Tuesday, March 29, 2016

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH UT IDIK4013

            Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran, baik konseptual maupun yang disertai bukti empirik, tidak banyak berguna jika tidak disebarluaskan.
Meskipun beragam cara dapat digunakan untuk menyebarluaskan hasil pemikiran tersebut, media yang banyak digunakan untuk mengomunikasikannya adalah media cetak atau dengan kata lain melalui tulisan. Makin efektif tulisan yang dibuat, makin tinggi kemungkinan tulisan dipahami pembaca.
Untuk menghasilkan tulisan yang efektif tentu dibutuhkan keterampilan teknik menulis yang memadai. Membicarakan teknik menulis, artinya membicarakan cara mengemas ide dalam bentuk tulisan sedemikian rupa sehingga orang yang membaca tulisan tersebut dapat menangkap ide yang disampaikan dengan benar.
Mata kuliah ini akan mengantarkan Anda untuk memahami dan mengkaji berbagai hal dalam teknik menyusun dan menyajikan karya ilmiah. Pengalaman belajar yang menunjang pencapaian kompetensi yang diharapkan tersebut, Anda harus banyak latihan menyusun karya ilmiah dengan mengkaji berbagai sumber, seperti buku materi pokok (BMP) dan referensi lain yang berhubungan dengan penulisan karya ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip penulisan yang baik.
Materi yang disajikan dalam mata kuliah ini, mencakup tentang hakikat dan karakteristik karya ilmiah, prinsip-prinsip penciptaan karya ilmiah, dan teknik menyusun karya ilmiah, serta menyajikan karya ilmiah baik secara tertulis maupun secara lisan yang efektif. Berkaitan dengan hal tersebut, mata kuliah ini akan mengemas komponen-komponen tersebut dalam 6 modul sebagai berikut.
1.      Modul 1: membahas tentang hakikat dan karakteristik karya ilmiah.
2.      Modul 2: membahas tentang persiapan dan teknik pengumpulan informasi untuk penulisan karya ilmiah.
3.      Modul 3: membahas tentang teknik menulis untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah.
4.      Modul 4: membahas tentang menulis karya ilmiah sesuai target pembaca.
5.      Modul 5: membahas tentang menyusun dan menulis karya ilmiah.
6.      Modul 6: membahas tentang cara mempresentasikan karya ilmiah dengan efektif.
Mata kuliah ini dimaksudkan untuk membekali mahasiswa dalam menyusun berbagai bentuk karya ilmiah, baik berupa analisis atau kajian konseptual maupun laporan penelitian serta mampu menyajikannya dengan baik, dan secara khusus kompetensi yang diharapkan setiap mahasiswa adalah mampu:
1.      menjelaskan hakikat dan karakteristik karya ilmiah;
2.      menjelaskan persiapan dan teknik pengumpulan informasi untuk penulisan karya ilmiah;
3.      menjelaskan teknik menulis untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah;
4.      menulis karya ilmiah sesuai target pembaca;
5.      menyusun dan menulis karya ilmiah;
6.      mempresentasikan karya ilmiah dengan efektif.
Kemampuan Anda dalam menguasai mata kuliah ini akan dinilai melalui hasil tes dan laporan tugas individual, seperti berikut ini.
1.      Membuat abstrak.
2.      Membuat karya ilmiah sesuai target pembaca.
3.      Membuat karya ilmiah lengkap.
4.      Membuat bahan presentasi karya ilmiah.
Hasil dari keempat tugas tersebut, dipersilakan Anda kemas dalam satu bentuk laporan tugas individual, dan Anda kirimkan ke Jurusan Pendidikan IPS FKIP - UT melalui Pusat Pengujian UT.


MODUL 1: Hakikat dan Karakteristik Karya Ilmiah
Kegiatan Belajar 1: Hakikat Karya Ilmiah

Rangkuman

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.
Karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.

Kegiatan Belajar 2: Karakteristik Karya Ilmiah
Rangkuman
Karakteristik sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan bahasa.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

MODUL 2: Persiapan Penulisan Karya Ilmiah
Kegiatan Belajar 1: Persiapan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Rangkuman
Tahap persiapan penulisan karya ilmiah terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut ini.
1.      Pemilihan topik/masalah untuk tulisan, yang dapat dilakukan dengan cara merumuskan tujuan dengan jelas dan spesifik serta menentukan dan menelusuri topik tulisan agar lebih terfokus.
2.      Pengidentifikasian calon pembaca.
3.      Penentuan cakupan materi untuk tulisan.

Kegiatan Belajar 2: Pengumpulan Informasi untuk Penulisan Karya Ilmiah 
Rangkuman

Pokok-pokok materi yang telah Dipelajari adalah berikut ini.
1.      Proses pengumpulan data/informasi untuk keperluan penulisan karya ilmiah dapat dilakukan dengan cara penelusuran bahan atau sumber bacaan di perpustakaan dan melacak informasi dari orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu dengan jalan mewawancarainya.
2.      Dalam memanfaatkan perpustakaan, ada beberapa bagian yang perlu diketahui cara penggunaannya, yaitu encyclopedia, bibliografi, periodical, referensi, data statistik, dan terbitan-terbitan pemerintah.
3.      Penelusuran pustaka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu lewat online catalog, biasanya menggunakan terminal komputer sebagai sumber informasinya, dan card-catalog (kartu katalog), di mana semua informasi tentang pengarang/penulis buku/artikel, judul buku dan subjek/topik tulisan dicatat dalam kartu.
4.      Terdapat 3 (tiga) jenis kartu katalog yang, dapat digunakan pada saat penelusuran pustaka, yaitu kartu katalog yang berisi informasi tentang pengarang/penulis, judul buku/artikel dan subjek/topik yang ditulis.
5.      Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelusuran data/informasi untuk tulisan dengan cara wawancara adalah berikut ini.
a)      Menentukan siapa yang akan diwawancarai.
b)      Mengembangkan pedoman wawancara.
c)      Melaksanakan wawancara.
d)     Mengolah data hasil wawancara.
6.      Pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan merupakan salah satu prasyarat terpenting yang menentukan keberhasilan suatu wawancara. Pedoman wawancara ini harus dikembangkan berdasarkan cakupan materi atau permasalahan yang akan dikembangkan dalam karya tulis ilmiah.


MODUL 3: Teknik Menulis dan Kemampuan Berpikir Ilmiah
Kegiatan Belajar 1: Menulis Karya Ilmiah
Rangkuman
1.      Karya tulis ilmiah adalah hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran yang didasarkan pada fakta, peristiwa, dan gejala yang disampaikan secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
2.      Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah adalah menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik, cermat, tepat, jujur, dan tidak bersifat terkaan, sistematis, dilengkapi dukungan dan pembuktian, tulus, dan bersifat ekspositoris
3.      Empat tabu bagi penulis ilmiah adalah mengakui tulisan orang lain, menukangi, menutupi kebenaran dengan sengaja, dan menyulitkan pembaca.
4.      Faktor yang mempengaruhi kualitas tulisan ilmiah dilihat dari penggunaan bahasa adalah pemilihan kata yang tepat, pendefinisian yang tepat, dan penulisan yang singkat. Sementara itu, tulisan ilmiah yang komunikatif dapat dihasilkan dengan memperhatikan gaya menulis, penyampaian ide, dan ekspresi.

Kegiatan Belajar 2: Teknik Menulis Artikel Konseptual
Rangkuman
1.      Tiga faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan efektivitas tulisan adalahpanjang tulisan, judul, dan nada.
2.      Abstrak tulisan konseptual (75-100 kata) mencakup informasi tentang topik (yang dinyatakan dalam satu kalimat), tujuan, hipotesis, ruang lingkup artikel, sumber yang digunakan (misalnya observasi personal, literatur yang dipublikasikan), dan kesimpulan.

Kegiatan Belajar 3: Teknik Menulis Laporan dan Artikel Penelitian 
Rangkuman
1.      Tujuh aspek materi yang harus diperhatikan pada saat menulis laporan atau artikel ilmiah (Bartol, 1981) adalah signifikansi pertanyaan penelitian, reliabilitas dan validitas instrumen penelitian, kesesuaian hasil dengan variabel yang diteliti, kesesuaian desain penelitian, keterwakilan populasi dalam partisipan, penerapan standar etika, dan kesiapan pelaporan hasil.
2.      Tujuh aspek teknis yang harus diperhatikan kelengkapannya dalam menulis laporan atau artikel hasil penelitian adalah halaman judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, diskusi, dan referensi


MODUL 4: Menulis Karya Ilmiah sesuai dengan Target Pembaca
Kegiatan Belajar 1: Bagaimana Pembaca Memahami Tulisan
Rangkuman
1.      Input dalam proses membaca ialah bahan tertulis yang dibaca, sedangkan output-nya adalah pemahaman terhadap bahan tertulis tersebut. Input lainnya dalam kegiatan membaca ialah kondisi yang mempengaruhi pembaca. Kondisi tersebut di antaranya ialah kondisi internal pembaca yang meliputi pengetahuan dan pengalaman sebelumnya.
2.      Pengetahuan pembaca terhadap kata berhubungan dengan aspek semantik, sintaktik, dan pragmatik dari kata tersebut. Aspek semantik berkaitan dengan makna luas dari sebuah kata itu. Aspek sintaktik terkait dengan pengkategorian kata. Pengetahuan pembaca mengenai aspek pragmatik memungkinkan pembaca memahami arti kata dalam tulisan berdasarkan arti secara keseluruhan dari tulisan tersebut.
3.      Pemaknaan kata dijelaskan dalam dua teori berikut. Pertama, makna kata merujuk pada objek yang dinyatakan oleh kata tersebut. Misalnya, makna kata "kursi" terkait dengan objek yang digunakan untuk duduk. Namun, tidak semua kata memiliki objek sebagai rujukannya. Teori lain menyatakan bahwa kata tidak merujuk kepada objek tetapi pada konsep. Oleh karena itu, kata tertentu tetap digunakan meskipun objeknya telah berganti.
4.      Proses membaca dipengaruhi oleh empat kondisi pembaca, yaitu (1) kemampuan pembaca dalam memproses kata dan kalimat, (2) kemampuan pembaca memahami apa yang tersirat, (3) kemampuan pembaca menangani kata-kata baru, dan (4) kemampuan pembaca untuk memilih informasi dalam tulisan berdasarkan kebutuhannya.



Kegiatan Belajar 2: Target Pembaca
Rangkuman
1.      Pemahaman terhadap target pembaca dan karakteristiknya merupakan kunci untuk membuat tulisan ilmiah yang berhasil. Penulis perlu mencari tahu hal-hal yang terkait dengan target pembaca melalui pertanyaan (1) siapa yang akan membaca tulisan ini, (2) apa yang mereka ketahui mengenai subjek yang ditulis ini, (3) mengapa mereka akan membaca tulisan ini, dan (4) bagaimana mereka akan membaca tulisan ini?
2.      Target pembaca digolongkan dalam (1) masyarakat akademis, (2) masyarakat ilmiah, (3) penyandang dana, dan (4) masyarakat umum.
3.      Karakteristik dari target pembaca masyarakat akademis ialah bersifat menguji terhadap tulisan ilmiah yang dibacanya. Pembaca memfokuskan pada keakuratan informasi serta cara memperoleh informasi tersebut.
4.      Karakteristik target pembaca ini ialah mereka membaca untuk menambah pengetahuan keilmuan dalam bidangnya. Laporan ilmiah untuk target pembaca masyarakat ilmiah mementingkan unsur kebaruan dan keaslian. Informasi ilmiah yang baru dan orisinal sangat dihargai oleh target pembaca masyarakat akademis.
5.      Laporan ilmiah untuk target pembaca penyandang dana menekankan pada kekonsistenan terhadap TOR. Informasi dalam laporan ilmiah perlu konsisten dengan yang disyaratkan pada TOR. Meskipun laporan ilmiah merupakan "pesanan" penyandang dana, namun objektivitas perlu dijaga sesuai dengan etika ilmiah. Pengertian pesanan dalam hal ini, hanyalah menyangkut tujuan kegiatan ilmiah, bukan pada hasilnya.
6.      Penulisan yang ditujukan pada target pembaca masyarakat umum memerlukan cara mengomunikasikan hasil penelitian yang hati-hati, cermat, dan teliti. Pengungkapan harus lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam dengan cara pengungkapan bahasa sehari-hari yang populer. Istilah teknis sedapat mungkin dihindari agar memudahkan pembaca memahaminya. Topik yang diangkat dalam tulisan difokuskan pada informasi yang sudah pasti saja yang sudah disepakati oleh kebanyakan pakar. Laporan ilmiah dengan target pembaca masyarakat umum perlu menekankan pada informasi yang praktis dan terkait dengan kehidupan sehari-hari mereka.



MODUL 5: Menulis Karya Ilmiah
Kegiatan Belajar 1: Sistematika dan Cara Penyusunan Laporan Penelitian
Rangkuman

Secara umum, sistematika suatu laporan penelitian yang lengkap terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu (1) bagian pembuka, (2) bagian inti, dan (3) bagian penutup.
Bagian pembuka sebuah laporan penelitian lengkap harus mengandung komponen-komponen berikut ini.
1.              Judul.
2.              Halaman judul.
3.              Halaman pengesahan.
4.              Halaman penerimaan.
5.              Kata pengantar.
6.              Abstrak.
7.              Daftar isi.
8.              Daftar tabel.
9.              Daftar grafik, bagan atau skema.
10.          Daftar singkatan dan lambang.
Bagian pembuka umumnya digunakan apabila laporan penelitian merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan.
Bagian inti merupakan menyajikan atau mengomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian inti inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap.
1.    Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan
2.  Kajian Pustaka dan Kerangka Teori
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisis terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.
3.  Metodologi Penelitian
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan penelitian.
4.  Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
5.  Simpulan dan Saran
Simpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Simpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan
Bagian penutup pada umumnya terdiri dari (1) daftar pustaka, (2) lampiran, serta (3) daftar indeks dan atau glosarium. Daftar pustaka merupakan hal yang wajib dicantumkan, sedangkan lampiran dan daftar indeks hanya dituliskan apabila diperlukan. Daftar pustaka yang dimasukkan adalah hanya yang signifikan dan terkait dengan penelitian, baik dalam bentuk bahan cetakan, elektronik atau seminar. Daftar Pustaka yang disusun sesuai standar internasional yang paling banyak digunakan, yaitu standar dari Association of American Psychology (APA).
Lampiran dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan, instrumen penelitian, seperti kuesioner atau daftar checklist untuk observasi, dan bentuk lain yang terkait dengan penjelasan yang telah dipaparkan dalam bagian inti laporan.
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat pada laporan. Penulisan indeks harus berkelompok berdasarkan abjad awal kata atau istilah yang akan dituliskan. Penulisan Indeks ditujukan agar pembaca dapat dengan cepat mencari istilah atau kata-kata khusus yang terdapat dalam laporan tersebut.

Kegiatan Belajar 2: Sistematika dan Cara Penyusunan Makalah 
Rangkuman

Makalah pada dasarnya merupakan bentuk karya ilmiah yang paling sederhana di antara karya ilmiah lainnya. Menurut Efendi (1991) makalah diartikan sebagai karya ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah juga dapat berupa penyajian pemikiran ataupun mendiskusikan suatu wacana yang dianalisis secara ilmiah, yang juga terdiri dari bagian pembuka, inti dan penutup.
Bagian pembuka pada penulisan makalah sangat sederhana dan umumnya dituangkan dalam halaman judul saja. Karena sifatnya yang singkat, pada umumnya antara 5-20 halaman tergantung keperluan dan aturan yang dikenakan maka pada makalah tidak lazim disertakan keterangan, misalnya "Daftar Isi" dan "Kata Pengantar".
Bagian inti makalah hasil penelitian, seperti halnya pada laporan penelitian, berisi pengantar/pendahuluan, metodologi penelitian, kajian pustaka dan kerangka teori, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran. Perbedaannya dengan laporan penelitian, penyampaian uraian unsur-unsur ini dalam makalah disajikan dalam versi yang lebih singkat.
Bagian penutup digunakan untuk menyampaikan simpulan hasil penelitian.

Kegiatan Belajar 3: Penyusunan Abstrak
Rangkuman
Secara umum abstrak dapat diartikan sebagai versi mini dari sebuah karya ilmiah. Menurut Houghton (1975) abstrak dapat didefinisikan sebagai rangkuman informasi yang terdapat dalam sebuah dokumen. Abstrak untuk karya ilmiah harus menyajikan rangkuman singkat dari tiap bagian penting dalam karya ilmiah seperti pembukaan, kajian materi dan metode, hasil, dan pembahasan.
Dalam penulisan sebuah karya, setidaknya ada dua jenis yaitu: abstrak informatif dan abstrak deskriptif. Abstrak informatif merupakan ringkasan dan memuat hal-hal pokok yang asli dalam sebuah karya ilmiah. Abstrak informatif banyak digunakan dalam penulisan makalah jurnal atau penulisan karya ilmiah hasil penelitian. Abstrak deskriptif dirancang untuk menunjukkan subjek atau bahasan dari sebuah karya ilmiah, yang mempermudah calon pembaca untuk memutuskan akan membaca seluruh karya tersebut atau tidak.
Abstrak sebuah karya ilmiah dapat diterbitkan bersama-sama dengan naskah aslinya, tetapi dapat juga diterbitkan secara tersendiri. Apabila abstrak diterbitkan bersama dengan naskah aslinya maka abstrak dapat berfungsi sebagai petunjuk depan atau heading bagi pembaca. Dengan membaca abstrak, pembaca mengetahui tentang isi tulisan tersebut sehingga pembaca dapat menentukan secara cepat apakah dia perlu membacanya atau tidak atau membaca dengan cepat.
Abstrak untuk karya tulis hasil penelitian menggunakan jenis abstrak informatif yang memiliki struktur yang jelas. Seperti telah dijelaskan sebelumnya abstrak penulisan laporan penelitian pada intinya terdiri dari 5 hal penting, yaitu (1) latar belakang, (2) tujuan, (3) metode, (4) hasil, dan (5) simpulan.

MODUL 6: Presentasi Lisan yang Efektif

Kegiatan Belajar 1: Kriteria dan Persiapan Presentasi Efektif
Rangkuman
Presentasi yang efektif memenuhi kriteria sebagai presentasi yang komunikatif, memicu berpikir pendengarnya dan memotivasi untuk melakukan tindakan sebagai tindak lanjut. Di samping itu, presentasi efektif, materi atau isinya harus akurat, benar, tepat, dan lengkap.
Mempersiapkan suatu presentasi dilakukan melalui serangkaian langkah. Pertama, menganalisis siapa yang akan menjadi peserta atau pendengar presentasi, dengan memperhatikan di antaranya karakteristik, pekerjaan, dan minat mereka. Pemahaman terhadap pendengar akan membantu pembicara untuk membuat kaitan atau hubungan antara topik yang dibahas dengan kebutuhan dan minat peserta. Langkah kedua, menyusun garis besar materi dan melengkapi persiapan melalui riset tambahan, dilanjutkan dengan menyiapkan visual dan berlatih melakukan presentasi dengan menggunakan perangkat presentasi yang telah dikembangkan.

Kegiatan Belajar 2: Menyampaikan Presentasi
Rangkuman
Kegiatan belajar ini membahas tentang berbagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyajikan suatu presentasi. Pokok yang dibahas mencakup bagaimana mengatasi rasa cemas sebagai pembicara yang sering menghambat seseorang untuk dapat berbicara dengan efektif, dengan cara menguasai materi pembicaraan dengan baik. Dalam menyampaikan presentasi perlu memberikan penekanan pada pokok-pokok pikiran yang penting dan menggunakan ilustrasi dalam berbagai bentuk visual, menggunakan pandangan mata untuk berkomunikasi dengan pendengar, menggunakan tanya jawab untuk memberikan klarifikasi berbagai pokok pembahasan serta menepati waktu presentasi baik pada waktu memulai dan mengakhiri presentasi.
Pembicara yang baik perlu melakukan evaluasi apa yang telah dilakukan dan menggunakan hasilnya untuk perbaikan presentasi pada kesempatan lain.

Thursday, March 24, 2016

Musuh Terberat Di Duniamu adalah Diri-Mu Sendiri

Dalam berkehidupan, beberapa orang coba mencari tahu kenapa dan bagaimana semua hal yang tidak di inginkannya selalu saja terjadi. Katakanlah tidak sesuai dengan apa-apa yang di harapkannya. Tak jarang banyak yang menyalahkan keadaan, menyalahkan pihak lain, menyalahkan waktu, bahkan hingga menyalahkan Tuhan.
Sementara ia sendiri mengetahui bahwa pelaku kehidupannya dan pengambil keputusan tentang langkahnya adalah dirinya sendiri. Langsung saja kita bahas fakta di lapangan.

Ketika seseorang telah meniatkan ia mencari nafkah karna memang sebuah kewajiban agar ia berusaha di dunia ini, namun di perjalanan ia malah menukar niatnya untuk memperkaya diri. Walhasil ketika kekayaan tidak juga terkumpul, ia menjadi mudah stress, marah dan bosan dengan pekerjaannya. Di sini terlihat bahwa yang mengacaukan kenyamanan hatinya adalah dirinya sendiri, tanpa kontaminasi pihak luar.
Ada kalanya pula, seseorang telah berencana untuk istiqomah dalam menabung, namun di kemudian hari ia mengikuti hawa nasfunya untuk membeli barang-barang agar sekedar mengikuti trend, yang kadang barang tersebut tidak begitu penting dalam kebutuhan hidupnya. Hingga tabungannya terkuras dan ia mulai kewalahan menutupi setiap lubang kebutuhan yang wajib. Di sini tampak bahwa yang mengacaukan rencananya adalah dirinya sendiri.
Di sisi lain, seseorang telah berniat untuk menjalani hidup yang baik, menjadi orang baik, dan memelihara hati yang baik, namun hanya karna gangguan kecil dari dinamika hari-harinya, akhirnya ia berubah menjerumuskan diri melakukan hal-hal negative yang merusak niatnya. Kemudian menerima akibat dari perbuatan negative yang di pilihnya, dan terjauhlah ia dari cita-cita yang telah di rencanakannya. Di sini tampak bahwa yang menghancurkan dirinya adalah sikapnya sendiri.
Banyak orang tidak sadar, ketika ia telah memutuskan sebuah rencana atau niat yang baik, tentu ia akan menemui berbagai macam keadaan yang menguji komitmennya dalam menjalani yang baik-baik tersebut.
Padahal dalam ajaran agama juga telah di jelaskan, sesuatu yang baik dan benar pasti akan selalu menemui cobaan dan rintangan untuk memperkokoh dan menambah ilmu si peniat agar lebih kuat untuk menemui kejadian demi kejadian yang akan datang.
Begitu pula dalam hubungan sosial, hubungan kemasyarakatan, banyak orang menjerumuskan dirinya dengan cara mengikuti hal-hal yang di luar tujuan yang bermanfaat. Sebut saja beberapa contoh: bicara kemana-mana tapi bicara yang tidak mendatangkan manfaat, berjalan dan berkunjung kesana-kemari tapi tidak ada manfaat, berlama-lama duduk di posko-posko, duduk di kafe-kafe tapi tidak ada yang di kerjakan bermanfaat. Acara-acara, rapat-rapat, lomba-lomba, tapi tidak mendatangkan hasil yang bermanfaat. Meski sekedar bermanfaat untuk dirinya sendiri.
Keinginan-keinginan dirinya yang beragam terus di ikutinya tanpa tahu tujuan dari keinginannya tersebut. Waktu yang tersia-sia habis namun keinginannya tidak juga habis. Akibat dari melaksanakan hal-hal di luar tujuan yang baik akhirnya ia merasa lelah dengan hidupnya, merasa jemu dengan kondisinya, dan berkepanjangan mengeluhkan keadaannya.
Jika saat seperti itu melanda, segeralah tarik kembali diri. Ingat lagi apa yang menjadi tujuan dan yang di cita-citakan. Hendaknya kegiatan yang di lakukan tidak jauh dari tujuan yang baik dan bermanfaat dan tidak melenceng dari niat baik yang telah direncanakan.
Tidak melayani jika keinginan lain dari tujuan datang mengganggu, karena tabiat keinginan jika sekali di layani maka ia akan minta terus di layani. Dan pada akhirnya akan sulit di hentikan dengan cepat.
Jika seseorang dapat terus menjaga komitmennya tetap berada dalam tujuan yang telah ia niatkan, maka ia tidak akan terjerumus oleh keinginan-keinginan yang di luar niatnya. Karena pihak luar tidak dapat menghancurkan dirinya selain dari pada ia izinkan pihak tersebut mempengaruhinya. Maka di sinilah dikatakan yang menghancurkan pondasi dirimu, adalah sikapmu sendiri.
Mestinya dalam segala keadaan dan dalam setiap masalah, seseorang telah teguh niatnya  agar tidak mudah terkontaminasi oleh perasaannya dan tidak mudah terhasut oleh gaya lingkungan. Dengan demikian ia lah yang menguasai dunianya sendiri.