Wednesday, November 16, 2016

RESUME PDGK4503 MATERI DAN PEMBELAJARAN IPA SD MODUL 1-3


MODUL 1
Bekerja Ilmiah
Merancang pengalaman belajar sains terkait erat dengan pengembangan keterampilan proses sains karena rancangan belajar sains harus sesuai dengan hakikat belajar sains dan terutama sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah di rumuskan dalam GBPP ( garis – garis besar program pengajaran ) atau standar isi.

Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung, sebagai pengalaman belajar, dan disadari ketika kegiatannyasedang berlangsung. Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Namun apabila dia sekadar melaksanakan tanpa menyadari yang sedang dilakukannya maka perolehannya kurang bermakna dan memerlukan waktu lama untuk menguasainya.
Untuk mempermudah mempelajari keterampilan proses sains da mengembangkannya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPA, di bawah ini disajikan jenis keterampilan proses sains, dengan indikator-indikatornya.

Jenis keterampilan proses sains dan indikatornya
1.  MENGAMATI/OBSERVASI
a. Menggunakan sebanyak mungkin indera.
b. Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan.
2.  MENGELOMPOKKAN/KLASIFIKASI
a. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah.
b. Mencari persamaan, perbedaan.
c. Mengontraskan ciri-ciri.  
d. Membandingkan.
e. Mencari dasar pengelompokan.
f. Menghubungkan hasil – hasil pengamatan.
3.  MENAFSIRKAN/INTERPRETASI
a. Menghub8ungkan hasil – hasil pengamatan.
b. Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan.
c. Menyimpulkan
4.  MERAMALKAN/PREDIKSI
a. Menggunakan pola – pola hasil penelitian.
b. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati
5.  MENGAJUKAN PERTANYAAN
a. Bertanya apa, bagaimana dan mengapa.
b. Bertanya untuk meminta penjelasan.
c. Mengajukan pertanyaan yang berdasar hipotesis
6.  BERHIPOTESIS
a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian.
b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.
7.  MERENCANAKAN PERCOBAAN/PENELITIAN
a. Menentukan alat/bahan/ sumber yang akan digunakan.
b. Menentukan variabel/  faktor penentu.
c. Menentukan apa yang diukur, diamati, dicatat.
d. Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja.
8.  MENGGUNAKAN ALAT/BAHAN
a. Memakai alat/bahan
b. Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan
c. Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.
9.  Menerapkan konsep
a. Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
b. Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.
10. BERKOMUNIKASI
a. Memberikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel diagram.
b. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis.
c. Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
d. Membaca grafik atau tabel diagram.
e. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa.
11. MELAKSANAKAN PERCOBAAN/EKSPERIMEN.

Setiap warga negara perlu memiliki tingkat literasi sains agar dapat bertahan hidup di alam maupun di tempatnya bekerja berbekal pengetahuan, pemahaman, keterampialn dan nilai – nilai yang terdapat didalamnya.
Literasi diartikan sebagai kapasitas siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan serta untuk menganalisis, bernalar dan berkomunikasisecara efektif apabila mereka dihadapkan pada masalah, harus menyelesaikan dan menginterpretasi masalah pada berbagai situasi.
Seperti pengukuran keterampilan proses sains ( KPS ), Literasi sains dapat dilakukan dengan tes tertulis setelah pembelajaran selesai dan menggunakan lembar observasi. Literasi sains dapat diungkapkan dengan melibatkan soal konsep dan sebagian besar berpikir, lembar abservasi dengan bantuan sejumlah pengamat untuk tes kinerja atau performance assessment.

MODUL 2
Model – Model Pembelajaran IPA
Tugas guru dalam mengajar terutama adalah membantu transfer belajar. Tujuan melakukan transfer belajar adalah menerapkan hal – hal yang sudah dipelajari pada situasi baru. Caranya dengan menjadikannya lebih bersifat umum. Terdapat perbedaan mendasar antara pendapat penganut teori belajar prilaku dengan penganut teori belajar kognitif. Perbedaan tersebiut terutama dalam hal perubahannya. Menurut teori belajar prilaku belajar melibatkan perubahan perilaku, sedangkan menurut teori belajar kognitif  belajar melibatkan perubahan pemahaman pandangan konstruktivis lebih menekankan belajar sebagai upaya membangun konsep atau argumen yang harus dilakukan sendiri oleh siswa yang belajar ( dengan bantuan guru atau orang dewasa) .
Tugas guru adalah menciptakan situasi konflik setelah siswa mengemukakan gagasannya, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksperimen atau observasi ( atau membaca ) melalui interaksi sosial, mengemukakan konsepsi barunya dan menerapkan pada situasi baru.
Menurut pandangan konstruktivis  dalam proses pembelajaran IPA seyogianya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat dimengerti siswa vdan memungkinkan terjadi interaksi sosial.
Model pembelajaran IPA dipilih sesuai dengan sifat IPA sebagai pengetahuan dekleratif maupun pengetahuan prosedural. Komponen – komponen pembentuk model pembelajaran dirumuskan sesuai dengan sifat model pembelajaran yang disusun dan terutama ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai  melalui pembelajaran tersebut.

MODUL 3.
Klasifikasi dan Adaptasi Mahluk Hidup
Keragaman makhluk hidup dipelajari dengan cara klasifikasi, yaitu mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan atau perbedaan ciri – ciri morfologi, anatomi, fisiologi, dan tingkah laku. Unit-unit atau kelompok yang memiliki persamaan ciri-ciri dan menunjukkan adanya tingkatan dikenal dengan takson. Dari jenjang yang tertinggi hingga yang terendah kingdom, filum (untuk hewan) atau devivsi (untuk tumbuhan), kelas, ordo, famili, genus, dan spesies.
Dalam pengklasifikasian mahluk hidup meliputi sistem alami, sistem buatan dan sistem  filogenetik yang berkembang menjadi sistem dua kingdom, tiga kingdom, empat kingdom, lima kingdom dan enam kingdom. Sistem dua kingdom terdiri dariplantae  dan animalia, sistem tiga kingdom terdiri dari protista, plantae, dan animalia.. sistem empat kingdom, terdiri dari monera, protista, plantae, dan animalia.sistem dari lima kingdom terdiri dari monera, protista, fungi, plantae, dan animalia. Sedangkan sistem enam kindom terdiri dari Eubacterial, Archaebacteria, protista, fungi, plantae,dan animalia.
Berdasarkan perubahan – perubahan yang terjadi, adaptasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut.
1.  Adaptasi Morfologi merupakan suatu penyesuian mahluk hidup terhadap lingkungannya berkaitan dengan bentuk dan struktur organ tubuh yang tampak dari luar dan mudah diamati.
2.  Adaptasi fIisiologi merupakan penyesuian fungsi fisiologi alat – alat atau organ – organ tubuh terhadap lingkungan.
3.  Adaptasi Tingkah Laku merupakan penyesuian mahluk hidup terhadap lingkungannya melalui tingkah laku.
Beberapa faktor lingkungan darat mempengaruhi cara adaptasi mahluk hidup antara lain:
1. Keadaan tanah
2. Topografi daratan
3. Suhu lingkungan dan intensitas cahaya
Sedangkan faktor lingkungan air yang mempengaruhi cara adaptasi mahluk hidup antara lain :
1. Kadar garam atau mineral
2. Kedalaman air
3. Intensitas cahaya
4. Kadar oksigen
5. Arus air.