Wednesday, October 5, 2016

RESUME PDGK 4502 PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI SD MODUL 3

PDGK4502 - Pengembangan Kurikulum & Pembelajaran di SD
MODUL 3. PROSEDUR PENGEMBANGAN KURIKULUM
KB1. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Secara umum prinsip berarti azas, dasar, keyakinan dan pendirian. Dari pengertian di atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukkan pada suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan.

Prinsip juga mencerminkan tentang hakikat yang dikandung oleh sesuatu, mungkin produk atau proses,dan bersifat memberikan rambu-rambu atau aturan main yang harus diikuti untuk mencapai tujuan secara benar.

Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa prinsip yang umum digunakan dalam pengembangan kurikulum, antara lain, prinsip berorientasi pada tujuan, kontinuitas, fleksibilitas, dan integritas.

A.   Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum
1.  Prinsip berorientasi pada tujuan
Kurikulum sebagai suatu sistem yang  memiliki komponen tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum harus berorientasi pada tujuan, prinsip ini menegaskan bahwa tujuan merupakan arah bagi pengembangan komponen- komponen lainnya dalam pengembangan Tujuan kurikulum harus dapat dipahami dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum kurikulum. untuk dapat dijabarkan menjadi tujuan-tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional. Tujuan kurikulum juga harus komprehensif, yakni meliputi berbagai aspek domain tujuan baik kognitif, afektif, maupun psikomotor.

2.  Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal maupun secara horizontal. Khususnya kesinambungan materi kurikulum pada jenis dan jenjang  pendidikan mulai dari SD, SMP,SLTA,SMU/SMK sampai ke PT (Perguruan Tinggi). Materi kurikulum harus memiliki hubungan hierarkis fungsional. Dalam pengembangan materi kurikulum minimal dua aspek kesinambungan yaitu:
a.  Materi kurikulum yang diperlukan pada sekolah tingkat atas harus sudah diberikan pada sekolah tingkat bawah.
b. Materi kurikulum yang sudah diberikan pada sekolah tingkat yang ada di bawah tidak perlu lagi diberikan pada sekolah tingkat atas. Dengan demikian dapat dihindari pengulangan materi kurikulum, yang mengakibatkan kebosanan pada siswa dan agar tidak terjadi tumpang tindih materi, dan untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun scope dan sequence.

3.  Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang peserta didik.

Para pengembang kurikulum perlu memikirkan bahwa implementasi kurikulum pada tataran yang sebenarnya akan terkait dengan keragaman kemampuan sekolah untuk menyediakan tenaga dan fasilitas bagi berlangsungnya suatu kegiatan yang harus dilaksanakan. Prinsip fleksibel juga terkait dengan adanya kebebasan siswa dalam memilih program studi yang dipilih. Pengembangan kurikulum atau sekolah harus mampu menyediakan berbagai program pilihan bagi siswa, siswa diperkenankan memilih sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan kebutuhannya. Fleksibel juga diberikan kepada guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada, asalkan tidak menyimpang jauh dari apa yang telah digariskan dalam kurikulum.

4.  Prinsip Integritas
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan prinsip keterpaduan, dirancang untuk mampu membentuk manusia yang utuh, pribadi yang integrated, yaitu selaras dengan lingkungan hidup sekitarnya. Untuk itu, kurikulum harus mengembangkan berbagai keterampilan hidup (lifeskill).
Dua kategori keterampilan hidup:
(1)    Keterampilan hidup umum (personal, berpikir rasional, sosial)
(2)    Keterampilan  hidup spesifik (akademik dan vokasional)
Dalam realitas empiris, semua keterampilan tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Tindakan individu merupakan paduan aspek fisik, mental, emosional, dan intelektual.

Penyusunan KTSP dikembangkan berdasarkan tujuh prinsip berikut:
1.    Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2.    Beragam dan terpadu.
3.    Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4.    Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5.    Menyeluruh dan berkesinambungan.
6.    Belajar sepanjang hayat.
7.    Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

B.    Prinsip Khusus Pengembangan Komponen Kurikulum
Prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang digunakan dalam mengembangkan komponen utama kurikulum, yaitu:
1. Prinsip yang berkenaan dengan Tujuan Pendidikan (jangka panjang, menengah, maupun pendek), bersumber pada:
a)    Ketentuan dan kebijakan pemerintah
b)   Survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat
c)    Survei tentang pandangan para ahli
d)   Survei tentang sdm
e)    Pengalaman negara lain
f)    Penelitian

2. Prinsip yang berkenaan dengan Pemilihan Isi Pendidikan
a)    Perlu penjabaran tujuan pendidikan ke dalam perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana.
b)   Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
c)    Unit-unit kurikulum disusun berdasarkan urutan yang logis dan sistematis.

3. Prinsip yang berkenaan dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
Hendaknya memperhatikan apakah metode/teknik tersebut:
a)    dapat mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor?
b)   cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran?
c)    memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa.
d)   memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat.
e)    lebih mengaktifkan siswa atau guru atau keduanya.
f)    mendorong berkembanganya kemampuan baru.
g)   menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber belajar yang ada di rumah dan masyarakat.

4. Prinsip yang berkenaan dengan Pemilihan Media dan Alat Pengajaran
a)    Alat/media apa yang diperlukan? Sudah tersedia, atau ada penggantinya?
b)   Jika perlu dibuat, siapa yang membuat, berapa biayanya, gberapa lama waktunya?
c)    Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul atau paket belajar?
d)   Bagaimana pengintergrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?

Hasil terbaik diperoleh dengan penggunaan multimedia.

5.  Prinsip yang berkenaan dengan Penilaian
a)    Bagaimana karakteristik kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan dites?
b)   Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan tes?
c)    Apakah tes tersebut berbentuk uraian atau pilihan?
d)   Berapa banyak butir tes yang perlu disusun?
e)    Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau siswa?

Beberapa prinsip dalam pengelolaan hasil penilaian:
a)    Norma penilaian apa yang digunakan dalam pengelolaan hasil tes?
b)   Apakah digunakan formula guessing?
c)    Bagaimana pengubahan skor mentah ke dalam skor masak?
d)   Standar apa yang akan digunakan?
e)    Untuk apakah hasil tes digunakan?

KB 2. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

Langkah-langkah pengembangan kurikulum terdiri atas diagnosis kebutuhan,perumusan tujuan, pemilihan dan perorganisasian materi, pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar dan pengembangan alat evaluasi.

A.  Analisis dan Diagnosis Kebutuhan
Langkah pertama dalam pengembangan kurikulum adalah menganalisis dan menndiagnosis kebutuhan. Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan mempelajari tiga hal, yaitu kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat /dunia kerja, dan harapan – harapan dari pemerintah (kebijakan pendididikan). Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menganalisis kebutuhan ada tiga, yaitu survei kebutuhan, studi kompetensi, dan analisis tugas. Hasil akhirkegiatan analisis dan diagnosis kebutuhan ini adalah deskripsi kebutuhan sebagai bahan yang akan dijadikan masukan bagi langkah selanjutnya dalam pengembangan kurikulum yaitu perumusan tujuan.

B.   Perumusan Tujuan
Tujuan-tujuan dalam kurikulum berhierarki, mulai dari tujuan yang paling umum (kompleks) sampai pada tujuan-tujuan yang lebih khusus dan operasional. Herarki tujuan tersebut meliputi : Tujuan Pendididikan Nasional, Tujuan Instusional, Tujuan Kurikuler, serta Tujuan Intruksional.

Di samping bersifat hierarki,  komponen tujuan juga dapat dibagi dalam beberapa taksonomi tujuan. Benyamin S. Bloom dalam Taxonomy of Educational Objective membagi tujuan ini menjadi tiga ranah/domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kogniitif berkenaan dengan pengusaaan kempampuan kemampuan intelektual atau berpikir, domain afektif berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan perasaaan, minat, sikap dan nilai-nilai, sedangkan domain psikomotor berkenaan dengan penguasaaan dan pengembangan ketrampilan motorik.
C.  Pemilihan  dan pengorganisasian materi
Materi kurikulum disusun berdasarkan prosedur-prosedur tertentu yang merupakan salah satu bagian dalam pengembangan kurikulum secara kseluruhan. Dalam Handbook for Evaluating and Selecting CuriculumMaterials, M.D Gall (1981) mengemukakan sembilan tahap dalam pengembangan bahan kurikulum, yaitu identifikasi kebutuhan,merumuskan misi kurikulum, menentukan anggaran biaya, membentuk tim,mendapat susunan bahan, menganalisis bahan, menilai bahan, membuat keputusan adopsi, menyebarkan, mempergunakan, dan memonitor penggunaan bahan.

Materi kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Isi dari kegiatan pembelajaran tersebut adalah isi dari kurikulum. Dalam penyusunan bahan pelajaran ini dikenal ada istilahscope dan sequenceScope atau ruang lingkup menyangkut keluasan dan kedalaman materi kurikulum. Sequence menyangkut urutan susunan bahan kurikulum. Sequence dapat disusun dengan mempertimbangkan tiga hal,yaitu struktur disiplin ilmu, taraf perkembangan siswa, dan pembagian materi kurikulum berdasarkan tingkatan kelas.

D.   Pemilihan dan Pengorganisasian Pengalaman belajar
Cara pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan, strategi, metode serta teknik yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat materi yang akan diberikan.Pengalaman belajar siswa bisa bersumber dari pengalaman penciuman,atau pengalaman suara, pengalaman perabaaan, dan penciuman. Semua pengalaman belajar tersebut dapat diorganisasikan sedemikian rupa dengan sumber, fasilitas, dan masyarakat.

E.  Pengembangan Alat Evaluasi
Pengembangan alat evaluasi dimaksudkan untuk menelaah kembali apakah kegiatan yang telah dilakukan itu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Mc Neil (1977) mengungkapkan ada dua hal yang perlu mendapatkan jawaban dari penilaian kurikulum, yaitu
a.    Apakah kegiatan kegiatan yang dikembangkan dan diorganisasikan itu memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan?
b.    Apakah kurikulum yang telah dikembangkan itu dapat diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya?

Penilaian pada dasarnya merupakan suatu proses pembuatan pertimbangan terhadap suatu hal. Scriven dalam Nurgiyantoro mengemukakan bahwa penilaian itu terdiri atas tiga komponen yaitu pengumpulan informasi, pembuatan pertimbangan, dan pembuatan keputusan. Evaluasi kurikulum dapat dilakukan terhadap komponen  komponen kurikulum itu sendiri, evaluasi terhadap inplementasi kurikulum, dan evaluasi terhadap hasil yang dicapai.                                                                                                             


No comments: