Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
di SD (PDGK4502)
Pertanyaan:
1.
Uraikan materi kurikulum dari tahun 1968 sampai sekarang, khususnya
kurikulum untuk sekolah dasar!
2.
Tuliskan kelebihan dan kekurangan kurikulum KTSP dibandingkan kurikulum 2013!
Jawaban:
1. Sejak Indonesia merdeka sampai dengan penerapan Kurikulum
2013, negeri ini telah memiliki sekian banyak kurikulum, yakni:
a. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968, sebagai kurikulum pertama yang menggunakan pendekatan
integrasi (inntegrated curriculum) untuk menggantikan pendekatan kurikulum
sebelumnya yang selama ini menggunakan pendekatan terpisiah-pisah (separated
curriculum).
Kurikulum 1968 merupakan kurikulum pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi
pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan
pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
b. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan
lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di
bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu
rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi:
petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat
pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Pada tahun ini pengajaran
matematika modern resminya dimulai. Berbagai kelemahan seolah nampak jelas,
pembelajaran kurang menekankan pada pengertian, kurang adanya kontinuitas,
kurang merangsang anak untuk ingin tahu, dan lain sebagainya. Ditambah lagi
masyarakat dihadapkan pada kemajuan teknologi. Akhirnya Pemerintah merancang
program pembelajaran yang dapat menutupi kelemanahn-kelemahan tersebut.
c. Kurikulum 1978
Pada kurikulum 1978 matematika mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
1)
Membuat
topik-topik dan pendekatan baru. Topik-topik baru yang muncul adalah himpunan, statistik dan probabilitas,
relasi, sistem numerasi kuno, penulisan lambang bilangan non desimal.
2)
Pembelajaran
lebih menekankan pembelajaran bermakna dan berpengertian dari pada hafalan dan ketrampilan berhitung.
3)
Program
matematika sekolah dasar dan sekolah menengah lebih kontinyu.
4)
Pengenalan
penekanan pembelajaran pada struktur.
5)
Programnya dapat
melayani kelompok anak-anak yang kemampuannya hetrogen.
6)
Menggunakan
bahasa yang lebih tepat.
7)
Pusat pengajaran
pada murid tidak pada guru.
8)
Metode
pembelajaran menggunakan meode menemukan, memecahkan masalah dan teknik
diskusi.
9)
Pengajaran
matematika lebih hidup dan menarik.
d. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill
approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap
penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”.
Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) atauStudent Active Leaming (SAL).
Kurikulum 1984 ini berorientasi kepada tujuan
instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar
kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus
benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau
menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang
harus dicapai siswa.
Pembelajaran matematika pada era 1980-an merupakan
gerakan revolusi matematika. Revolusi ini diawali oleh kekhawatiran negara maju
yang akan disusul oleh negara-negara terbelakang saat itu, seperti Jerman
barat, Jepang, Korea, dan Taiwan. Pengajaran matematika ditandai oleh beberapa
hal yaitu adanya kemajuan teknologi muthakir seperti kalkulator dan komputer.
Perkembangan matematika di luar negeri tersebut
berpengaruh terhadap matematika dalam negeri. Di dalam negeri, tahun 1984
pemerintah melaunching kurikulum baru, yaitu kurikulum tahun 1984. Alasan dalam
menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain, adanya sarat materi, perbedaan
kemajuan pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan
kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah serta
kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi kurikulum dengan tarap
kemampuan anak didik. Dan, CBSA (cara belajar siswa aktif) menjadi karakter
yang begitu melekat erat dalam kurikulum tersebut. Dalam kurikulum ini siswa di
sekolah dasar diberi materi aritmatika sosial, sementara untuk siswa sekolah
menengah atas diberi materi baru seperti komputer. Hal lain yang menjadi
perhatian dalam kurikulum tersebut.
Langkah-langkah agar pelaksanaan kurikulum berhasil
adalah melakukan hal-hal sebagai berikut;
a.
Guru supaya
meningkatkan profesinalisme
b.
Dalam buku paket
harus dimasukkan kegiatan yang menggunakan kalkulator dan computer
c.
Sinkronisasi dan
kesinambungan pembelajaran dari sekolah dasar dan sekolah lanjutan
d.
Pengevaluasian
hasil pembelajaran
e.
Prinsip CBSA di
pelihara terus
f. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum
1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu
pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.
Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap
diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi
pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
Tahun 90-an kegiatan olimpiade matematika
internasional begitu marak. Sampai tahun 1977 saja sudah 19 kali
diselenggarakan olimpiade matematika internasional. Saat itu Yugoslavia menjadi
tuan rumah pelaksanaan olimpiade, dan yang berhasil mendulang medali adalah
Amerika, Rusia, Inggris, Hongaria, dan Belanda.
Indonesia tidak ketinggalan dalam pentas olimpiade
tersebut namun jarang mendulang medali. Keprihatinan tersebut diperparah dengan
kondisi lulusan yang kurang siap dalam kancah kehidupan. Para lulusan kurang
mampu dalam menyelesaikan problem-problem kehidupan dan lain sebagainya. Dengan
dasar inilah pemerintah berusaha mengembangkan kurikulum baru yang mampu
membekali siswa berkaitan dengan problem-solving kehidupan. Lahirlah kurikulum
tahun 1994.
Dalam kurikulm tahun 1994, pembelajaran matematika
mempunyai karakter yang khas, struktur materi sudah disesuaikan dengan
psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam,
model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok
bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual materi
namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan
materi. Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal
ini diberikan dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan
kehidupan yang dihadapi sehari-hari.
g. Kurikulum 2004
Kurikukum 2004 ini lebih dikenal dengan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Pendidikan berbasis kompetensi
menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi)
tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan.
Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu
yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya
adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman
pembelajaran.
Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada:
1.
Hasil dan dampak
yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman
belajar yang bermakna.
2.
Keberagaman yang
dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan yang ingin dicapai
menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal.
Tahun 2004 pemerintah melaunching kurikulum baru
dengan nama kurikulum berbasis kompetesi. Secara khusus model pembelajaran
matematika dalam kurikulum tersebut mempunyai tujuan antara lain;
a.
Melatih cara
berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan
penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan,
konsistensi dan inkonsistensi
b.
Mengembangkan
aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan
mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan,
serta mencoba-coba.
c.
Mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah
d.
Mengembangkan
kemapuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain
melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
h. Kurikulum 2006
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah
KTSP. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran
oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum
2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan
untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa
serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar
kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap
mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus
dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah
koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
i.
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
menganut :
1)
Pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses yang di kembangkan
berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas dan masyarakat.
2)
Pengalaman belajar langsung peserta didik sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil
belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
2.
Kelebihan dan kekurangan kurikulum KTSP dibandingkan kurikulum 2013.
Kelebihan kurikulum
KTSP dibandingkan kurikulum 2013 adalah guru diberi kebebasan dalam
mengembangkan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan karakteristik peserta
didik.
Kekurangan kurikulum KTSP dibandingkan kurikulum 2013 adalah bahwa
penilaian pada kurikulum KTSP yang dilakukan lebih ditekankan dari segi
kognitif dan output, namun pada kurikulum 2013 dari semua segi baik afektif,
kognitif, maupun psikomotor yang dimulai dari proses sampai outputnya.
No comments:
Post a Comment