Tuesday, January 29, 2013

KITA DAN CINTA

Aroma perpisahan itu kian dekat
Linangan airmata ats tawa dan canda
Melepas kenangan-kenangan indah
Mengingatnya bagai tetesan embun
Bagai secercah cahaya yang menemukan keabadian
Hapus airmata, biarkan ia menguap
Berganti senyuman
Apa bedanya berpisah atau tidak
Hati kita tetap SATU
Jarak hanya memisahkan raga
Tidak dengan jiwa kita
Jiwa kita tetap bermain di alamnya
Memori ini akan terus memutar
Kisah indah itu
Tawa, tangis, kegilaan,
Semuanya.......
Selama nafas masih berhembus,
Jantung masih berdetak
Kita masih dalam SATU naungan
CINTA.....

Yang tinggal di gunung merindukan pantai.
Yang tinggal di pantai merindukan gunung.

Di musim kemarau merindukan musim hujan.
Di musim hujan merindukan musim kemarau.

Yang berambut hitam mengagumi yang pirang.
Yang berambut pirang mengagumi yang hitam.

Diam di rumah merindukan bepergian.
Setelah bepergian merindukan rumah.

Ketika masih jadi karyawan ingin jadi Entrepreneur supaya punya kebebasan waktu.
Begitu jadi Entrepreneur ingin jadi karyawan, biar tidak pusing.

Waktu tenang mencari keramaian.
Waktu ramai mencari ketenangan.

Saat masih bujangan, pengen punya suami ganteng/istri cantik.
Begitu sudah dapat suami ganteng/istri cantik, pengen yang biasa-biasa saja, bikin cemburu aja/takut selingkuh..

Punya anak satu mendambakan banyak anak.
Punya banyak anak mendambakan satu anak saja.

Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki.
Namun setelah dimiliki tak indah lagi.

Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, namun mengabaikan apa yang sudah dimiliki tanpa rasa syukur ?
‘Semoga kita menjadi pribadi yang yang senantiasa bersyukur dengan berkah yang sudah kita miliki’

‘Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun kecil’
Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran negatif.

Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua.
Syukuri apa yang ada, karena hidup adalah anugerah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas.

Wednesday, January 16, 2013


Murtakibudz Dzunub - Demi Allah, tidaklah seorang pemuda melihat gadis kecuali gadis itu dibayangkannya dalam keadaan telanjang tanpa pakaian.

Demi Allah, begitulah... Yang kami bersumpah untuk kali keduanya padamu. Jangan kau percaya apa yang dikatakan lelaki, bahwa ia tidak akan melihat seorang gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara sebagai seorang sahabat, ia akan mencintainya sebagai seorang kawan.

Demi Allah ia telah berbohong! bila engkau mendengar obrolan anak-anak muda ditengah kesepian mereka, maka engkau akan mendengarkan sesuatu yang mengerikan. Senyuman yang dia berikan padamu, kehalusan budi serta bahasa dan perhatiannya, semua itu tidak lain hanyalah perangkap rayuan untuk mencapai tujuannya atau paling tidak, pemuda itu merasa bahwa itu adalah rayuan untuk melunakkan hatimu [hingga kau terpesona.pen]

Kemudian setelah itu apa yang akan terjadi? Apa, wahai puteriku? Coba kau pikirkan!

Kalian berdua sesaat masuk dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau selama-lamanya akan tetap merasakan penderitaan akibat kenikmatan sesaat itu.

Sedang pemuda tersebut akan terus mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, sedang engkau sendiri yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu yang membuncit.

Jiwamu menangis, kening [kehormatanmu] tercoreng. Mungkin masyarakat yang dzalim dapat mengampuni pemuda itu, dengan mengatakan: "Ia hanyalah pemuda yang tersesat lalu bertaubat".

Tetai engkau, selama hidupmu tetap berkubang dalam kehinaan dan ke-aiban, karena masyarakat tidak akan mengampunimu selama-lamanya.

Namun, jika saat engkau bertemu pemuda kau busungkan dadamu, kau palingkan mukamu dan kau tunjukkan [luhurnya kepribadian seorang muslimah] lalu kau menghindar... Dan kalau pemuda yang mengganggumu itu belum mengindahkan, sampai berbuat lancang lewat erkataan atau tangannya yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan kekepalanya, bila semua itu kau lakukan, maka semua orang dijalan akan membelamu.

Setelah itu, pemuda-pemuda nakal tak kan mengganggu gadis-gadis lagi. Dan tentu jika ia seorang pemuda yang shalih ia akan datang kepadamu untuk meminta maaf dan tidak akan mengulangi perbuatannya. Selanjutnya, ia akan mengharapkan hubungan yang halal dengan datang melamarmu.

(Kutipan artikel ini ditulis oleh beliau Syaikh Ali Tanthawi dalam bukunya yang berjudul "Yaa Binti". Semoga bermanfaat.)

Monday, January 14, 2013

Thursday, January 3, 2013

KERAS, CERDAS DAN IKHLAS


Apa kata guru en ortu kita saat ulangan kita jeblok atau karya tulis kita nggak menang di perlombaan? Pasti semua sepakat bilang “Work harder!” Kita kudu kerja lebih keras lagi. Yup, nggak ada cita-cita setinggi apapun bisa kita raih tanpa kerja keras. Nonsense. Setiap keinginan ataupun cita-cita sekecil apapun pasti butuh usaha. Dan itu kita namakan bekerja. Nggak usah pengen jadi Einstein kesebelas, untuk dapat nilai cep? waktu ulangan fisika juga butuh kerja keras.

“Nggak ada yang gratis di dunia ini,” kata para kapitalis. Barangkali kalimat itu terdengar terlalu kejam walau ada benernya. Ya sedikitlah. Seenggaknya untuk meraih sesuatu itu orang perlu bekerja dan bekerja. Jangan membiasakan diri jadi orang malas, menengadahkan tangan dan mengharap belas kasihan dari orang lain. Rasulullah saw. bersabda:“Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah,” (HR Bukhari)

Kita juga boleh girang hati kalo senang bekerja keras, pasalnya Rasulullah saw. sangat cinta pada orang-orang yang giat bekerja. Suatu ketika beliau saw. berjabat tangan dengan Sa’ad bin Mu’adz ra.. Beliau menyentuh permukaan tangan Sa’ad kasar dan bertanya sebabnya. Mu’adz menjawab kalau ia biasa bekerja keras menafkahi keluarganya. Rasulullah saw. kontan berujar, “Ini dua tangan yang dicintai Allah SWT.” Wow!

Orang-orang sukses di dunia ini umumnya adalah orang-orang yang “bandel”. Pantang menyerah dan giat berusaha. Salah satunya Honda, pendiri perusahaan raksasa otomotif dunia. Untuk mencapai tahta keberhasilannya itu Honda telah menempuh jalan panjang untuk mencapai hasil yang kita bisa lihat sekarang ini. Waktu sekolah Honda bukan anak yang menonjol, keluarganya juga miskin. Dalam usahanya mendirikan perusahaan, berkali-kali dia harus menelan pil pahit karena hancurnya pabriknya baik itu karena kebakaran maupun gempa bumi. Tapi dia tidak kenal menyerah dan berusaha terus bekerja tak kenal lelah hingga mencapai keberhasilan dari usahanya.

Rasulullah saw. dan para sahabat pun bekerja keras untuk menegakkan kalimat Allah di atas muka bumi ini. Berjuang tak kenal lelah dan pantang menyerah, walau terkadang bersimbah darah. Hingga akhirnya kemenangan pun teraih.Kerja keras memang harus, tapi sekedar kerja keras saja tidak cukup. Kita juga dituntut untuk bekerja cerdas. Orang bilang setiap keputusan dan tenaga yang dicurahkan harus tepat guna dan berdaya guna, alias efektif dan efesien. Ambil contoh kasus, ketika menghadapi ujian matematika, maka nggak cukup sekedar menghafal rumus dan turunannya tapi kita juga harus melakukan latihan-latihan praktis dengan rumus-rumus itu. Sebabnya jelas, matematika pelajaran eksakta, bukan hafalan.

Rumus kuno menyebutkan siapa yang kuat itu yang menang. Kenyataannya seringkali yang kuat dilibat oleh yang ‘biasa-biasa’ saja. Sebabnya satu; mereka yang kuat seringkali lupa menggunakan tenaganya dengan tepat.Terjadilah pemborosan sumber daya. Sementara yang kecil karena dijepit oleh keadaan mau nggak mau harus mutar otak untuk menggunakan tenaga? yang ‘ala kadarnya’ itu dengan sebaik-baiknya.

Jepang adalah negara dengan luas lahan yang terbatas. But dengan keterbatasan lahan itu justru mendorong para petani dan ilmuwan pertanian di Jepang berpikir kreatif, efektif dan efesien. Hasil pertanian di sana pun jauh lebih unggul ketimbang Indonesia, misalkan? yang luas tanah pertaniannya sekian puluh kali luas lahan pertanian di Jepang.

Itu juga yang dialami nasib umat Islam yang hampir 1 miliar tapi nggak becus ngancurin penjajah Israel. Sebabnya jelas, kita amal kita kurang keras juga kurang cerdas. Bagaimana tidak cerdas bila peluru dihadapi dengan diplomasi. So, paduan kesungguhan dan kecerdasan adalah kekuatan yang menakjubkan.

ooOoo

Kesungguhan dan kecerdasan insya Allah akan mendatangkan kesuksesan, tapi apakah kesuksesan adalah jaminan akan datangnya kebahagiaan? Nggak juga. Karena nggak semua hal bisa terukur dengan materi dan pujian. Kalau kita hanya berkonsentrasi pada materi dan pujian bisa-bisa kita jadi manusia yang megalomania; haus materi dan pujian. Saat apa yang kita kerjakan nggak mendapatkan balasan materi, atau nggak ada applaus atau lemparan bunga, kita kecewa. Akhirnya kita malas untuk berbuat kebaikan bagi orang lain karena khawatir nggak mendapat balasan setimpal atau perhatian. Lebih parah lagi kita juga nggak mau berbuat kebaikan untuk diri kita sendiri karena merasa nggak ada pengaruhnya buat kehidupan kita. Ya, kita jadi serba berhitung mengharap balasan dari orang lain.

Kenyataannya nggak semua usaha manusia itu seketika mendapat balasan. Dan seandainya semua orang berpikiran begitu - senantiasa berharap balasan materi dan pujian - betapa susahnya hidup di dunia ini. Jangan lupa, manusia juga punya dua macam naluri yang pemenuhannya bukan materi, naluri itu adalah naluri beragama (gharizah tadayyun) dan naluri mempertahankan diri (gharizah baqa’). Kalau manusia melulu dipenuhi materi dan pujian, nuraninya bisa garing dan lama kelamaan mati. Karenanya kerja keras dan cerdas saja belum cukup juga, seorang muslim ketika beramal juga harus ikhlas. Menempatkan keridlaan Allah di atas segala-galanya. Dalam belajar, setelah belajar dengan keras dan cerdas, ia juga harus ikhlas. Bahwa belajar itu mengharapkan kebaikan, manfaat ilmu dan ganjaran pahala. Bukan nilai di atas kertas apalagi perhatian dari orang lain. Prestasi orang yang belajar untuk sekedar indeks prestasi hanya akan berhenti pada nilai itu, sementara orang yang ikhlas amalnya menjulang ke langit. Demikian pula amal-amal yang lainnya terasa manis saat ikhlas dijadikan sebagai tumpuan.

Maka jadikan keikhlasan sebagai salah satu kaidah amal perbuatan kita. Dengan begitu kita akan menjadi insan yang utama. Tidak hitung-hitungan, tidak mencari perhatian ataupun pujian. Cukuplah Allah SWT. yang memberikan pujian dan balasan bagi kita. [januar]

[diambil dari Majalah PERMATA edisi Juli 2003]

LURUSKAN NIAT DALAM PERSAHABATAN

Luruskan Niat Dalam PersahabatanSeorang sahabat bisa lebih baik dan lebih dekat dari pada saudara atau keluarga, sahabat juga bisa menjadi seorang yang lebih jahat dari pada penjahat sekalipun. itu semua tergantung bagaimana cara kita berteman, dan teman seperti apa yang kita pilih.

Islam selalu menuntun kita kepada hal yang baik. dalam hal persahabatan juga, pertama dalam hal niat kita diperintahkan untuk meniatkan dalam persahabatan hanya untuk menggapai ridho Allah. bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan. dan sebagai contoh adalah persahabatan antara Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam- dan para sahabat-sahabatnya.

Coba renungkan ayat berikut :

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

Artinya : "Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." (QS Az-Zukhruf : 67)

Ali bin Abi Thalib menafsirkan ayat diatas : Dua sahabat yang didasari oleh iman dan dua sahabat yang didasari kekufuran.

Setelah salah seorang dari sahabat yang beriman meninggal, dia diberitakan akan tempatnya di surga. maka diapun ingat terhadap sahabatnya yang masih hidup, dan berdoa : Ya Allah, bahwa sifulan itu adalah sahabat hamba. dia selalu mengingatkan hamba untuk taat kepadaMu dan taat kepada RosulMu. dan memerintahkan hamba untuk selalu berbuat baik dan menjauhi yang mungkar. dan juga mengingatkan hamba akan kematian. Ya Allah, janganlah Engkau sesatkan dia dan perlihatkanlah kepadanya balasan (surga) sebagaimana Engkau perlihatkan kepada hamba. dan ridhoilah dia sebagaimana Engkau meridhoi hamba. maka dikatakan kepadanya : pergilah (kesurga) dan jika kamu mengetahui apa balasan untuknya niscaya kamu akan banyak tertawa dan sedikit menangis.

Dan tatkala yang satunya meninggal. ruh mereka berdua dikumpulkan dan mereka berdua diperintahkan untuk memuji satu sama lain. maka mereka saling mengatakan : sebaik-baiknya saudara, dan sebaik-baiknya teman.

Salah satu sahabat yang kafir meninggal, dan diberi kabar tentang tempatnya di neraka. maka diapun ingat terhadap sahabatnya. maka dia berdoa : ya Allah, si fulan adalah sahabatku. dia selalu memerintahkanku untuk bermaksiat kepadaMu dan RosulMu. dan memerintahkanku untuk mengerjakan hal-hal yang buruk dan menjauhi hal-hal yang baik. dan mengatakan kepadaku bahwa aku tidak akan bertemu denganMu.

Ya Allah. janganlah Engkau beri hidayah kepadanya sampai Engkau melihatkan balasan atasnya seperti balasan atasku. dan bencilah dia sebagaimana engkau membenciku.

Ketika sahabat yang satunya meninggal, dikumpulkanlah ruh mereka berdua dan diperintahkan untuk saling mencela, maka mereka saling mengatakan : seburuk-buruknya saudara, dan seburuk-buruknya teman.

Ibnu Abbas berkata : setiap sahabat akan menjadi musuh kelak di akherat kecuali yang menjadikan ketakwaan sebagai dasar dalam persahabatan.

Sudahkan anda memiliki sahabat yang selalu mengingatkan akan ketaatan kepada Allah dan RosulNya ? dan yang paling penting adalah, sudahkah anda menjadi seorang sahabat yang selalu mengingatkan sahabat anda dalam kebaikan ?

Read more: http://www.artikelislami.com/2012/11/luruskan-niat-dalam-persahabatan.html#ixzz2GsQgfzLG

Apakah Ilmu Komunikasi Perlu Dipelajarai?


Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia adalah insan yang hidup sebagai mahluk sosial yang senantiasa berhubungan dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Oleh sebab itu, menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi telah menjadi bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup, maka ia perlu berkomunikasi.

Selain itu, menurut Professor Wilbur Schramm, komunikasi dan masyarakat  adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab, tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat, maka manusia tidak dapat mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982).

Lalu, apakah ilmu komunikasi perlu dipelajari ?

Berikut beberapa alasan yang mendorong perlunya ilmu komunikasi dipelajari yang dinyatakan oleh Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc. dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi.

1.     Komunikasi yang baik dengan orang lain akan membantu seseorang memperoleh kemudahan dalam mendapatkan rezeki, sahabat, dan pelanggan. Bahkan dengan komunikasi yang baik seorang karyawan akan mudah mendapatkan promosi dari pimpinannya pada jenjang yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik.

2.     Semakin banyak orang tidak mengenal etika dalam berkomunikasi. Sering kita jumpai dalam menyampaikan pendapat atau somasi banyak orang seenaknya mengucapkan kata-kata yang bisa menyinggung perasaan orang lain, sehingga menyebabkan putusnya hubungan silahturahmi atau hubungan kemanusiaan mereka, padahal hubungan antarmanusia perlu dipelihara dalam memperbanyak peluang berusaha dan berkarier.

3.     Dengan mengetahui konsep, teori, dan dasar-dasar praktik komunikasi yang baik, seseorang menjadi pekerja komunikasi yang terampil dan professional dalam melaksanakan tugas-tugas yang diembannya.

4.      Perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat memaksa orang harus mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru terutama dalam bidang komputer, animasi gambar, dan internet. Jika tidak, ia akan ketinggalan dan sulit mendapatkan lapangan kerja yang sesuai dengan perkembangan. Dalam berbagai riset penempatan tenaga kerja, keterampilan komunikasi lisan dan tulisan (communication skills), bahasa asing, dan penguasaan komputer  menempati ranking teratas dalam penilaian seorang pelamar.