Friday, December 20, 2013
Wednesday, November 20, 2013
PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN -1
1. PENDEKATAN
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Para ahli membagi pandangan tentang proses belajar itu menjadi 2 aliran, yaitu:
1.
Aliran
empiris (mekanis, bavourisme, dan bloomfield)
Kelompok ini berpandangan bahwa
proses penguasaan kemampuan berbahasa anak sebenarnya dikendalikan dari luar
sebagai akibat berbagai rangsangan yang diterapkan lingkungan kepada Si Anak.
Bahasa sebagai wujud perilaku manusia merupakan kebiasaan yang harus
dipelajari. Jadi kemampuan berkomunikasi anak melalui bahasa pada dasarnya
sangat ditentukan oleh stimulus-respon dan peniruan-peniruan.
Prinsip-prinsip
pokok aliran ini adalah:
a.
Bahasa adalah
ujaran, bukan tulisan
b.
Bahasa adalah
serangkain kebiasaan
c.
Ajarkan berbahasa,
bukan bahasanya
d.
Bahasa adalah apa
yang dikatakan pemakainya, bukan apa yang oleh seseorang seharusnya dikatakan
demikian
e.
Tidak ada satu
bahasapun yang persis sama dengan bahasa lain
2.
Aliran rasional
(mentalis atau Noam Choscky)
Kelompok ini berpandangan bahwa perbuatan berbahasa adalah perbuatan mental.
Prinsip-prinsip
aliran ini diantaranya:
a.
Suatu bahasa yang hidup ditandai oleh kreatifitas yang
dituntut oleh oleh aturan-aturan
b.
Aturan-aturan tata bahasa nyata bertalian dengan tingkah
laku kejiwaan
c.
Manusia satu-satunya makhluk yang sapat belajar bahasa
d.
Bahasa yang hidup adalah bahasa yang dipakai dalam
berpikir
PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN -2
2.
METODE
Metode adalah prosedur
pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Metode berhubungan dengan
pemilihan bahan, urutan bahan, penyajian bahan sertav pengulangan bahan.
Metode
pengajaran bahasa yang di kemukakan oleh Mackey (1965:151-155), yakni:
1.
Metode Langsung (direct menthod)
Menurut Mackey (1965:151-152) ciri utama
metode ini ialah menggunakan struktur dan kosa kata yang biasa di gunakan
sehari-hari, tata bahasa yang diajarkan dengan memperhatikan situasi, menggunakan banyak butir baru dalam pengajaran yang sama
untuk membuat alamiah bunyi bahasa yang pada gilirannya memperkaya penggunaannya dalam
percakapan biasa.
Kelebihannya:
1) Pelajar terampil menyimak dan berbicara. 2)Pelajar
menguasai pelafalan dengan baik seperti atau mendekati penutur asli.3) Pelajar
mengetahui banyak kosa kata dan pemakaiannya dalam kalimat.
Kelemahannya:
1)Pelajar lemah dalam kemampuan membaca pemahaman karena materi dan latihan ditekankan pada bahasa lisan. 2)Memerlukan guru yang ideal dari segi ketrampilan berbahasa dan kelincahan dalam penyajian pelajaran. 3)Tidak bisa dilaksanakan dalam kelas besar.
1)Pelajar lemah dalam kemampuan membaca pemahaman karena materi dan latihan ditekankan pada bahasa lisan. 2)Memerlukan guru yang ideal dari segi ketrampilan berbahasa dan kelincahan dalam penyajian pelajaran. 3)Tidak bisa dilaksanakan dalam kelas besar.
2. Metode Alamiah (natural menthod)
Menurut
Mackey (1965:152) metode ini berciri :
a) Pengajaran
langsung kepada benda atau digunakan gambar.
b)Kata-kata
baru diajarkan berdasarkan pengetahuan siswa mengenai kata lama.
c)
Kesalahan berbahasa segera diberi diberitahukan.
d) Tidak
ada terjemahan.
Keunggulan
metode ini adalah si terdidik belajar seperti bahasa ibunya, si terdidik dapat
langsung menghayati benda, sifat atau proses karena langsung diperhatikan atau
gambar.
3. Metode Psikologi (psichologicial menthod)
Menurut
Mackey (1965 :
152) ciri utama metode ini adalah :
a)Benda,
diagram, gambar digunakan untuk
menimbulkan imaji mental terhadap
kata yang diajarkan.
b) Kosa
kata disusun kedalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis kalimat idiomatic
yang berkaitan dengan bahan yang sedang diajarkan.
c) Tiap
kelompok merupakan satu pokok bahasan.
d)
Pelajaran dibagi atas bab dan subbab.
e)
Pelajaran bersifat oral pada mulanya, lalu ,menngunakan buku.
f) Bahasa
sehari-hari dihindari meskipun tidak dilarang.
Keunggulan metode ini, adalah si terdidik langsung menghubungkannya dengan aktivitas mental sehingga bahan yang diajarkan sukar
dilupakan, dan siswa terhindar dari pengaruh
bahasa ibu.
4. Metode Fonetik (phonetic menthod)
Metode ini
dikenal juga dengan metode oral. Metode memulai dengan telinga, lalu ke ucapan
yang berturut-turut dari bunyi
bahasa (fonem), kata, frase, dan kalimat. Langkah berikutnya, yakni menghubungkannya
dengan percakapan dan cerita.
Keunggulan
metode ini adalah si terdidik terbiasa melafalkan bahasa yang dipelajari secara
tepat.
5. Metode Membaca (reading method)
Tujuan utamanya
yakni si terdidik memiliki ketrampilan pengetahuan membaca. Teks di bagi atas
jenis tertentu yang didahului oleh daftar kata yang akan diajarkan melalui
wacana, terjemahan atau dengan menggambarkannya. Setelah tahap kosa kata
tertentu dicapai, bahan tambahan berupa cerita atau novel mulai diperkenalkan
dengan maksud agar si terdidik menguasai kosa kata.
Segi
kekuatan dan kelemahan
Kekuatan :
a)Pelajar
terlatih memahami bacaan dengan analisis, tidak melalui penerjemahan.
b)Pelajar
mengusai kosa katadengan baik.
c)Pelajar
memahami penggunaaan tatabahasa.
Kelemahan:
a)Pelajar
lemah dalam ketrampilan dalam membaca nyaring.
b)Pelajar
tidak terampil dalam menyimak dan berbicara.
c)Pelajar
kurang terampil dalam mengarang bebas.
6. Metode Tata Bahasa (grammar lenguage method)
Pada
metode ini, kaidah yang menjadi pusat perhatian. Kaidah tata bahasa dipelajari
melalui kata-kata. Pengetahuan kaidah lebih daripada pemakaian bahasa. Dalam
metode ini tidak ada latihan lafal. Keunggulan metode ini, yakni dengan
pengetahuan kaidah si terdidik dapat meramalkan bentuk yang muncul.
7. Metode Terjemahan (translation menthod)
Newmark
(1985:5) mengatakan bahwa terjemahan adalah proses memadankan konsep kata,
frase,dan kalimat yang terdapat pada teks bahasa yang lain.
Menurut
Mackey (1965:153) metode ini dapat digunakan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran
dan sebaliknya. Dasar yang digunakan dalam metode terjemahan ini, yakni
penguasaan bahasa yang sedang dipelajari dapat dicapai melalui terjemahan dari
bahasa ibu atau sebaliknya. Selain itu, metode ini didasarkan pada persefsi
bahasa melalui pemusatan perhatian pada kata, yakni bahwa bahasa asing sama
dengan bahasa ibu, yang berbeda yang berbeda adalah kata-katanya.
Keunggulan metode ini adalah praktis, tidak banyak
mengeluarkan biaya dan tenaga, dan pengetahuan tentang kosa kata segera
dicapai. Si terdidik langsung bisa membedakannya dengan bahasa ibunya.
8. Metode Tata Bahasa - Terjemah (grammar translation method)
Metode ini
adalah kombinasi antara tata bahasa dan terjemahan. Metode ini biasa disebut metode tradisional (lihat Els,dkk,1977,;45). Metode
ini menekankan pengajaran tata bahasa sasara, dan teknik praktek utamanya
adalah terjemahan dari/dan dalam bahasa sasaran (lihat Hamied, 1987:114).
Menurut Mackey
(1965:153, ciri-ciri metode ini:
a)
Tatabahasa yang diajarkan adalah tata bahasa formal.
b) Kosa
kata yang digunakantergantung pada teks atau bacaan yang telah dipilih
c)
Pelajaran dimulai dengan kaidah-kaidah, lalu kosa kata tanpa konteks, dan kemudian terjemahan
d) Kosa
kata dibagi ke dalam daftar kata untuk diingat
Keunggulan
metode ini adalah siswa mendapat bekal kaidah bahasa yang dipelajari dan
memahami sejumlah kosa kata. Dengan memahami kaidah bahasa yang diikuti oleh
pemahaman terhadap kosa kata, praktek berbahasa dapat lebih mudah dilaksakan.
9. Metode Elektik (Electic Method))
Metode
elektik disebut juga metode campuran, yakni metode campuran dari unsur yang ada
dalam metode langsung dan metode tata bahasa-Terjemahan. Metode ini disebut
juga metode sktif di Francis. Keterampilan bahasa disuguhkan dengan urutan,
berbicara, menulis,
memahami, dan membaca. Aktivitas berbahasa termasuk didalamnya praktek
berbahasa, membaca nyaring, bertanya dan menjawab. Latihan menerjemahkan,
pelajaran tata bahasa secara dedukti, dan alat peraga digunajkan pula metode
ini.
Metode
elektik bisa menjadi metode yang ideal apabila didukung oleh penguasaan guru
secara memadai terhadap berbagai macam metode, sehingga dapat mengambil secara
tepat segi-segi kekuatan dari setiap metode dan menyusaikannya dengan kebutuhan
program pengajaran yang ditanganinya, kemudian menerapkannya secara
proporsional.
10. Metode Unit (the unit Method)
Metode ini
merupakan penerapan system mengajar , menurut Herbart yang terdiri dari lima
langkah yakni: persiapan siswa, penyuguhan bahan, bimbingan melalui induks,
penarikan kesimpulan generalisasi, dan penerapan (lihat Mackey,1965:154;
Djunaidi,1987:38). Langkah ini dapat diterapkan pada semua tingkat.
Keunggulan
metode ini adalah siterdidik menemukan sendiri kaidah-kaidah itu dibawah
bimbingan guru. Unsur
demokrasi diperhatikan pula karena
bahan yang dipelajari dipilih secara suara bulat dikela. Disamping itusi
terdidik mendapat latihan yang banyak yang memungkinkan mereka untuk kreatif. siswa
tidak akan melupakan bahasa ibunya karena bahan mereka dipersiapkan dalam
bahasa ibu mereka.
11. Metode Kontrol bahasa (lenguage control method)
Metode
kontrol bahasa atau metode pembatasan bahasa adalah metode yang mengadakan pembatasan
dan gradasi terhadap kosa kata dan kalimat yang akan diajarkan.
Pembatasan
ini dapat didasarkan pada studi tentang frekuwensi kata atau butir-butir yang
berguna. Makna dapat diajarkan melalui pembatasan aktivitas dan gambar, atau melalui peragaan
bendanya atau visualisasi. Metode ini dapat disamakan dengan metode langsung,
tetapi semua harus dipolakan dan terkontrol/dibatasi.
Keunggullan metode ini, yakni siswa tidak akan mempelajari kata dan kalimat yang tidak perlu, sebab hanya kata dan kalimat yang berfrekuwensi tinggi dalam pemakaian sehari-hari yang akan dipelajari.
Keunggullan metode ini, yakni siswa tidak akan mempelajari kata dan kalimat yang tidak perlu, sebab hanya kata dan kalimat yang berfrekuwensi tinggi dalam pemakaian sehari-hari yang akan dipelajari.
12. Metode Memorisasi - Mimikri
Metode ini
bisa juga disebut metode drill informant. Pengajaran dibagi atas demontrasi dan
latihan atau drill. Bahan yang di demontrasikan yakni tata bahasa, lafal dan
kosa kata, baik yang dilaksakan oleh guru sendiri maupun oleh informan.
Keunggulan metode ini, adalah siswa mengulang pelajaran dan frekuensi latihan yang memadai yang memungkinkan si terdidik tidak mudah nelupakan pelajaran.
Keunggulan metode ini, adalah siswa mengulang pelajaran dan frekuensi latihan yang memadai yang memungkinkan si terdidik tidak mudah nelupakan pelajaran.
13. Metode Praktik - Teori (practice-theory method)
Metode ini
mendahulukan praktik daripada teori. kalimat yang diajarkan dilaksakan dengan
jalan mengulang-ulang,
menirukan informan atau melalui rekaman. Kalimat- kalimat tadi lalu dianalisis
secara fonetis dan structural kemudian terdidik diminta untuk memperluas atau membuat
kalimat baru berdasarkan pola kalimat yang diajarkan.
Keunggulan
metode ini adalah
si terdidik memulainya
dengan praktek. Teori akan ditemukan berdasarkan praktek. selain itu si terdidik dapat
kesempatan banyak untuk berlatih dan menciptakan kalimat baru sehingga pola kalimat yang telah
diajarkan tidak mudah dilupakan.
14. Metode Kognat (Cognate method)
Dasar
metode ini yakni kognat atau kemiripan antara bahasa yang sedang dipelajari dengan bahasa
ibu. Itu sebabnya si tedidik yang menerapkan metode ini memulainya dengan
mempelajari kemiripan bentuk dan makna kosa kata dalam bahasa yang dipelajari
dengan bahasa ibu.kata-kata itu digunakan dalam bahasa lisan dan latihan
mengarang. Metode ini mirip dengan pendekatan analisis konstruktif.
Keunggulan
metode ini, yakni si terdidik dapat membandingkan secara langsung kosa kata
yang dipelajari dengan bahasa ibunya.
15. Metode dua bahasa (the dual language method)
Metode ini
mirip dengan metode kognat, yakni metode yang mendasarkan pada asumsi perbedaan
dan persamaaan antara bahasa yang sedang dipelajari dengan bahasa ibu. Yang
diajarkan bukan saja kemiripan dan perbedaan kosa kata, tetapi juga fonem, dan
kalimat antara kedua bahasa itu.
Keunggulan
metode ini adalah siswa dapat mengasosiasikan dengan bahasa ibunya sehingga
kata atau pola kalimat yang diajarkan tidak mudah dilupakan.
16. Metode Audiolingual
Metode
Audiolingual sering di sebut pendekatan dengar-ucap (Aural-Oral Approach) atau
metode meniru menghapal (The Mimicry-Memorization Methode) atau metode
informant-Drill. Metode ini
mendasarkan teorinya pada aliran linguistik structural dan psikologi behaviorisme yang terkenal dengan teori stimulus-respon
yang konsepnya
berasal dari seorang
linguis yang bernama Bloomfield dan
seorang psikolog bernama Skinner. Berdasarkan teori itu, teknik pelaksanaan
metode audiolingual yakni
dengan cara memberikan latihan (drill) dan latihan pola (pattem practice). Itu
sebabnya latihan yang intensef dalam keterampilan berbicara dan menyimak dengan
cara bercakap-cakap, menghafal, dan latihan pola menjadi ciri utama metode ini.
17. Metode Berlitz
Metode ini
berasal dari penganjurnya yang bernama Maximilian Berlizt. Metode ini sama
dengan prinsip dasar metode langsung (Mackey,1965;148).
Ciri umum
metode, adalah :
a)Bahan
didasarkan pada frase dan kosa kata yang digunakan dalam percakapan
sehri-sehari
b)Siswa
selalu dibawa pada pikiran yang diungkapkan dalam bahasa yang sedang diajarkan
c)Bahasa
ibu tidak digunakan
d)Kata
benda diajarkan melalui pengamatan bendanya, tiruan atau gambarnya
e)Kata-kata
yang bersifat abstrak dilaksakan dengan jalan demontrasi
Keunggulan
metode ini, yakni si terdidik langsung
menghayalti bahasa yang digunakan dalm kehidupan sehari-hari.
18. Metode realis
Metode
realis (Realis Method) berdasarkan prinsip bahwa
mempelajari bahasa harus sebagaimana tingkah laku berbahasa yang sesungguhnya.
Ciri metode
ini, ialah :
a) Basa
dipandang sebagai reaksi terhadap alam sekitar. Reaksi yang dimunculkan manusia
akan berupa bahasa verba, bahasa nonverbal, bahasa nonverbaaldan bunyi-bunyj
pernyataan yang lain.
b)
Penggunaan bahasa harus sesuai dengan tingkah laku berbahasa yang sesungguhnya.
c)
Penyusunan bahan di lakukan atas kerja sama antara ahli bahasa dengan guru
bahasa. Bahkan disajikan dalam bentuk percakapan.
Keunggulan
metode ini adalah si terdidik langsung menghayati penggunaan bahasa yang sesui
dengan tinggkah laku berbahasa yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari.
PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN -3
3. TEKNIK
Teknik adalah upaya, usaha-usaha, atau cara-cara yang digunaka
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik merupakan cara guru menyampaikan
bahan ajar yang telah disusun berdasarkan metode dan pendekatan yang dipilih guru.
Teknik
pembelajaran yang dapat di terapkan diantaranya:
a.
Teknik
ceramah
Metode
ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus
bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media
serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya.
Kelebihan:
1). Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan
’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan
peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti
demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan
suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2). Ceramah dapat
menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak
dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang
singkat.
3). Ceramah dapat
memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat
mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4). Melalui ceramah,
guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan
tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
Kekurangan:
1). Materi yang dapat
dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai
guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang
diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa
pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
2). Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan
dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
3). Guru yang kurang
memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode
yang membosankan. Sering terjadi, walau pun secara fisik siswa ada di dalam
kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses
pembelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh
karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4). Melalui ceramah,
sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang
dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya,
dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa
seluruhnya sudah paham.
b.
Teknik
Tanya jawab
Metode
tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi
langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang
sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau
siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan
timbal balik secara langsung antara guru.
Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam
metode tanya jawab ini antara lain:
1. Tujuan yang akan
dicapai dari metode tanya jawab.
·
Untuk
mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
·
Untuk
merangsang siswa berfikir.
·
Memberi
kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
2. Jenis pertanyaan.
Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu
diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran:
·
Pertanyaan
ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah
tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada apa, kapan, di mana,
berapa, dan yag sejenisnya.
·
Pertanyaan
pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak
dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata
mengapa, bagaimana.
3. Tehnik mengajukan pertanyaan.
Berhasil tidaknya metode tanya jawab, sangat bergantung kepada
tehnik guru dalam mengajukan pertanyaanya. Metode tanya jawab biasanya
dipergunakan apabila:
·
Bermaksud
mengulang bahan pelajaran.
·
Ingin
membangkitkan siswa relajar.
·
Tidak
terlalu banyak siswa.
·
Sebagai
selingan metode ceramah.
c.
Teknik
diskusi kelompok
Metode
diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang
bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk
menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Kelebihan:
·
Metode
diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan
gagasan dan ide-ide.
·
Dapat
melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
·
Dapat
melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
·
Melatih
siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
·
Menperluas
pandangan siswa
·
Melatih
kepemimpinan siswa yang menjadi moderator.
Kekurangan:
·
Sering
terjadi pembicaraan dalam diskusi didominasi oleh siswa yang memiliki
keterampilan berbicara.
·
Kadang-kadang
pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
·
Memerlukan
waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
·
Dalam
diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung,
sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
·
Dibutuhkan
moderator yang terampil.
d.
Teknik
pemberian tugas
Metode tugas dan resitasi tidak
sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi
merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih
mendalami pelajaran yang diberikan guru. Jenis-jenis tugas sangat banyak
tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun
laporan, dan tugas di laboratorium.
e.
Teknik
ramu pendapat
Merupakan perpaduan dari teknik Tanya jawab dan
teknik diskusi.
Keunggulan teknik ini antara lain:
1)
Mengembangkan
pikiran kreatif
2)
Merangsang
partisipasi siswa
3)
Memancing
timbulnya pendapat baru
4)
Dapat
digunakan dalam kelompok kecil maupun besar
5)
Hanya
memerlukan sedikit peralatan.
f.
Simulasi
Simulasi
berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau
berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara
penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami
tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan
sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat
dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan
salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara
tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam
waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan
terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.
Metode simulasi bertujuan
untuk:
(1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional
maupun bagi kehidupan sehari-hari,
(2) memperoleh
pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip,
(3) melatih
memecahkan masalah,
(4) meningkatkan
keaktifan belajar,
(5) memberikan
motivasi belajar kepada siswa,
(6) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi
kelompok,
(7) menumbuhkan
daya kreatif siswa, dan
(8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi
Subscribe to:
Posts (Atom)