Berhentilah sejenak saudaraku..
Berhenti untuk sekedar menghirup napas panjang sepuasnya. Biarkanlah udara masuk menerobos segala lorong hingga memenuhi rongga paru-paru. Sekali lagi biarkanlah ia menjadi pemicu dan pembakar semangatmu untuk selalu melangkah.
Saudaraku, mari berhenti dan beristirahat sejenak..
Aku tahu engkau pasti capek sekali setelah menempuh perjalanan panjang yang tiada bertepi dalam sebuah kehidupan. Sebuah perjalanan yang melintasi ribuan gunung, bukit, hutan, sawah dan sungai. Rasa jenuh, capek, dan lelah bukan menjadi alasan untuk menggapai sebuah asa dan harapan, karena yakin ada sebuah kehidupan yang berarti nun jauh disana.
Ayo saudaraku berhentilah untuk menginap barang semalam
Lihatlah senja akan beranjak gelap dan awan hitam semakin menutupi jagat. Sepertinya hujan akan segera turun. Hujan deras sederas tetesan air mata yang mengalir melintasi pelipis dan dagu. Terus… terus… tiada henti.
Berhenti barang semenit saja untuk melihat kebelakang saudaraku.
Lihatlah betapa jauhnya jalan yang telah ditapaki dengan penuh pengorbanan dan peluh yang bercucuran. Cobalah mengingat sudah seberapa lama kita berjalan.
Sekarang mari kita berbalik menuju ke depan. Sejauh apakah kita telah melangkah? Satu langkah.. dua langkah.. dan lebih namun itu ternyata tidak sampai sepersepuluh perjalanan menuju hakikat diri.
Saudaraku.. berhentilah..
Maafkan aku yang tidak bisa menemani berjalan menembus lebatnya hutan kehidupan dan juga melintasi dalamnya samudra hati nurani. Ingatlah wahai saudaraku pasti ada yang akan selalu mendampingimu dikala berjalan, menghiburmu disaat sedih, menolong dan mengangkatmu saat jatuh ke jurang yang dalam, dan selalu siap mendengarkan keluh kesarhmu di penghujung malam.
Dan ingatlah saudaraku.. Dialah penguasa alam semesta “Allah Azzawazala”.
Wallahu’alam,
No comments:
Post a Comment