Wednesday, January 16, 2013


Murtakibudz Dzunub - Demi Allah, tidaklah seorang pemuda melihat gadis kecuali gadis itu dibayangkannya dalam keadaan telanjang tanpa pakaian.

Demi Allah, begitulah... Yang kami bersumpah untuk kali keduanya padamu. Jangan kau percaya apa yang dikatakan lelaki, bahwa ia tidak akan melihat seorang gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara sebagai seorang sahabat, ia akan mencintainya sebagai seorang kawan.

Demi Allah ia telah berbohong! bila engkau mendengar obrolan anak-anak muda ditengah kesepian mereka, maka engkau akan mendengarkan sesuatu yang mengerikan. Senyuman yang dia berikan padamu, kehalusan budi serta bahasa dan perhatiannya, semua itu tidak lain hanyalah perangkap rayuan untuk mencapai tujuannya atau paling tidak, pemuda itu merasa bahwa itu adalah rayuan untuk melunakkan hatimu [hingga kau terpesona.pen]

Kemudian setelah itu apa yang akan terjadi? Apa, wahai puteriku? Coba kau pikirkan!

Kalian berdua sesaat masuk dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau selama-lamanya akan tetap merasakan penderitaan akibat kenikmatan sesaat itu.

Sedang pemuda tersebut akan terus mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, sedang engkau sendiri yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu yang membuncit.

Jiwamu menangis, kening [kehormatanmu] tercoreng. Mungkin masyarakat yang dzalim dapat mengampuni pemuda itu, dengan mengatakan: "Ia hanyalah pemuda yang tersesat lalu bertaubat".

Tetai engkau, selama hidupmu tetap berkubang dalam kehinaan dan ke-aiban, karena masyarakat tidak akan mengampunimu selama-lamanya.

Namun, jika saat engkau bertemu pemuda kau busungkan dadamu, kau palingkan mukamu dan kau tunjukkan [luhurnya kepribadian seorang muslimah] lalu kau menghindar... Dan kalau pemuda yang mengganggumu itu belum mengindahkan, sampai berbuat lancang lewat erkataan atau tangannya yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan kekepalanya, bila semua itu kau lakukan, maka semua orang dijalan akan membelamu.

Setelah itu, pemuda-pemuda nakal tak kan mengganggu gadis-gadis lagi. Dan tentu jika ia seorang pemuda yang shalih ia akan datang kepadamu untuk meminta maaf dan tidak akan mengulangi perbuatannya. Selanjutnya, ia akan mengharapkan hubungan yang halal dengan datang melamarmu.

(Kutipan artikel ini ditulis oleh beliau Syaikh Ali Tanthawi dalam bukunya yang berjudul "Yaa Binti". Semoga bermanfaat.)

No comments: