Sunday, September 20, 2015

KREMESAN DAN TELENG










air terjun gulingan



 AIR terjun Gulingan di Dusun Sandi, Desa Sedayu, Kecamatan Grobogan menjadi salah obyek wisata di Kabupaten Grobogan. Wisata alam mini menawarkan keindahan air terjun yang masih alami untuk dinikmati. Keindahan alamnya yang masih alami serta udara sejuk pegunungan kendeng utara menjadikan tempat ini bisa dijadikan surga bagi penikmat air terjun.
Lokasi wisata air terjun ini, berada di sebelah utara Kabupaten Grobogan berbatasan dengan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Dari Kota Purwodadi bisa ditempuh dengan waktu 45 menit dengan jarak 15 kilometer. Untuk menuju lokasi ini, wisatawan harus melewati jalur Purwodadi-Pati. Ketika sampai di masuk Desa Sedayu yang berbatasan dengan Desa Sumberjatipohon, Kecamatan Grobogan wisatawan harus masuk ke Dusun Sandi.
Melewati jalan Desa tersebut sudah terlihat bagus dengan jalan beton rabat. Namun ditengah perjalan melewati hutan KPH Perhutani Purwodadi ada 200 jalan masih rusak dan belum dibeton. Kemudian jalan rabat beton melawati jalan kampung. Ketika melewati jalan ini harus hati-hati karena jalan sempit sekitar empat meter. Terutama ketika memakai mobil.
Jarak dari jalan utama Purwodadi-Pati masuk ke Dusun Sandi sampai lokasi sekitar tiga kilometer dengan jalan naik turun. Lokasi air terjun gulingan tidak ada penanda arah dari jalan. Ketika sampai di kampung bertanya kepada warga sekitar. Maka akan ditunjukan tempat parkir kendaraan di rumah penduduk sekitar.
Menuju lokasi air terjun tidak bisa memakai kendaraan bermotor. Baik roda dua dan roda empat. Wisatawan harus berjalan kaki dengan kondisi jalan menanjak naik turun sekitar dua kilometer. Pengunjung harus melewati hutan jati dengan jalan setapak. Setiap jarak 500 meter ada papan petunjuk yang baru dipasang satu bulan lalu.

Selain hutan jati dan mahoni, pengunjung disuguhi dengan pemandangan tanaman jagung dan batu kapur. Jalanan terjal dan curam. Pengunjung harus ekstra hati-hati ketika melewati usai hujan turun. Setelah berjalan sekitar satu kilometer dengan jalan menanjak. Ditengah perjalanan juga ada wisata gua lurung. Maka setengah perjalanan jalanan landai dan turun. Dilokasi itu, pengunjung bisa menikmati pemandangan kota Purwodadi dari atas bukit.
Ketika sampai mendekati lokasi, warga sekitar sudah memasang bambu sebagai pembatas agar pengunjung tergelincir ke jurang. Sekitar 300 meter dari lokasi di atas bukit. Rasa letih selama perjalan terbayar dengan pemandangan tiga air terjun dengan air jernih mengalir dari atas bukit 20 meter. Pengujung bisa mengabadikan tiga air terjun  dari atas bukit.
Menuju lokasi air terjun. Jalan ke bawah masih terjal dan perlu kehati-hatian. Rasa lelah akhirnya bisa terbayar ketika sudah membasuhkan air di bawah air terjun. Satu air terjun mempunyai cabang air dengan air sedang, dua air terjun di sebelah kiri dengan kondisi air deras.
Harno warga setempat yang mengatakan, bahwa air terjun itu sudah ada sejak dulu. Namun, baru ramai sekitar satu tahun ini. Wisatawan mulai berdatangan dari berbagai kota setelah banyak tahu keindahan air terjun yang masih alami.

”Pengunjung banyak datang kesini karena menyukai air terju masih alami dan ada tiga air terju sekaligus. Mereka kagum ada air terjun bagus ditengah hutan,” kata Harno.
Pemadangan di air terjun gulingan masih alami. Karena lokasinya harus berjalan kaki dan keadaanya masih alami dan masih bersih. Tidak ada sampah dan keadanya masih alami dengan kondisi batu besar-besar disekitar.
”Di lokasi air terjun sudah ada satu penjual jajan. Dan warga tidak memungut biaya atau karcis menuju ke lokasi,” terang dia.
Menurutnya setiap hari Sabtu dan Minggu pengunjung setiap hari bisa sampai 100 sampai 200 orang. Sedangkan hari biasa pen gunjung bisa mencapai 50 orang. Mayoritas pengunjung adalah anak muda dan pelajar sekolah.
”Waktu kunjungan biasanya paling banyak pada pagi dan sore hari. Karena lokasi ini berada di lahan Perhutani pengunjung tidak tarik retribusi,” ujarnya.
Velia warga Semarang yang sengaja datang ke air terjun Gulingan tahu dari informasi sosial media. Setelah dilihat dan dibuktikan sendiri dengan mendatangi lokasi, ternyata benar. Lokasi dan air terjun masih alami dan menawarkan pemadangan alam yang bagus.
”Seru dan bagus pemadanganya. Selain untuk menikmati pemadangan, juga cocok untuk berfoto selfie di lokasi,” kata dia.
Selain pemangan bagus, kata dia pengunjung bisa menikmati kesegaran air terjun yang masih alami. Kesegaran air terjun menjadikan pengunjung belum puas jika belum basah-basahan di tempat lokasi. Tempat tersebut juga bisa digunakan untuk relaksasi air terjun yang airnya terjun langsung dari atas.
”Rasanya segar dan fresh usai basah-basahan di air terjun. Airnya jernih dan masih alami,” terang dia.
Namun, dirinya mengaku akses jalan sepanjang dua kilometer masih alami dan belum dibangun oleh warga sekitar atau pemerintah daerah. Seharusnya obyek wisata bagus tersebut infrastruktur jalan dan tempat penitipan kendaraan belum dikelola dengan baik.
”Jika jalan diperbaiki dan infrastruktur bagus maka pengunjung aka semakin banyak,” tandasnya.
Sementara itu, Kabid Pariwisata Disporabudpar Grobogan mengatakan, air terjun gulingan memiliki pesona yang sangat menarik. Lokasi itu, juga menarik wisatawan untuk datang ke lokasi. Namun, lokasi jauh dari jalan menjadi kendala dalam pengelolaan air terjun.
”Lokasi wisata berada di Perum Perhutani Purwodadi. Lokasi dan pemadanganya layak jual dan perlu dipromosikan,” ujarnya.


 

Sunday, September 6, 2015

INILAH ALASAN ROSULULLAH MELARANG UMMATNYA MINUM SAMBIL BERDIRI


Makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak. Dalam hadist disebutkan “janganlah kamu minum sambil berdiri”. Dari segi kesehatan. Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.


Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Jika kita minum sambil berdiri. Air yang kita minum otomatis masuk tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika menuju kandung kemih itu terjadi pengendapan di saluran speanjang perjalanan (ureter). Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter inilah awal mula munculnya bencana.

Betul, penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang sungguh berbahaya. diduga diakibatkan karena Susah kencing, jelas hal ini berhubungan dengan saluran yang sedikit demi sedikit tersumbat tadi.

Dari Anas r.a. dari Nabi saw.: "Bahwa ia melarang seseorang untuk minum sambil berdiri". Qatadah berkata, "Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa hal itu lebih buruk."

Pada saat duduk, apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lambat. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan.

Adapun rasulullah saw pernah sekali minum sambil berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan. Ingat azas darurat!

Manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat terpenting pada saat makan dan minum.

Ketenangan ini hanya bisa dihasilkan pada saat duduk, di mana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.

Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus-menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.

Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokkan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.


Diriwayatkan ketika Rasulullah s.a.w. dirumah Aisyah r.a. sedang makan daging yang dikeringkan diatas talam sambil duduk bertekuk lutut, tiba-tiba masuk seorang perempuan yang keji mulut melihat Rasulullah s.a.w. duduk sedemikian itu lalu berkata: "Lihatlah orang itu duduk seperti budak." Maka dijawab oleh Rasulullah s.a.w.: "Saya seorang hamba, maka duduk seperti duduk budak dan makan seperti makan budak." Lalu Rasulullah s.a.w. mempersilakan wanita itu untuk makan. Adapun duduk bertelekan (bersandar kepada sesuatu) telah dilarang oleh Rasulullah sebagaimana sabdanya, "Sesungguhnya Aku tidak makan secara bertelekan" (HR Bukhar).