil, sehingga peneliti harus melanjutkan ke siklus II., apabila pada siklus II prestasi belajar siswa sudah mengalami peningkatan dengan menggunakan langkah-langkah yang benar sesuai dengan target yang telah direncanakan maka penelitian baru dikatakan berhasil.

No comments: