Wednesday, November 20, 2013

PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN -1


1.  PENDEKATAN
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Para ahli membagi pandangan tentang proses belajar itu menjadi 2 aliran, yaitu:
1.   Aliran empiris (mekanis, bavourisme, dan bloomfield)
Kelompok ini berpandangan bahwa proses penguasaan kemampuan berbahasa anak sebenarnya dikendalikan dari luar sebagai akibat berbagai rangsangan yang diterapkan lingkungan kepada Si Anak. Bahasa sebagai wujud perilaku manusia merupakan kebiasaan yang harus dipelajari. Jadi kemampuan berkomunikasi anak melalui bahasa pada dasarnya sangat ditentukan oleh stimulus-respon dan peniruan-peniruan.
      Prinsip-prinsip pokok aliran ini adalah:
a.     Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan
b.     Bahasa adalah serangkain kebiasaan
c.      Ajarkan berbahasa, bukan bahasanya
d.     Bahasa adalah apa yang dikatakan pemakainya, bukan apa yang oleh seseorang seharusnya dikatakan demikian
e.     Tidak ada satu bahasapun yang persis sama dengan bahasa lain
2.   Aliran rasional (mentalis atau Noam Choscky)
      Kelompok ini berpandangan bahwa perbuatan berbahasa adalah perbuatan mental.
      Prinsip-prinsip aliran ini diantaranya:
a.     Suatu bahasa yang hidup ditandai oleh kreatifitas yang dituntut oleh oleh aturan-aturan
b.     Aturan-aturan tata bahasa nyata bertalian dengan tingkah laku kejiwaan
c.      Manusia satu-satunya makhluk yang sapat belajar bahasa
d.     Bahasa yang hidup adalah bahasa yang dipakai dalam berpikir

PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN -2


2.      METODE
Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Metode berhubungan dengan pemilihan bahan, urutan bahan, penyajian bahan sertav pengulangan bahan.

Metode pengajaran bahasa yang di kemukakan oleh Mackey          (1965:151-155), yakni:
1.      Metode Langsung (direct menthod)
Menurut Mackey (1965:151-152) ciri utama metode ini ialah menggunakan struktur dan kosa kata yang biasa di gunakan sehari-hari, tata bahasa yang diajarkan dengan memperhatikan situasi, menggunakan banyak butir baru dalam pengajaran yang sama untuk membuat alamiah bunyi bahasa yang pada gilirannya memperkaya penggunaannya dalam percakapan biasa.
Kelebihannya:
1) Pelajar terampil menyimak dan berbicara. 2)Pelajar menguasai pelafalan dengan baik seperti atau mendekati penutur asli.3) Pelajar mengetahui banyak kosa kata dan pemakaiannya dalam kalimat.
Kelemahannya:
1)Pelajar lemah dalam kemampuan membaca pemahaman karena materi dan latihan ditekankan pada bahasa lisan. 2)Memerlukan guru yang ideal
dari segi ketrampilan berbahasa dan kelincahan dalam penyajian pelajaran. 3)Tidak bisa dilaksanakan dalam kelas besar.

2. Metode Alamiah (natural menthod)
Menurut Mackey (1965:152) metode ini berciri :
a) Pengajaran langsung kepada benda atau digunakan gambar.
b)Kata-kata baru diajarkan berdasarkan pengetahuan siswa mengenai kata lama.
c) Kesalahan berbahasa segera diberi diberitahukan.
d) Tidak ada terjemahan.
Keunggulan metode ini adalah si terdidik belajar seperti bahasa ibunya, si terdidik dapat langsung menghayati benda, sifat atau proses karena langsung diperhatikan atau gambar.

3. Metode Psikologi (psichologicial menthod)
Menurut Mackey (1965 : 152) ciri utama metode ini adalah :
a)Benda, diagram, gambar digunakan untuk menimbulkan imaji mental terhadap kata yang diajarkan.
b) Kosa kata disusun kedalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis kalimat   idiomatic yang berkaitan dengan bahan yang sedang diajarkan.
c) Tiap kelompok merupakan satu pokok bahasan.
d) Pelajaran dibagi atas bab dan subbab.
e) Pelajaran bersifat oral pada mulanya, lalu ,menngunakan buku.
f) Bahasa sehari-hari dihindari meskipun tidak dilarang.

       Keunggulan metode ini, adalah si terdidik langsung menghubungkannya dengan aktivitas mental sehingga bahan yang diajarkan sukar dilupakan, dan siswa terhindar dari pengaruh bahasa ibu.

4. Metode Fonetik (phonetic menthod)
Metode ini dikenal juga dengan metode oral. Metode memulai dengan telinga, lalu ke ucapan yang berturut-turut dari bunyi bahasa (fonem), kata, frase, dan kalimat. Langkah berikutnya, yakni menghubungkannya dengan percakapan dan cerita.
Keunggulan metode ini adalah si terdidik terbiasa melafalkan bahasa yang dipelajari secara tepat.
5. Metode Membaca (reading method)
Tujuan utamanya yakni si terdidik memiliki ketrampilan pengetahuan membaca. Teks di bagi atas jenis tertentu yang didahului oleh daftar kata yang akan diajarkan melalui wacana, terjemahan atau dengan menggambarkannya. Setelah tahap kosa kata tertentu dicapai, bahan tambahan berupa cerita atau novel mulai diperkenalkan dengan maksud agar si terdidik menguasai kosa kata.
Segi kekuatan dan kelemahan
Kekuatan :
a)Pelajar terlatih memahami bacaan dengan analisis, tidak melalui penerjemahan.
b)Pelajar mengusai kosa katadengan baik.
c)Pelajar memahami penggunaaan tatabahasa.
Kelemahan:
a)Pelajar lemah dalam ketrampilan dalam membaca nyaring.
b)Pelajar tidak terampil dalam menyimak dan berbicara.
c)Pelajar kurang terampil dalam mengarang bebas.
6. Metode Tata Bahasa (grammar lenguage method)
Pada metode ini, kaidah yang menjadi pusat perhatian. Kaidah tata bahasa dipelajari melalui kata-kata. Pengetahuan kaidah lebih daripada pemakaian bahasa. Dalam metode ini tidak ada latihan lafal. Keunggulan metode ini, yakni dengan pengetahuan kaidah si terdidik dapat meramalkan bentuk yang muncul.
7. Metode Terjemahan (translation menthod)
Newmark (1985:5) mengatakan bahwa terjemahan adalah proses memadankan konsep kata, frase,dan kalimat yang terdapat pada teks bahasa yang lain.
Menurut Mackey (1965:153) metode ini dapat digunakan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dan sebaliknya. Dasar yang digunakan dalam metode terjemahan ini, yakni penguasaan bahasa yang sedang dipelajari dapat dicapai melalui terjemahan dari bahasa ibu atau sebaliknya. Selain itu, metode ini didasarkan pada persefsi bahasa melalui pemusatan perhatian pada kata, yakni bahwa bahasa asing sama dengan bahasa ibu, yang berbeda yang berbeda adalah kata-katanya.
Keunggulan metode ini adalah praktis, tidak banyak mengeluarkan biaya dan tenaga, dan pengetahuan tentang kosa kata segera dicapai. Si terdidik langsung bisa membedakannya dengan bahasa ibunya.

8. Metode Tata Bahasa - Terjemah (grammar translation method)
Metode ini adalah kombinasi antara tata bahasa dan terjemahan. Metode ini biasa disebut metode tradisional (lihat Els,dkk,1977,;45). Metode ini menekankan pengajaran tata bahasa sasara, dan teknik praktek utamanya adalah terjemahan dari/dan dalam bahasa sasaran (lihat Hamied, 1987:114).
Menurut Mackey (1965:153, ciri-ciri metode ini:
a) Tatabahasa yang diajarkan adalah tata bahasa formal.
b) Kosa kata yang digunakantergantung pada teks atau bacaan yang telah dipilih
c) Pelajaran dimulai dengan kaidah-kaidah, lalu kosa kata tanpa konteks, dan kemudian terjemahan
d) Kosa kata dibagi ke dalam daftar kata untuk diingat
Keunggulan metode ini adalah siswa mendapat bekal kaidah bahasa yang dipelajari dan memahami sejumlah kosa kata. Dengan memahami kaidah bahasa yang diikuti oleh pemahaman terhadap kosa kata, praktek berbahasa dapat lebih mudah dilaksakan.

9. Metode Elektik (Electic Method))
Metode elektik disebut juga metode campuran, yakni metode campuran dari unsur yang ada dalam metode langsung dan metode tata bahasa-Terjemahan. Metode ini disebut juga metode sktif di Francis. Keterampilan bahasa disuguhkan dengan urutan, berbicara, menulis, memahami, dan membaca. Aktivitas berbahasa termasuk didalamnya praktek berbahasa, membaca nyaring, bertanya dan menjawab. Latihan menerjemahkan, pelajaran tata bahasa secara dedukti, dan alat peraga digunajkan pula metode ini.
Metode elektik bisa menjadi metode yang ideal apabila didukung oleh penguasaan             guru secara memadai terhadap berbagai macam metode, sehingga dapat mengambil secara tepat segi-segi kekuatan dari setiap metode dan menyusaikannya dengan kebutuhan program pengajaran yang ditanganinya, kemudian menerapkannya secara proporsional.

10. Metode Unit (the unit Method)
Metode ini merupakan penerapan system mengajar , menurut Herbart yang terdiri dari lima langkah yakni: persiapan siswa, penyuguhan bahan, bimbingan melalui induks, penarikan kesimpulan generalisasi, dan penerapan (lihat Mackey,1965:154; Djunaidi,1987:38). Langkah ini dapat diterapkan pada semua tingkat.
Keunggulan metode ini adalah siterdidik menemukan sendiri kaidah-kaidah itu dibawah bimbingan guru. Unsur demokrasi diperhatikan pula karena bahan yang dipelajari dipilih secara suara bulat dikela. Disamping itusi terdidik mendapat latihan yang banyak yang memungkinkan mereka untuk kreatif. siswa tidak akan melupakan bahasa ibunya karena bahan mereka dipersiapkan dalam bahasa ibu mereka.
11. Metode Kontrol bahasa (lenguage control method)
Metode kontrol bahasa atau metode pembatasan bahasa adalah metode yang mengadakan pembatasan dan gradasi terhadap kosa kata dan kalimat yang akan diajarkan.
Pembatasan ini dapat didasarkan pada studi tentang frekuwensi kata atau butir-butir yang berguna. Makna dapat diajarkan melalui pembatasan aktivitas dan gambar, atau melalui peragaan bendanya atau visualisasi. Metode ini dapat disamakan dengan metode langsung, tetapi semua harus dipolakan dan terkontrol/dibatasi.
            Keunggullan metode ini, yakni siswa tidak akan mempelajari kata dan kalimat yang tidak perlu, sebab hanya kata dan kalimat yang berfrekuwensi tinggi dalam pemakaian sehari-hari yang akan dipelajari.

12. Metode Memorisasi - Mimikri
Metode ini bisa juga disebut metode drill informant. Pengajaran dibagi atas demontrasi dan latihan atau drill. Bahan yang di demontrasikan yakni tata bahasa, lafal dan kosa kata, baik yang dilaksakan oleh guru sendiri maupun oleh informan.
            Keunggulan metode ini, adalah siswa mengulang pelajaran dan frekuensi latihan yang memadai yang memungkinkan si terdidik tidak mudah nelupakan pelajaran.

13. Metode Praktik - Teori (practice-theory method)
Metode ini mendahulukan praktik daripada teori. kalimat yang diajarkan dilaksakan dengan jalan mengulang-ulang, menirukan informan atau melalui rekaman. Kalimat- kalimat tadi lalu dianalisis secara fonetis dan structural kemudian  terdidik diminta untuk memperluas atau membuat kalimat baru berdasarkan pola kalimat yang diajarkan.
Keunggulan metode ini adalah si terdidik memulainya dengan praktek. Teori akan ditemukan berdasarkan praktek. selain itu si terdidik dapat kesempatan banyak untuk berlatih dan menciptakan kalimat baru sehingga pola kalimat yang telah diajarkan tidak mudah dilupakan.

14. Metode Kognat (Cognate method)
Dasar metode ini yakni kognat atau kemiripan antara bahasa yang sedang dipelajari dengan bahasa ibu. Itu sebabnya si tedidik yang menerapkan metode ini memulainya dengan mempelajari kemiripan bentuk dan makna kosa kata dalam bahasa yang dipelajari dengan bahasa ibu.kata-kata itu digunakan dalam bahasa lisan dan latihan mengarang. Metode ini mirip dengan pendekatan analisis konstruktif.
Keunggulan metode ini, yakni si terdidik dapat membandingkan secara langsung kosa kata yang dipelajari dengan bahasa ibunya.

15. Metode dua bahasa (the dual language method)
Metode ini mirip dengan metode kognat, yakni metode yang mendasarkan pada asumsi perbedaan dan persamaaan antara bahasa yang sedang dipelajari dengan bahasa ibu. Yang diajarkan bukan saja kemiripan dan perbedaan kosa kata, tetapi juga fonem, dan kalimat antara kedua bahasa itu.
Keunggulan metode ini adalah siswa dapat mengasosiasikan dengan bahasa ibunya sehingga kata atau pola kalimat yang diajarkan tidak mudah dilupakan.

16. Metode Audiolingual
Metode Audiolingual sering di sebut pendekatan dengar-ucap (Aural-Oral Approach) atau metode meniru menghapal (The Mimicry-Memorization Methode) atau metode informant-Drill. Metode ini mendasarkan teorinya pada aliran linguistik structural dan psikologi behaviorisme yang terkenal dengan teori stimulus-respon yang konsepnya berasal dari seorang linguis yang bernama Bloomfield dan seorang psikolog bernama Skinner. Berdasarkan teori itu, teknik pelaksanaan metode audiolingual yakni dengan cara memberikan latihan (drill) dan latihan pola (pattem practice). Itu sebabnya latihan yang intensef dalam keterampilan berbicara dan menyimak dengan cara bercakap-cakap, menghafal, dan latihan pola menjadi ciri utama metode ini.

17. Metode Berlitz
Metode ini berasal dari penganjurnya yang bernama Maximilian Berlizt. Metode ini sama dengan prinsip dasar metode langsung (Mackey,1965;148).
Ciri umum metode, adalah :
a)Bahan didasarkan pada frase dan kosa kata yang digunakan dalam percakapan sehri-sehari
b)Siswa selalu dibawa pada pikiran yang diungkapkan dalam bahasa yang sedang diajarkan
c)Bahasa ibu tidak digunakan
d)Kata benda diajarkan melalui pengamatan bendanya, tiruan atau gambarnya
e)Kata-kata yang bersifat abstrak dilaksakan dengan jalan demontrasi
Keunggulan metode ini, yakni si terdidik langsung menghayalti bahasa yang digunakan dalm kehidupan sehari-hari.

18. Metode realis
Metode realis (Realis Method) berdasarkan prinsip bahwa mempelajari bahasa harus sebagaimana tingkah laku berbahasa yang sesungguhnya.



Ciri metode ini, ialah :
a) Basa dipandang sebagai reaksi terhadap alam sekitar. Reaksi yang dimunculkan manusia akan berupa bahasa verba, bahasa nonverbal, bahasa nonverbaaldan bunyi-bunyj pernyataan yang lain.
b) Penggunaan bahasa harus sesuai dengan tingkah laku berbahasa yang sesungguhnya.
c) Penyusunan bahan di lakukan atas kerja sama antara ahli bahasa dengan guru bahasa. Bahkan disajikan dalam  bentuk percakapan.
Keunggulan metode ini adalah si terdidik langsung menghayati penggunaan bahasa yang sesui dengan tinggkah laku berbahasa yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari.

PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN -3


3.  TEKNIK
Teknik adalah upaya, usaha-usaha, atau cara-cara yang digunaka guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun berdasarkan metode dan pendekatan yang dipilih guru.
Teknik pembelajaran yang dapat di terapkan diantaranya:
a.     Teknik ceramah
            Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya.
Kelebihan:
1). Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2). Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
3). Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4). Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
Kekurangan:
1). Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
2). Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
3). Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walau pun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4). Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
b.    Teknik Tanya jawab
              Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru. 
Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam metode tanya jawab ini antara lain:
1. Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab.
·         Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
·         Untuk merangsang siswa berfikir.
·         Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
2. Jenis pertanyaan.
Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran:
·         Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada apa, kapan, di mana, berapa, dan yag sejenisnya.
·         Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa, bagaimana.
3. Tehnik mengajukan pertanyaan.
Berhasil tidaknya metode tanya jawab, sangat bergantung kepada tehnik guru dalam mengajukan pertanyaanya. Metode tanya jawab biasanya dipergunakan apabila:
·         Bermaksud mengulang bahan pelajaran.
·         Ingin membangkitkan siswa relajar.
·         Tidak terlalu banyak siswa.
·         Sebagai selingan metode ceramah.

c.     Teknik diskusi kelompok
              Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Kelebihan:
·         Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
·         Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
·         Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
·         Melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
·         Menperluas pandangan siswa
·         Melatih kepemimpinan siswa yang menjadi moderator.
Kekurangan:
·         Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi didominasi oleh siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
·         Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
·         Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
·         Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
·         Dibutuhkan moderator yang terampil.
d.     Teknik pemberian tugas
              Metode tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok.  Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih mendalami pelajaran yang diberikan guru. Jenis-jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan, dan tugas di laboratorium.
e.     Teknik ramu pendapat
Merupakan perpaduan dari teknik Tanya jawab dan teknik diskusi.
Keunggulan teknik ini antara lain:
1)    Mengembangkan pikiran kreatif
2)    Merangsang partisipasi siswa
3)    Memancing timbulnya pendapat baru
4)    Dapat digunakan dalam kelompok kecil maupun besar
5)    Hanya memerlukan sedikit peralatan.

f.       Simulasi
              Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.
              Metode simulasi bertujuan untuk: 
(1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, 
(2) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, 
(3) melatih memecahkan masalah, 
(4) meningkatkan keaktifan belajar, 
(5) memberikan motivasi belajar kepada siswa, 
(6) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, 
(7) menumbuhkan daya kreatif siswa, dan 
                       (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi