MODUL 2. LANDASAN DAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM
KB 1 : LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Landasan pengembangan kurikulum pada hakikatnya
perupakan aspek-aspek yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan pada waktu
mengembangkan suatu kurikulum suatu pendidikan, baik dilingkungan sekolah
maupun luar sekolah.
Menurut salah seorang pakar ilmu kurikulum yang
bernama Robert S. Zais ( 1976 ), kurikulum suatu lembaga pendidikan didasarkan
kepada lima landasan (Poundations ), yaitu ( 1 ) pilosopical assumtions, ( 2 ) epistemology ( the nature of
knowledge ) ( 3 ) society/ culture, ( 4 ) the individual, dan ( 5 ) learning theory. Dengan berpedoman pada lima landasan tersebut
dibuatlah model yang disebut An electic model of the
curriculum and its foundations.
Secara umum terdapat empat landasan pokok yang
mendasari pengembangan kurikulum, yaitu landasan filosofis, psikologis,
sosial-budaya, dan pengembangan ilmu pengetahuan/teknologi.
1. Landasan filosofis
Landasan filosofis berkaitan dengan pentingnya filsafat dalam membina dan
mengembangkan kurikulum pada suatu satuan pendidikan. Aspek filsafat menjadi
rujukan utama bagi landasan lainnya dalam pengembangan kurikulum. Tujuan dan
isi kurikulum pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis
yang berbeda akan mempengaruhi dan mendorong aplikasi pengembangan kurikulum
yang berbeda pula. Berdasarkan landasan filosofis ini ditentukan tujuan-tujuan
pendidikan.
Salah seorang pakar pendidikan, Redja Mudyahardjo (
1989 ), menyatakan bahwa terdapat tiga system pemikiran filsafat yang sangat
besar pengaruhnya terhadap pemikiran pendidikan di Indonesia. Ketiga system
filsafat tersebut, yaitu Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme. Kemudian Nana
Syaodih Sukmadinata ( 1997 ) menyebutkan ada tiga cabang besar dari filsafat
ini, yaitu metafisika yang membahas segala yang ada dalam alam ini,
epistemologi yang membahas mengenai kebenaran, dan aksiologi yang membahas
mengenai nilai-nilai.
Tujuan Pendidikan Nasional di Indonesia bersumber pada
pandangan dan cara hidup manusia Indonesia, yakni Pancasila. Hal ini telah
diwujudkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional seperti tertuang dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu: Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ( pasal 2 ). Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa., berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab
( pasal 3 ).
2. Landasan psikologis
Landasan psikologis
terutama berkaitan dengan teori belajar dan teori perkembangan anak. Teori
belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi kurikulum itu disampaikan
kepada siswa dan bagaimana siswa harus mempelajarinya. Teori perkembangan
diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang akan diberikan kepada
siswa agar tingkat kelulusan dan kedalamannya sesuai taraf perkembangan siswa.
3.
Landasan
sosiologis
Landasan
sosiologis berkaitan dengan pentingnya mempertimbangkan aspek perkembangan
masyarakat dan kebudayaan dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikan.
Pendidikan selalu mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan kehidupan
masyrakat dengan segala karakteristik dan kekayaan budayannya yang menjadi
dasar dan acuan bagi pendidikan dan kurikulum.
4.
Landasan
teknologis
Landasan teknologis berkaitan
dengan pentingnya mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (
IPTEKS ) dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikan. Pengembangan program
pendidikan ( kurikulum ) harus dilandasi dan mengacu pada perkembangan dan
kemajuan IPTEKS yang secara langsung akan menjadi isi/ materi kurikulum dan
cara penyampaianya.
KB 2: PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Menurut Wina Sanjaya ( 2008 : 77 ), pendekatan dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu
proses tertentu.
A. PENDEKATAN DARI
SUDUT PANDANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam
pengembangan kurikulum dari sudut pandang kebijakan, yaitu pendekatan
administratif (administratif approach ) dan pendekatan akar rumput ( grassroots approach ).
Pendekatan pertama yaitu pendekatan pengembangan
kurikulum dengan menggunakan system komando dari atas ke bawah. Pendekatan ini
disebut pendekatan top- down karena pengembangan kurikulum muncul atas
inisiatif dan gagasan para pemegang kebijakan pendidikan atau administrator
pendidikan tingakat pusat dengan menggunakan prosedur administratif.
Pendekatan kedua yaitu pendekatan pengembangan
kurikulum yang diawali dengan inisiatif dari bawah ( guru dan sekolah )
selanjutnya disebarluaskan pada tingkat yang lebih luas.
B. PENDEKATAN DARI
SUDUT PANDANG PENGORGANISASIAN ISI KURIKULUM
Ada tiga pendekatan yang dapat diterapkan dalam
pengembangan kurikulum dari sudut pandang pengorganisasian isi kurikulum, yaitu
pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran ( subject ), pendekatan interdisipliner, dan pendekatan terpadu
( integrated ).
Pendekatan pertama bertitik tolak dari mata pelajaran
( subject ) sebagai suatu disiplin keilmuan. Setiap mata
pelajaran merupakan disiplin ilmu yang terpisah antara satu dengan yang
lainnya.
Pendekatan kedua berangkat dari masalah-masalah sosial
yang ada dalam kehidupan nyata yang tidak mungkin ditinjau hanya dari satu
segi/ aspek saja. Suatu peristiwa yang terjadi dalam masyarakat yang akan
mempengaruhi segi-segi kehidupan haus ditinjau dari berbagai segi.
Pendekatan ketiga bertitik tolak dari suatu keseluruhan
atau suatu kesatuan yang bermakna dan berstruktur. Bermakna artinya bahwa
setiap keseluruhan itu memiliki makna, arti, dan faedah tertentu. Keseluruhan
bukanlah penjumlahan dari bagian-bagian, melainkan suatu totalitas yang
memiliki maknanya sendiri.
C. PENDEKATAN DARI
SUDUT PANDANG ORIENTASI PENYUSUNAN KURIKULUM
Pendekatan dari sudut pandang orientasi penyusunan
kurikulum dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu orientasi pada tujuan, orientasi
pada bahan ajar, dan orientasi pada kegiatan belajar-mengajar. Pendekatan yang
berorientasi pada tujuan didasarkan pada tujuan-tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan secara jelas, mulai dari tujuan pendidikan nasional, tujuan mata
pelajaran, sampai dengan tujuan pembelajaran. Pendekatan yang berorientasi pada
bahan ajar sangat menitikberatkan penyusunan kurikulum pada bahan ajar atau
materi pelajaran yang akan diajarkan.
No comments:
Post a Comment