Friday, November 25, 2011

wawancara dengan seekor lebah - 'Allamah Sayyid Fadhil al-Nuri (rahmatullah 'alaih)

Wawancara dengan seekor lebah

Wartawan: terima kasih karena anda telah meluangkan waktu untuk wawancara dengan kami.

Lebah: tolong anda utarakan pertanyaan anda segera. harus anda tahu bahwa waktu saya sangatlah berharga dan saya punya banyak pekerjaan yang lebih penting. Saya menyisihkan waktu ini agar anda sampaikan kepada manusia apa yang akan saya katakan ini.

Wartawan: melihat cara bicara anda, sepertinya anda sedang mengejek saya. Saya tidak datang ke sini untuk dihina.

Lebah: menghina dan mengejek bukanlah kebiasaan kami para hewan dan serangga. Kami tidak pernah bermaksud untuk melecehkan seseorang. Sebaliknya, kami selalu berusaha membantu sesama. Yang harus anda ketahui, dan yang sebenarnya enggan untuk saya katakan adalah bahwa walaupun kalian anak cucu Adam mempunyai banyak keunggulan dan keutamaan, akan tetapi dalam beberapa segi kalian sangat berbeda dengan kami.

Wartawan: perkataan anda tidak berdasarkan dalil sama sekali. Tolong beri argumen yang kuat tentang omongan anda ini.

Lebah: kalau begitu, dengarkan baik baik apa yang saya sampaikan, agar anda tahu bahwa ucapan saya bukanlah omong kosong.
Kami para satwa bersih dari maksiat dan dosa sedangkan kalian melakukan dosa dosa. Ketika Allah swt melimpahkan amanatnya kepada langit, bumi, gunung dll, kami menolak amanat itu, karena kami sadar akan akibat dari beban berat itu. Dan kami juga tahu betul siapa pemilik asli amanat mulia itu. Akan tetapi, karena kalian “dzalum” dan “jahul”, kalian menerima itu. 

Pada mulanya, Allah swt menyerahkan amanat-Nya kepada langit dan bumi tetapi mereka menolak itu. Hingga tiba giliran kalian dan kalian menerima tugas ini sehingga kalian layak memiliki sifat “dzalum” dan “jahul” ini.* 

Allah swt memberikan “iradah” (kehendak) kepada kalian karena kalian menerima amanat ini. Tetapi kalian menyalahgunakannya untuk melawan kehendak Ilahi. Sedangkan untuk kami yang tidak menerima amanat-Nya, Dia menganugerahi kami tabiat “takwini” (cipta) serta “gharizah” (insting) yang berarti kami menerima taklif Ilahi apa adanya. 

Wartawan: apa lagi yang ingin anda sampaikan?.

Lebah: kami mempunyai kemampuan dan ilmu yang sangat hebat hingga kalian sendiri merasa kagum dan terheran heran. Siang dan malam kalian meneliti tentang kami melalui para spesialis dan dengan peralatan-peralatan canggih kalian. Kalian mengadakan seminar-seminar dan telaah-telaah tapi belum bisa mencapai hasil akhir. Kalian seperti seorang bayi di hadapan samudera tak bertepi.

Wartawan: saya belum bisa memahami maksud ucapan anda. Tolong terangkan lebih jelas lagi.

Lebah: saya yang ada di hadapan anda sekarang ini adalah seorang insinyur peninjau. Saya memantau dan mengawasi jalannya pembuatan sarang. Sarang yang membuat kalian melihatnya dengan seksama dengan takjub atas rancangan dan instalasinya. Saya tidak punya ijazah perguruan tinggi dan saya tidak pernah mengikuti pelajaran di SD, SMP atau SMA seperti kalian, akan tetapi saya melaksanakan tugas saya dengan baik. Sedangkan para insinyur kalian selalu merasa bahwa mereka masih dalam tahap pertama dan juga mereka terkadang salah dalam memperhitungkan pekerjaan mereka.

Wartawan: dari mana anda pelajari ilmu ini sehingga anda menjadi seorang insinyur?

Lebah: saya mempelajari semua ini dari universitas “takwini” dan insting. Setiap satu dari kami dilahirkan sebagai seorang insinyur.

Wartawan: ini merupakan keutamaan besar yang kalian miliki. Apakah ada ciri ciri lain yang ada pada kalian?.

Lebah: kalian anak anak adam, bisa sampai pada teknologi seperti yang kami miliki setelah berjuta juta tahun kalian hidup di dunia ini, itupun kalian hanya meniru dari kami dan kalian mengatasnamakan itu semua untuk diri kalian. Dengan itu semua, kalian menganggap diri kalian pemimpin ekosistem ini.

Wartawan: apa yang anda katakan itu tidak benar. Kami memang benar-benar takjub atas tatanan yang detail dan penciptaan yang sangat teratur dan sempurna yang ada pada kalian. Saya tidak datang ke sini kecuali untuk mendengarkan anda dengan seksama. Maka, katakan apa yang ingin anda katakan karena saya bisa memahami itu.

Lebah: kalian belajar terbang dari kami dan radar yang kalian buat adalah tiruan radar saudara kami kelelawar. Kami lebih dahulu tahu tentang medan magnet bumi dan besar sudut antara posisi kami dan sinar matahari. Kami menggunakannya untuk melakukan perjalanan jauh di penjuru bumi serta untuk mengatur waktu perjalanan tersebut. Kami juga tahu tentang sinar ultraviolet dan kami menggunakannya untuk melihat dengan jelas dan juga untuk mendeteksi titik-titik tersembunyi. Kami juga mempunyai bahasa yang lebih detail dan rumit dari bahasa kalian meskipun bahasa kami lebih sederhana dan kami menghubungkannya satu sama lain dengan antena. Kami menggunakan gelombang elektronik untuk hubungan jarak jauh. Kami juga menggunakan indera yang sangat kuat untuk memprediksi gempa bumi dan angin topan.

Kami mempunyai daya penciuman yang tajam sehingga kalianpun menggunakan kami untuk mengatasi kekurangan kalian. Kalian mempekerjakan saudara kami anjing untuk melacak obat-obatan terlarang dan untuk melacak orang yang terjerat longsor. Kalian mengunakan jasa saudara kami lumba-lumba untuk menolong orang orang yang tenggelam.

Kami para lebah mempunyai kemampuan luar biasa untuk menentukan mana telur jantan dan mana telur betina dan peralatan sonografi yang merugikan kesehatan wanita hamil yang kalian punyapun tidak sampai pada itu. Sesuatu yang bagi kalian luar biasa, bagi kami, itu hanya sesuatu biasa biasa saja yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Bijaksana kepada kami agar kami selalu tunduk dan patuh pada-Nya. 

Kami juga menguasai ilmu kedokteran tingkat tinggi, oleh karenanya, kami mempunyai umur yang sangat panjang. Saudara kami kura kura dapat hidup sampai beberapa abad. Memang, akhir-akhir ini kami sering menderita beberapa penyakit seperti influenza dll. Itu semua dikarenakan percobaan-percobaan kalian terhadap kami sehingga alam ini kotor dan rusak. Di dalam al Quran disebutkan: 

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
“telah nampak kerusakan di darat dan di laut karena ulah tangan manusia”.

Kami telah menemukan listrik berjuta juta tahun lalu. Teman kami ikan laut menggunakannya untuk mengusir dan membunuh musuh musuhnya. Sedangkan kalian, baru kemarin dapat merasakan nikmat anugerah itu.

Jangan lupa, secara global, kami berada di puncak ilmu dan sains sejak permulaan alam semesta ini diciptakan. Kalian para manusia baru beberapa hari saja bisa mencapai pojok pojoknya, itupun dengan percobaan-percobaan yang kalian lakukan terhadap kami. 

Setiap satu dari kami dilahirkan sempurna. Seekor merpati lahir seperti merpati dan sepanjang umur ia akan tetap menjadi merpati. Merpati telah mencapai kesempurnaannya sebagai merpati. Sedangkan manusia tidak dilahirkan sebagai manusia, akan tetapi ia lahir seperti sebutir benih. Ia bisa menempatkan dirinya di lingkungan yang cocok dan menjadi manusia di situ. Tentang Sayyidah Maryam as Al Quran menyebutkan: 

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتاً حَسَناً
“Dan tuhan menerimanya dengan baik dan memeliharanya dengan baik (pula)”

Kami diciptakan secara “bil fi’l” (aktual) sedangkan kalian diciptakan secara ”bil quwwah” (potensial). Oleh karena itu kalian bisa tumbuh dan berkembang bahkan lebih tinggi dari kami para hewan. Akan tetapi, meskipun ratusan nabi dan rasul telah datang kepada kalian, tapi kalian masih belum bisa mencapai derajat “insaniyah”(manusia yang sebenarnya).

Wartawan: anda jangan lupa, kami para manusia memiliki keutamaan-keutamaan yang mana kalian para hewan tidak mempunyai itu, seperti akal dan “iradah” (kehendak).

Lebah: kami tidak memungkiri itu, tapi kalian mencoreng nama semua keutamaan yang kalian punyai itu dengan hawa nafsu, kezaliman, ketidaksopanan, permusuhan, dan sifat sifat-sifat buruk seperti tamak, dengki, riya, makar dan kepengecutan.

Wartawan: oh…, perkataan anda sangat tajam dan dalam. Memangnya apa keutamaan yang anda miliki?.

Lebah: kami mempunyai sifat dan akhlak yang tinggi yang membuat kalian berdecak kagum sampai semua itu menjadi peribahasa untuk kalian.

Wartawan: tolong sebutkan contohnya.

Lebah: kami mempunyai ketangguhan yang luar biasa dan kami juga tak mengenal lelah. Kami menjalankan aktifitas berdasarkan peraturan umum yang kami punyai yaitu “kerja, kerja, kerja, dan kerja”. Sebagai contoh, saya harus menjelajahi ratusan taman bunga untuk mengumpulkan sekilo madu yang bermanfaat untuk mengobati penyakit-penyakit berbahaya bagi kalian dan saya harus mengambil intisari ribuan macam bunga dengan menempuh perjalanan sama dengan sepuluh kali putaran bumi tanpa sedikitpun merasa lelah dan mengeluh, hingga madu itu kami persembahkan kepada kalian tanpa adanya imbalan dan balasan apapun dari kalian. Untuk membuktikan perkataan saya, kalian lihat saja saudara saya semut dan hakekat keteguhan dan kesabaran serta ketangguhannya, sebaliknya, kalian mudah menyerah dan lepas tangan ketika menemui masalah dalam urusan urusan kalian.

Wartawan: anda berkata benar, tolong lanjutkan.

Lebah: kami selalu tepat dalam melaksanakan tugas tugas kami dan kami mentaati segala perintah dari atasan kami apa adanya, walaupun harus berakhir dengan kematian atau mungkin perintah itu adalah perintah bunuh diri. Mungkin anda pernah dengar teman teman kami belalang di China yang melemparkan diri mereka ke laut atas perintah ratu mereka. Begitu juga ikan paus yang secara berkelompok menepi ke pantai dan akhirnya mereka mati. Tak satupun dari mereka yang berani menyembunyikan diri dan lari dari perintah atasan mereka.

Wartawan: sangat menarik apa yang anda ungkapkan ini. Ada lagi yang ingin anda katakan?.

Lebah: kami mempunyai niat yang tulus dalam melaksanakan pekerjaan kami tanpa rasa riya. Kami tidak mencari nama, ketenaran, dan kedudukan sosial dan kamipun tidak suka dipuji puji orang. Kami tidak senang bila harus berdiri di depan kamera atau bila channel-channel televisi menayangkan gambar kami.

Wartawan: saya sangat kagum dengan anda. Saya juga bangga atas apa yang kalian punya. dengan sifat-sifat yang kalian miliki, kalianlah manifestasi dari firman Allah swt: 

فَمَن كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبّـِهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبّـِهِ أَحَداً
“Maka barang siapa mengharapkan pertemuan dengan tuhannya, maka hendaknya ia lakukan amalan saleh dan tidak menyekutukan tuhannya dalam ibadah dengan siapapun”

Lebah: kami juga mempunyai ketulusan dalam beramal dan kami melaksanakan tugas kami tanpa pengkhianatan, rasa menyepelekan ataupun kelicikan. Kami tidak ingin menipu atau membodohi orang lain. Dalam jual beli, kami tidak mencampur barang yang bagus dengan barang yang sudah rusak. Sedangkan kalian memalsukan barang-barang dan kalian tulis di atasnya “jangan gunakan barang tiruan”. Yang mengherankan lagi, kalian juga menggunakan cara cara yang licik atas kami. Sebagai contoh, kalian memberi kami gula untuk menutupi kejahatan kalian atas bunga bunga dan taman taman yang kalian musnahkan dan kalian jual itu dengan label “100% alami”. sedikitpun kalian tidak malu pada tuhan kalian.

Wartawan: benar, ini adalah fenomena buruk yang membuat manfaat berharga yang ada pada madu itu hilang.

Lebah: kami merasa cukup dan rela dengan apa yang kami punya dan kami hanya mencari apa yang kami butuhkan di hari ini saja. Bahkan raja hutan pun melakukan hal yang sama. Tidak ada rasa tamak dan serakah dalam diri kami, dan apa yang kalian sebut deposito dan asuransi pun tidak ada. Kami tidak menyimpan kekayaan kami di bank. Bagi kami masa sekarang ini lebih penting. Jika kalian melihat kami menyimpan sesuatu, itu hanya untuk masa di mana kami tidak akan dapat bekerja lagi karena situasi dan kondisi yang sulit. Tujuan kami sama sekali bukan untuk mengumpulkan kekayaan ataupun monopoli pasar. Sedangkan sebagian dari kalian mempunyai milyaran dolar sementara mereka menyaksikan kematian anak-anak jalan dan orang orang terlantar. Setelah mati, mereka mewariskan kekayaan mereka kepada anjing dan kucing peliharaan mereka. Mereka hidup seperti seorang pengemis dengan semua harta benda itu. Di akhirat kelak mereka akan merasakan azab yang pedih.

Wartawan: anda memang benar-benar punya naluri yang tinggi.

Lebah: kami mempunyai tenggang rasa dan pengorbanan. Kami selalu berbakti kepada orang orang yang di samping tidak menguntungkan bagi kami, mereka bahkan merugikan dan berbahaya bagi kami. Kami tidak mengharapkan apa-apa dari mereka atas pengorbanan dan bakti kami. Kami tidak mengharapkan mereka untuk mengobati luka kami atau mengubur jasad kami. Kami juga tidak meminta mereka untuk mengadakan acara duka dan bela sungkawa untuk kami. Bahkan kami tidak ingin mereka mengenang kami setelah kami mati.

Wartawan: sungguh anda telah menggetarkan hati saya dengan apa yang anda sampaikan. 
…………

1 comment:

R.Randy said...

kami sangat kagum dengan percakapan wartawam dengan lebah yg begitu pandai dia menjawab,raaa nya kami malu dengan tingkah manusia yg tak pernah menyadari dirinya siapa sama2 ciptaan Allah swt Lebah hanya seekor binatang yg kecil tetapi banyak memberi mamfaat kepada manusia. yg tak pernah tahu apa arti dari sebuah pengorbanan, lebah begitu bersih dari segalanya dia tidak ingin berebut bila mendapatkan sesuatu,tidak seperti kita yg selalu merasakan lapar,haus dan tak pernah kenjang.buat semua yg membaca komentar tentang kisah ini belajar lah menjadi orang yg BERSIH,IKHLAS dan TAWAQAL.AMIN 3X........