Monday, July 1, 2013

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR



A.      Pengertian Kemampuan Dasar Mengajar
keterampilan dasar mengajar (generic teaching skill) atau keterampilan dasar teknik intruksional yaitu keterampilan yang bersifat generik atau mendasar atau umum yang harus dikuasai oleh setiap guru, terlepas dari tingkat kelas dan bidang studi yang diajarkannya. Keterampilan dasar mengajar (KDM) merupakan keterampilan yang kompleks, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang jumlahnya sangat banyak.
B.        Macam – Macam Keterampilan Dasar Mengajar
Di antara keterampilan yang sangat banyak tersebut terdapat delapan KDM yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar, yaitu :
1.      Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
Menurut sugeng paranto (1979: 22-24), “yang dimaksud dengan Siasat membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam seting belajar mengajar untuk menciptakan  prakondisi,sehingga perhatian serta sikap mental siswa dapat digiring atau siap serta involve pada  persoalan/kegiatan yang akan dilakukan”.
Tujuan pokok dari siasat membuka pelajaran (set induktion) adalah:
i.       Untuk menyiapkan mental siswa  agar involve atau siap memasuki persoalan / kegiatan yang akan dibicarakan /dilakukan
ii.     Untuk menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang mau dibicarakan/dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Siasat menutup pelajaran (closure) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk :
                                 i.            Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru saja dibahas/dipelajari sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang makna serta esensi dari pokok persoalan yang baru saja diperbincangkan.
                                ii.            Mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pelbicaraan/pelajaran  tersebut agar  Informasi yang telah diterimanya dapat membangkitkan minat serta kemampuan pada masa-masa mendatang dalam kelanjutan proses belajar mengajar maupun penghidupannya.
                              iii.            Mengorganisasikan semua kegiatan maupun pembicaraan yang telah dipelajari dalam pertemuan tersebut sehingga merupakan suatu kebulatan yang berarti dalam memahami esensi bahan yang dipelajari.
2.        Keterampilan Bertanya
Selanjutnya Sugeng Paranto (1979: 4154) menyebutkan dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan penting, sebab pertanyan yang tersusun baik dengan teknik pelontaran yang tepat akan :
                                    i.            Meningkatkan partissipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
                                  ii.            Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan
                                 iii.            Mengembangkan pola berfikir dan cara belajar aktif dari siswa yang bersangkutan sebab berfikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
                                iv.            Menuntun proses siswa, sebab pertanyaan yang baik membantu jawaban yang baik.
                                  v.            Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Bagi para guru terutama yang belum mendapatkan penataran PBM atau lulusan Universitas, faktor-faktor yang  perlu diperhatikan dalam penyampaian pertanyaan adalah :
a.     Kejelasan dan kaitan pertanyaan
Harap diusahakan agar pertanyaan yang dikemukakan itu jelas maksudnya serta nampak benar kaitannya antara jalan pikiran satu dengan yang lainnya dan usahakan tidak  diselingi oleh kata-kata sisipan yang bersifat mengganggu.
b.     Kecepatan dan selang waktu
Kecepatan menyampaikan pertanyaan itu sendiri pada umumnya guru-guru muda belum berpengalaman cenderung banyak melontarkan pertanyaan ketimbang menerima jawaban dan pertanyaan-pertanyaan diucapkan denga cepat tanpa diselingi pause.tanpa memberikan kesempatan kepada siswa unutk berfikir.
c.     Pembagian dan penunjukan
Dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa agar diperhatikan sistem distribusinya, yaitu usahakan agar pertanyaan itu didistribusikan secara merata ke seluruh ruangan kelas, hal itu berhubungan dengan sifat pemalu atau kurang berani yang ada pada siswa.siswa yang pemalu biasanya cenderung segan menampilkan jawaban secara suka rela maka sebaiknya pertanyaan itu jangan dilepas begitu saja melainkan langsung ditujukan kepada salah seorang siswa, bila yang bersangkutan tidak dapat menjawab baru pertanyaan tersebut di “Redirecting”  pada siswa lain.
Selain itu, perlu juga diperhatikan oleh guru-guru terutama guru muda agar memperhatikan teknik bertanya. Teknik bertanya ini berguna untuk meningatkan kualitas jawaban siswa. Disamping guru harus memperhatikan ketiga faktor di atas. Teknik bertanya tersebut ialah :
a.     Teknik menunggu (memberi waktu yang cukup bagi siswa unutk berfikir).
Berikan waktu sejenak 1 5 detik kepada siswa untuk berfikir dalam rangka untuk menemukan jawabannya, pemberian waktu untuk memberikan kesempatan berfikir pada siswa itu ada efek positifnya, misalnya
a)       Siswa dapat memberikan jawaban yang lebih panjang dan lengkap
b)       Jawaban siswa lebih analitis dan kreatif
c)       Siswa akan merasa lebih yakin akan jawabannya
d)       Partisipasi siswa meningkat
b.     Reinforcement
Pemakaian yang tepat teknik ini akan menimbulakan sikap yang positif bagi siswa serta meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga memungkinkan pencapaian prestasi yang tinggi.
c.     Teknik menuntun dan menggali(prompting dan probing)
Prompting dan probing question dapat digunakan sebagai teknik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jawaban siswa.probing question ialah  pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban yang lebih lanjut. Adapun Jenis pertanyaan menurut taksonomi blum yaitu :
·         Pertanyaan pengetahuan
·         Pertanyaan pemahaman
·         Pertanyaan penerapan
·         Pertanyaan analisis
·         Pertanyaan sintesis
·         Pertanyaan evaluasi
3.        Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan dasar mengajar lainnya yaitu keterampilan memberi penguatan (reiforcement) yaitu menurut I.G.A.K wardani dalam Teori Belajar Motivasi dan keterampilan mengajar (1994: 83). Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena “penguatan “merupakan dorongan bagi siswa untuk menigkatkan penampilannya, serta dapat meningkatkan perhatian. Penguatan dapat dibedakan dalam bentuk :
a.       Verbal yaitu berupa kata-kata / kalimat pujian, seperti : bagus, tepat sekali, ”saya puas dengan pekerjaanmu”.
b.       Non verbal, yaitu berupa :
1. gerak mendekati
2. Mimik dan gerakan
3. Sentuhan
4. Kegiatan yang menyenangkan
5. Token(sibol atau benda kecil).
4.        Keterampilan Mengadakan Variasi
Selanjutnya I.G.A.K wardani (1994: 83-88  dan 89-96)menyatakan, variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan dalam tujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:
a.       Variasi dalam gaya mengajar dapat di lakukan dalam berbagai cara seperti :
                                             i.            Variasi suara :rendah, tinggi,besar, kecil
                                            ii.            Memusatkan perhatian
                                          iii.            Membuat kesenyapan sejenak
                                          iv.            Mengadakan kontak pandang
                                           v.            Variasi kegiatan badan dan mimic
                                          vi.            Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas ke tengah atau ke belakang kelas.
b.     Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran
                                             i.            Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat
                                            ii.            Variasi alat dan bahan yang dapat didengar
                                          iii.            Variasi alat dan bahan yang dapat dimanipulasi
c.     Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan.
Pola interaksi dapat berbentuk : klasikal, kelompok dan perorangan sesuai dengan keperluan, sedang variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, latihan atau demonstrasi.
5.        Keterampilan Menjelaskan
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar atau pelatihan, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis, sehingga dengan mudah dapt dipahami oleh siswa.sehingga keterampilan ini wajib dimiliki oleh seorang guru. Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk :
a.          Membimbing siswa memahami berbagsi konsep, hukum, prinsip, atau prosedur.
b.          Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa” secara bernalar.
c.          Melibatkan siswa menghayati berbagai proses penalaran.
d.          Mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa.
e.          Menolong siswa menghayati berbagai proses penelaran.
Keterampilan menjelaskan terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut:
1.       Komponen perencanaan kegiatan mencakup :
a.       Isi pesan (pokok-pokok materi) yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai dengan contoh-contoh
b.       hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik penerima pesan(siswa)
2.       Komponen penyajian penjelasan mencakup hal-hal berikut:
a.         Kejelasan yang dapat dicapai dengan berbagai cara ,seperti:
§  Bahasa yang jelas
§  Berbicara yang lancar
§  Mendefinisikan istilah-istilah teknis
§  Berhenti sejenak untuk melihat respon siswa
b.       Menggunakan contoh dan ilustrasi, yang dapat mengikuti pola pikir induktif atau pola pikir deduktif
c.        Pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara : penekanan suara, membuat istihsar atau mengemukakan tujuan.
d.       Balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimik siswa atau dengan mengajukan pertanyaan
Dalam menerapkan keterampilan menjelaskan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.       Penjelasan dapat diberikan pada awal ,tengah ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
2.       Penjelasan harus sesuai dengan tujuan
3.       Materi yang dijelaskan harus bermakna
4.       Penjelasan yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa.
6.        Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kcil merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar mengajar yang penggunaannya cukup sering dilakukan. Ciriciri diskusi kelompok kecil adalah:
1.         Melibatkan 3-9 orang peserta
2.         Berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal ,artinya setiap anggota dapat berkominukasi langsung dengan anggotanya.
3.         Mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerjasama antar anggota lainnya.
4.         Berlangsung menurut proses sistematis
Diskusi kelompok kecil memungkinkan siswa:
1.         Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah.
2.         Meningkatkan pemahaman terhadap masalah penting.
3.         Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
4.         Mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi.
5.         Membina kerjasama yang sehat,kelompok yang kohesif,dan bertanggung jawab.
Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh pimpinan diskusi kelompok kecil adalah sebagai berikut :
1.      Memusatkan perhatian,yang dapat dilakukan dengan cara.
a.     Merumuskan tujuan diskusi secara jelas.
b.     Merumuskan kembali masalah, jika terjadi penyimpangan.
c.     Menandai hal-hal yang tidak relevan.
d.     Merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu.
Memperjelas masalah atau urunan pendapat, dengan cara :
a.       Menguraikan kembali atau merangkum urunan pendapat peserta.
b.   Mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok tentang pendapat anggota lain.
c.        Menguraikan gagasan anggota kelompok dengan tambahan informasi.
2.       Menganalisis pandangan
    1. Meneliti apakah alasan yang dikemukakan mempunyai dasar yang kuat.
    2. Memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati.
3.       Menigkatkan partisipasi siswa.
a.       Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang mereka unutk berfikir.
b.       Memberi contoh pada saat yang tepat.
c.        Menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat.
4.       Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.
a.       Memancin pendapat peserta yang enggan berpartisipasi.
b.       Memberikan kesempatan pertama pada peserta yang enggan berpartisipasi.
c.        Mencegah secara bijaksana peserta yang suka memonopoli pembicaraan.
d.       Mendorong mahasiswa unutk mengomentari pendapat temannya.
e.        Meminta pendapat siswa jika terjadi jalan buntu.
6.   Menutup diskusi
a.   Merangkum hasil diskusi
b.   Memberikan gambaran tidak lanjut
c.   Mengajak para siswa menilai proses diskusi yang telah berlangsung.
                Dalam melakukan diskusi perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1.       Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim terbuka.
2.       Diskusi yang efektif selalu didahului oleh perencanaan yang matang yang mencakup :
·       Topik yang sesuai
·       Persiapan informasi pendahuluan
·       Menyiapkan diri sebagai pimpinan diskusi
·       Pembentukan kelompok diskusi
·       Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua anggota kelompok bertatap muka.
7.        Keterampilan Mengelola Kelas
1.         Pengertian dan tujuan
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses belajar mengajar yang serasi dan efektif.
Guru perlu menguasai keterampilan ini agar dapat :
a.       Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab indbidu Maupun klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktifitas yang sedang berlangsung.
b.       Menyadari kebutuhan siswa
c.        Memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa
2.         Komponen keterampilan
a.Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dapat dilakukan dengan cara berikut:
·         Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama mendekati,memberikan pertanyaan atau memberi reaksi terehadap gangguan dalam kelas
·         Membagi perhatian secara visual dan vebal
·         Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan  siswa dan menuntut tanggung jawab siswa
·         Membari petunjuk-petunjuk yang jelas
·         Menegur dengan bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas bukan berupa ocehan,serta membuat aturan
·         Memberikan penguatan bila perlu
b.         Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap respon negatif siswa yang berkelanjutan. Untuk mengatasi hal ini guru dapat menggunakan 3 jenis strategi yaitu :  
i.         Modifikasi tingkah laku.
Dalam strategi ini terdapat 3 hal pokok yang harus dikuasai guru yaitu:
·         Mengajar tingkah laku baru yang diinginkan dengan cara memberi contoh dan bimbingan;
·         Menigkatkan munculnya tingkahlaku siswa yang baik dengan memberikan penguatan;
·         Menguragi munculnya tingkah laku yang kurang baik dengan memberi hukuman;
·         Ketiga hal tersebut harus dilakukan oleh guru dengan catatan bahwa;
·         Pelaksanaan dilakukan setelah perilaku terjadi;
·         Hukuman harus diberikan secara pribadi dan sendiri, hanya jika diperlukan.
ii.        Pengelompokan proses kelompok.
Dalam strategi ini kelompok dimanfaatkan untuk memecahkan masalah-masalah pengelolaan kelas yang muncul, terutama melalui diskusi dua hal yang perlu dilakukan guru adalah:
·         Memperlancar tugas tugas dengan cara mengusahakan terjadinya kerjasama dan memantapkan standar serta prosedur kerja.
·         Memelihara kegiatan kelompok, dengan cara memelihara dan memulihkan semangat, menangani konflik yang timbul, serta memperkecil masalah yang timbul.
iii.      Menemukan dan mengatasi tingah laku yang bermasalah.
Dalam strategi ini perlu ditekankan bahwa setiap tingkah laku yang keliru merupakan gejala dapat suatu sebab, untuk mengatasinya ada berbagai teknik yang dapat diterapakan adalah:
·         Pengabaian yang direncanakan;
·         Campur tangan dengan isyarat;
·         Mengawasi dari dekat;
·         Mengakui perasaan negatif siswa;
·         Mendorong kesadaran siswa untuk mengungkapakan permasalahannya;
·         Menjauhkan benda benda yang bersifat mengganggu;
·         Menyusun kembali program belajar;
·         Menghilangkan ketegangan dengan humor;
·         Menghilangkan penyebab gangguan;
·         Pengekangan secara fisik;
·         Pengasihan.
3.         Prinsip Penggunaan
Ada 6 prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola kelas :
Kehangatan dan keantusiasan dalam mengajar yang dapat menciptakan iklim kelas yang menyenangkan.
·         Menggunakan kata kata atau tindakan yang dapat menantang siswa untuk berfikir
·         Menggunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.
·         Keluesan guru/dosen dalam pelaksanaan tugas
·         Penekanan hal-hal yang bersifap positif
·         Penanaman disiplin diri sendiri.
Selanjutnya dalam mengelola kelas guru hendaknya menghindari hal-hal berikut.
·         Campur tangan yang berlebihan;
·         Penghentian suatu pembicaraan karena ketidak siapan guru;
·         Ketidak pastian memulai dan mengakhiri pelajaran;
·         Penyimpangan,terutama yang berkaitan dengan disiplin diri.
·         Bertele-tele;
·         Pengulangan penjelasan yang tidak diperlukan.
8.        Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Mengajar kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks pengajaran klasikal.di dalam kelas, seorang guru mungkin menghadapi banyak kelompok kecil serta banyak siswa yang masing-masing diberi kesempatan belajar secara kelompok maupun perorangan. Peranan seorang guru dalam hal ini yaitu :
Ø  Organisator kegiatan belajar mengajar
Ø  Sumber informasi bagi siswa
Ø  Pendorong bagi siswa untuk belajar
Ø  Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa.
Ø  Pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan.
Ø  Peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperti peserta lainya.
Komponen keterampilan Pengajaran kelompok kecil dan perorangan masing-masing memerlukan keterampilan yang berkaitan dengan penanganan siswa dan penanganan tugas ada 4 kelompok keterampilan yang perlu dikuasai oleh guru yaitu:
a.       Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, yang dapat ditunjukkan dengan cara :
1.     Kehangatan dan kepekaan siswa
2.     Berperan sebagai penasehat
3.     Membantu siswa menilai kemajuan sendiri.
b.       Prinsip penggunaan
                                        i.     Variasi pengorganisasian kelas besar,kelompok, perorangan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, kemampuan siswa ketersediaan fasilitas,  waktu serta kemampuan.
                                      ii.     Tidak semua topik  dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan perorangan. Informasi umum sebaiknya disampaikan secara klasikal.
                                     iii.     Pengajaran kelompok kecil yang efektif  selalu diakhiri dengan suatu kulminasi berupa rangkuman, pemantapan, kesepakatan, laporan dan sebagainya.
                                    iv.     Guru perlu mengenal siswa secara perorangan (individual) agar dapat mengatur kondisi belajar yang tepat.
                                      v.     Dalam kegiatan belajar perorangan ,siswa dapat bekerja secara bebas dengan bahan yang disiapkan.
Keberhasilan studi siswa dipangaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari dalam dan luar mahasiswa. Faktor luar misalnya fasilitas belajar, cara mengajar guru, sistem pemberian umpan balik dan sebagainya. Faktor faktor dari dalam siswa mencakup kecerdasan, strategi belajar motifasi dan sebainya.

No comments: